Kebaradaan TKQ dan TPQ Berkembang Pesat
*Ada 168 Unit
*Jumlah Murid 9.854 Orang
LUBUKLINGGAU-Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qura’an (TPQ) dan Taman Kanak-kanak Al-Quran (TKQ) atau yang lebih dikenal TPA di Kota Lubuklinggau, berkembangan pesat. Jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu, sekarang ada 168 unit, demikian kata Kepala Kantor Departemen Agama Kota Lubuklinggau, Drs HM Asri, melalui Kepala Seksi Pendidikan Keagamaan Pada Masyarat, Pemberdayaan Masjid dan Pendidikan Keagamaan Pada Pondok Pesantren (Kasi Penamas dan PK Pontren), Drs H A Zainuri Mattan, didampingi Hasbi Mustopa SAg di kantornya terletak di Jalan Sukarno Hata, Kelurahan Petanang, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Kamis (30/10).
Bertambahnya jumlah TPQ dan TKQ itu, lanjut Zainuri, karena partisipasi masyarat untuk mendidik anaknya di lembaga pendidikan keagamaan non formal itu cukup baik. “Hampir setiap masjid ada TPQ atau TKQ, sesuai dengan kebutuhan masyarat sekitar,” jelasnya.
Zainuri melanjutkan, bersarkan data dari Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid (BKPMRI) Kota Lubuklinggau, tahun 2008 jumlah anak yang mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan non formal yang mempelajari baca dan tulis Al-Quran itu sebanyak 9.854 orang. Dengan rincian TKQ 2.240 anak, sedangkan TPQ 7.614 orang.
“Kita hanya mengawasi keberadaan TPQ dan TKQ, sedangkan BKPMRI yang melakukan pembinaan,” bebernya.
Masih kata Zainuri, materi pelajaran di TKQ dan TKQ itu dititik beratkan pada membaca dan menulis Al-Quran yang dilengkapi alat peraga. Kemudain ada materi penunjang seperti ahlak mulia, kisah nabi, kisah sahabat nabi. “Kemudian mengenai metode yang digunakan dalam mengajarkan membaca Al-Qur’an kita sepakati metode Iqro’, “ ujarnya.
Lalu Zainuri, menjelaskan berdasarkan pedoman dari Departemen Agama Republik Indonesia (Depag-RI) tidak ada lagi sebutan TPA tapi diganti dengan sebutan TKQ, TPQ dan TQA (Ta’limul Quran Lil Aulad). Di Kota Lubuklinggau TQA ini belum ada. “Tujuan lembaga itu untuk membentuk generasi yang memiliki komitmen terhadap Al-Qur’an sebagai sumber prilaku, pijakan hidup dan rujukan segalaha urusan,” pungkasnya.
Selain itu lanjut mantan Kepala Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lubuklinggau Timur itu. Yakni untuk menanamkan kecintaan yang mendalam terhadap Al-Qur’an. “Selanjutnya mencetak generasi yang mampu dan rajin membaca terus menerus mempelajari isi kandungan Al-Qur’an dan memiliki kemaun yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffalah dalam kehidupan sehari-hari,” demikian kata Zainuri.
Kamis, 30 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar