Guru SMPN 8 Lubuklinggau Juara MTQ Tingkat Provinsi
LUBUKLINGGAU-Guru asal kota Lubuklinggau patut diacungi jempol, karena selain pandai mengajar juga mampu mengaji. Hal itu dibuktikan Deska Bernitasari, guru SMPN 8 Lubuklinggau, yang berhasil meraih juara II pada Musabako Tilawatil Qur’an (MTQ) antar guru se-provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Kegiatan itu digelar Rabu hingga Kamis (19-20/11) di Masjid Dinas Pendidikan provinsi Sumsel di kota Palembang. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau Drs Jufri Effendi, MM melalui Kasubbid Kurikulum Pendidikan (Dikdas), Samsumar, SPd kepada koran ini di kantornya, Senin (24/11).
Menurut Samsumar, kota Lubuklinggau mengutus dua guru untuk memeriahkan Hari Guru Nasional (HGN) ke-13 tahun 2008, yakni H Kamaluddin, SPd dan Deska Bernitasari. “Namun yang berhasil meraih juara adalah Deska.”(04)
Senin, 24 November 2008
Warga Nikan Respon Himbauan Kadinkes
*Bersihkan Lingkungan
LUBUKLINGGAU-Himbauan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya, SKM Mkes agar selalu menjaga kebersihan lingkungan direspon warga kelurahan Nikan Jaya, kecamatan Lubuklinggau Timur I. Terbukti, Minggu (23/11), mereka melakukan gotong-royong membersihkan tumpukan sampah yang selama ini sempat menutupi salah satu badan jalan yang ada di kelurahan tersebut.
“Sebenarnya kami sering menggelar gotong-royong semacam ini. Gotong-royong kali ini berbeda dari sebelumnya. Biasanya kami membersikan rumput di jalan masuk komplek sekitar pekarangan rumah masing-masing dan juga di sekitar lapangan. Tapi kali ini kami membersihkan tumpukan sampah menutupi salah satu badan jalan akses menuju komplek. Kami membersihkan tumpukan sampah itu setelah membaca himbauan Kadinkes, agar warga selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari berbagai penyakit,” kata M Isa, Anggota DPRD kota Lubuklinggau kepada koran ini, Minggu (234/11), ditengah kesibukanya gotong-royong bersama warga.
Isa menambahkan, musim hujan seperti saat ini harus mewaspadai penyakit demam berdarah seperti dihimbau oleh Kadiskes. Isa mengaku, untuk membersihkan tumpukan sampah di jalan pihaknya meminjam alat berat milik PT Takabaya. “Secara kebetulan perusahan itu sedang membangun jalan di sini (kelurahan Nikan Jaya-red),” ujarnya.
Lurah Nikan Jaya, M Ikbal, SSTP menambahkan, selain gotong-royong kebersihan warga juga mulai melakukan penghijauan di sekitar komplek. Bibit pohon dari Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan (DTPPK). “Ada 100 bibit yang kami tamam terdiri dari berbagai jenis pohon seperti mahoni dan lain-lain,” tukasnya. (04)
*Bersihkan Lingkungan
LUBUKLINGGAU-Himbauan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya, SKM Mkes agar selalu menjaga kebersihan lingkungan direspon warga kelurahan Nikan Jaya, kecamatan Lubuklinggau Timur I. Terbukti, Minggu (23/11), mereka melakukan gotong-royong membersihkan tumpukan sampah yang selama ini sempat menutupi salah satu badan jalan yang ada di kelurahan tersebut.
“Sebenarnya kami sering menggelar gotong-royong semacam ini. Gotong-royong kali ini berbeda dari sebelumnya. Biasanya kami membersikan rumput di jalan masuk komplek sekitar pekarangan rumah masing-masing dan juga di sekitar lapangan. Tapi kali ini kami membersihkan tumpukan sampah menutupi salah satu badan jalan akses menuju komplek. Kami membersihkan tumpukan sampah itu setelah membaca himbauan Kadinkes, agar warga selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari berbagai penyakit,” kata M Isa, Anggota DPRD kota Lubuklinggau kepada koran ini, Minggu (234/11), ditengah kesibukanya gotong-royong bersama warga.
Isa menambahkan, musim hujan seperti saat ini harus mewaspadai penyakit demam berdarah seperti dihimbau oleh Kadiskes. Isa mengaku, untuk membersihkan tumpukan sampah di jalan pihaknya meminjam alat berat milik PT Takabaya. “Secara kebetulan perusahan itu sedang membangun jalan di sini (kelurahan Nikan Jaya-red),” ujarnya.
Lurah Nikan Jaya, M Ikbal, SSTP menambahkan, selain gotong-royong kebersihan warga juga mulai melakukan penghijauan di sekitar komplek. Bibit pohon dari Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan (DTPPK). “Ada 100 bibit yang kami tamam terdiri dari berbagai jenis pohon seperti mahoni dan lain-lain,” tukasnya. (04)
Dikdas Siapkan Soal UUB
LUBUKLINGGAU-Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau dalam hal ini Bidang Pendididkan Dasar (Dikdas) siap menggelar Ujian Umum Bersama (UUB) yang akan digelar 1 hingga 3 Desember nanti.
“Panitia penulis naskah soal UUB SD/MI semester ganjil tahun pembelajaran 2008-2009 sudah selesai membuat soal dan soal siap didistribusikan ke sekolah” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau Drs Jufri Effendi, MM melalui Kasubbid Kurikulum Pendidikan (Dikdas), Samsumar, SPd kepada koran ini di kantornya, Senin (24/11).
Samsumar menyebutkan jadwal UUB, Senin (1/12) bahasa Indonesia dan pendidikan kewarganegaraan (PKn). Lalu Selasa (2/12) IPA dan IPS, selanjutnya Rabu (3/12) matematika dan pendidikan agama Islam (PAI). “Pada UUB 6 mata pelajaran yang diujikan,” jelasnya.
Masih kata Samsumar, 4 hingga 5 Desember dilanjutkan ujian sekolah, yakni untuk mata pelajaran muatan lokal (Mulok), pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes) serta seni budaya dan keterampilan.(04)
LUBUKLINGGAU-Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau dalam hal ini Bidang Pendididkan Dasar (Dikdas) siap menggelar Ujian Umum Bersama (UUB) yang akan digelar 1 hingga 3 Desember nanti.
“Panitia penulis naskah soal UUB SD/MI semester ganjil tahun pembelajaran 2008-2009 sudah selesai membuat soal dan soal siap didistribusikan ke sekolah” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau Drs Jufri Effendi, MM melalui Kasubbid Kurikulum Pendidikan (Dikdas), Samsumar, SPd kepada koran ini di kantornya, Senin (24/11).
Samsumar menyebutkan jadwal UUB, Senin (1/12) bahasa Indonesia dan pendidikan kewarganegaraan (PKn). Lalu Selasa (2/12) IPA dan IPS, selanjutnya Rabu (3/12) matematika dan pendidikan agama Islam (PAI). “Pada UUB 6 mata pelajaran yang diujikan,” jelasnya.
Masih kata Samsumar, 4 hingga 5 Desember dilanjutkan ujian sekolah, yakni untuk mata pelajaran muatan lokal (Mulok), pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes) serta seni budaya dan keterampilan.(04)
Sertifikasi Guru Kuota 2008 Lulus 132 Orang
*Tunjangan Profesi Dibayar Rapel
LUBUKLINGGAU-Kabar gembira bagi 132 guru dibawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, yang mengikuti program sertifikasi kuota 2008. Mengapa? Sebab mereka dinyatakan lulus dan tidak lama lagi akan menerima rapel tunjangan profesi
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi, MM melalui tim sertifikasi Disdik kota Lubuklinggau, Drs Rudi Erwandi, MPd kepada koran ini, Senin (24/11).
Lebih lanjut Rudi menjelaskan, dari 132 guru yang lulus sertifikasi, 17 orang menerima tunjangan terhitung April 2008 dan 115 orang dibayar terhitung Juli 2008. Ketentuan itu berdasarkan surat keputusan (SK) Direktur Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tanaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen PMPTK Depdiknas) No. 10037.1161/F/SK/2008 dan 10067.1161/F/SK/2008, tentang guru penerima tunjangan profesi pendidik kota Lubuklinggau.
“Mereka akan mendapat tunjangan profesi pendidik setiap bulan, besarnya setara dengan satu kali gaji pokok. Sesuai dengan undang-undang (UU) No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Mendiknas) No. 18 tahun 2007, tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan jo peraturan Mendiknas No. 11 tahun 2008, tentang Perubahan Peraturan Mendiknas No. 18 tahun 2007 dan peraturan Mendiknas No. 36 tahun 2007 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Bagi Guru,” jelasnya. (04)
*Tunjangan Profesi Dibayar Rapel
LUBUKLINGGAU-Kabar gembira bagi 132 guru dibawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, yang mengikuti program sertifikasi kuota 2008. Mengapa? Sebab mereka dinyatakan lulus dan tidak lama lagi akan menerima rapel tunjangan profesi
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi, MM melalui tim sertifikasi Disdik kota Lubuklinggau, Drs Rudi Erwandi, MPd kepada koran ini, Senin (24/11).
Lebih lanjut Rudi menjelaskan, dari 132 guru yang lulus sertifikasi, 17 orang menerima tunjangan terhitung April 2008 dan 115 orang dibayar terhitung Juli 2008. Ketentuan itu berdasarkan surat keputusan (SK) Direktur Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tanaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen PMPTK Depdiknas) No. 10037.1161/F/SK/2008 dan 10067.1161/F/SK/2008, tentang guru penerima tunjangan profesi pendidik kota Lubuklinggau.
“Mereka akan mendapat tunjangan profesi pendidik setiap bulan, besarnya setara dengan satu kali gaji pokok. Sesuai dengan undang-undang (UU) No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Mendiknas) No. 18 tahun 2007, tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan jo peraturan Mendiknas No. 11 tahun 2008, tentang Perubahan Peraturan Mendiknas No. 18 tahun 2007 dan peraturan Mendiknas No. 36 tahun 2007 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Bagi Guru,” jelasnya. (04)
Kamis, 20 November 2008
PB IKA LKS dan Dispora Mura Menggelar Diklat LKS
*Diikuti Siswa Utusan dari 20 Sekolah
MUSI RAWAS-Pengurus Persama Ikatan Keluarga Alumni Latihan Kepemimpinan Siswa (PB IKA LKS) bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olah raga (Dispora) kabupaten Musi Rawas (Mura) menggelar Pendidikan dan Latihan (Diklat), LKS Angkatan VI se-kabupaten Mura. Kegiatan berlangsung tiga hari, Kamis (20/11) hingga Sabtu (23/11), dipusatkan di Hotel Karya Dempo terletak di jalan Garuda Putih kota Lubuklinggau.
Ketua panita pelaksana, Lumatar Wahyudi, mengucapkan terima kasih kepada Dispora dan semua pihak yang telah membantu sehingga Diklat LKS angkatan VI dapat terlaksana. Dia menambahkan kegiatan itu dikuti 45 peserta utusan dari 20 SMA/SMK dan MA negeri dan swasta yang ada di kabupaten Mura. “Saya mengharapkan kepada para peserta agar mengikuti kegiatan ini dengan baik, “ harapnya.
Selama Diklat, peserta mendapat bimbingan dari nara sumber seperti Dispora dan komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Adapun materi pada hari Kamis (20/11) dimulai dari, arah kebijakan pembangunan Pemkab Mura, guna tercapainya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Mura dan peran serta pemuda khususnya pelajar dalam menyukseskan program tersebut. Peranan pemerintah melalui Dispora dalam membangkitkan kreatifitas pemuda. Kemudian Osis sebagai langkah awal, siswa belajar berorganisasi, dan pengenalan kampus.
Berikutnya Jumat (21/11), Pemberdayaan pemuda, yaitu yang pertama peran serta pemerintah guna membantu eksistensi organisasi pemuda yang ada di kabupaten Mura; kedua peran serta pelajar dalam memajukan pariwisata yang ada di kabupaten Mura; ketiga Dewan pimpinan Daerah (DPD) KNPI kabupaten Mura, sebagai tempat berhimpun organisasi pemuda yang ada di kabupaten Mura dan perananya; dan keempat leadership dan management organisasi.
Materi pertama Sabtu (22/11) Outtting. Dilanjutkan sejarah PB IKA LKS kabupaten Mura dan pemahaman terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) serta pimpinan organisasi LKS. Bingkai keluarga didalam IKA LKS. Sedangkan materi hari terakhir Minggu (23/11) tatacara berdiskusi dan teknik memimpin sidang dalam rapat dan teknik pembuatan proposal dan laporan kegiatan.
“Selama mengikuti Diklat peserta menginap di Hotel Karya Dempo,” demikian kata Lumatar Wahyudi.
Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Bupati Mura, H Ridwan Mukti yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olah raga (Kadispora), Drs H Saari Zahri. Kata sambutan tertulis yang dibaca Saari mengatakan, banyak hal dapat diungkapkan jika berbicara tentang orang-orang muda, generasi penerus bangsa. Mulai dari potensi, energi, semangat, cita-cita, minat, bakat dan pandangan-pandangannya tentang berbagai permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Dari sekian hal yang menarik dari orang-orang muda yang paling menarik untuk diketahui adalah bagaimana pemuda seperti saudara-saudara, memandang dan menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dibidang sosial budaya, politik dan kepemimpinan, baik pada skala lokal maupun nasional.
Saari melanjutkan, mengetahui pandangan generasi muda menjadi sangat penting karena pandangan akan mempengaruhi sikap, yang selanjutnya akan menunjukan kecenderungannya dalam bertindak. Pandangan positif dan optimis, dan selanjutnya akan memunculkan perilaku atau tindakan yang positif pula, demikian sebaliknya.
Kondisi kejiwaan pemuda, terutama yang berada dalam kelompok usia remaja, sebagian besar masih dalam kondisi yang labil, lebih mudah terpengaruh yang datang dari luar. Untuk menangkal prilaku buruk pemuda perlu diselenggarakan forum-forum yang kiranya dapat menguatkan pandangan dan sikap positif kaum remaja, agar tidak mudah goyah terhadap pengaruh negatif dari lingkungan pergaulan, dan tempat tinggal serta tayangan televisi yang tidak mendidik.
Pemkab Mura menyatakan apresiasi positif kepada IKA LKS dan semua pihak yang menyelenggarakan Diklat LKS. “Kalian harus tetap optimis,” demikian Saari.
Kemudain Kadispora memukul gong sebagai tanda pembukaan Diklat LKS. Lalu Saari mengenakan tanda peserta kepada perwakilan peserta. (04)
*Diikuti Siswa Utusan dari 20 Sekolah
MUSI RAWAS-Pengurus Persama Ikatan Keluarga Alumni Latihan Kepemimpinan Siswa (PB IKA LKS) bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olah raga (Dispora) kabupaten Musi Rawas (Mura) menggelar Pendidikan dan Latihan (Diklat), LKS Angkatan VI se-kabupaten Mura. Kegiatan berlangsung tiga hari, Kamis (20/11) hingga Sabtu (23/11), dipusatkan di Hotel Karya Dempo terletak di jalan Garuda Putih kota Lubuklinggau.
Ketua panita pelaksana, Lumatar Wahyudi, mengucapkan terima kasih kepada Dispora dan semua pihak yang telah membantu sehingga Diklat LKS angkatan VI dapat terlaksana. Dia menambahkan kegiatan itu dikuti 45 peserta utusan dari 20 SMA/SMK dan MA negeri dan swasta yang ada di kabupaten Mura. “Saya mengharapkan kepada para peserta agar mengikuti kegiatan ini dengan baik, “ harapnya.
Selama Diklat, peserta mendapat bimbingan dari nara sumber seperti Dispora dan komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Adapun materi pada hari Kamis (20/11) dimulai dari, arah kebijakan pembangunan Pemkab Mura, guna tercapainya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Mura dan peran serta pemuda khususnya pelajar dalam menyukseskan program tersebut. Peranan pemerintah melalui Dispora dalam membangkitkan kreatifitas pemuda. Kemudian Osis sebagai langkah awal, siswa belajar berorganisasi, dan pengenalan kampus.
Berikutnya Jumat (21/11), Pemberdayaan pemuda, yaitu yang pertama peran serta pemerintah guna membantu eksistensi organisasi pemuda yang ada di kabupaten Mura; kedua peran serta pelajar dalam memajukan pariwisata yang ada di kabupaten Mura; ketiga Dewan pimpinan Daerah (DPD) KNPI kabupaten Mura, sebagai tempat berhimpun organisasi pemuda yang ada di kabupaten Mura dan perananya; dan keempat leadership dan management organisasi.
Materi pertama Sabtu (22/11) Outtting. Dilanjutkan sejarah PB IKA LKS kabupaten Mura dan pemahaman terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) serta pimpinan organisasi LKS. Bingkai keluarga didalam IKA LKS. Sedangkan materi hari terakhir Minggu (23/11) tatacara berdiskusi dan teknik memimpin sidang dalam rapat dan teknik pembuatan proposal dan laporan kegiatan.
“Selama mengikuti Diklat peserta menginap di Hotel Karya Dempo,” demikian kata Lumatar Wahyudi.
Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Bupati Mura, H Ridwan Mukti yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olah raga (Kadispora), Drs H Saari Zahri. Kata sambutan tertulis yang dibaca Saari mengatakan, banyak hal dapat diungkapkan jika berbicara tentang orang-orang muda, generasi penerus bangsa. Mulai dari potensi, energi, semangat, cita-cita, minat, bakat dan pandangan-pandangannya tentang berbagai permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Dari sekian hal yang menarik dari orang-orang muda yang paling menarik untuk diketahui adalah bagaimana pemuda seperti saudara-saudara, memandang dan menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dibidang sosial budaya, politik dan kepemimpinan, baik pada skala lokal maupun nasional.
Saari melanjutkan, mengetahui pandangan generasi muda menjadi sangat penting karena pandangan akan mempengaruhi sikap, yang selanjutnya akan menunjukan kecenderungannya dalam bertindak. Pandangan positif dan optimis, dan selanjutnya akan memunculkan perilaku atau tindakan yang positif pula, demikian sebaliknya.
Kondisi kejiwaan pemuda, terutama yang berada dalam kelompok usia remaja, sebagian besar masih dalam kondisi yang labil, lebih mudah terpengaruh yang datang dari luar. Untuk menangkal prilaku buruk pemuda perlu diselenggarakan forum-forum yang kiranya dapat menguatkan pandangan dan sikap positif kaum remaja, agar tidak mudah goyah terhadap pengaruh negatif dari lingkungan pergaulan, dan tempat tinggal serta tayangan televisi yang tidak mendidik.
Pemkab Mura menyatakan apresiasi positif kepada IKA LKS dan semua pihak yang menyelenggarakan Diklat LKS. “Kalian harus tetap optimis,” demikian Saari.
Kemudain Kadispora memukul gong sebagai tanda pembukaan Diklat LKS. Lalu Saari mengenakan tanda peserta kepada perwakilan peserta. (04)
KKP Berhasil Membuat Mie dari Labu Kuning
*Uji Kesukaan Pangan
MUSI RAWAS-Kantor Ketahan Pangan (KKP) kabupaten Musi Rawas (Mura) bekerjasama dengan Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT) Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang dan Badan Ketahanan Pangan (BKP) propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengadakan uji kesukaan pangan, di desa Air Satan kabupaten Mura, Selasa (18/11) lalu.
“Uji Kesukaan pangan sebagai bentuk pelaksanaan kegiatan pengembangan pangan lokal sesuai surat Kepala Badan Ketahanan Pangan (KBKP) propinsi Sumsel, No. 521/Ban-Ketpang-262/1008, 23 Oktober 2008,” kata Ir Prima Dina Surya Rozak, Kepala Kantor Ketahanan Pangan kabupaten Mura, melalui press realise-nya, Kamis(20/11).
Selain itu lanjut Prima, untuk merespon isu strategis 2009 Kantor Ketahanan Pangan kabupaten Mura, diantaranya belum meratanya ketersedian dan distribusi pangan antar waktu dan antar wilayah. Kemudian belum optimalnya pengendalian cadangan pangan daerah. Masih perlu penanganan daerah rawan pangan. Masih kurangnya penerapan kajian pangan dan belum beragamnya pola konsumsi pangan bergizi dan berimbang sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH).
Masih dalam proses realisi tadi, peserta uji kesukaan pangan itu diikuti kelompok pangan olahan perempuan tani mandiri dan anggota TP PKK desa Air Satan yang diketuai Ny Ratmi Sulvianti, SAg serta dihadiri Kepala Desa Air Satan Ghufron. Dan Ketua PKMT Unsri, Dr Ir Elmeizy Arofah MSi. Menurut Prima uji kesukaan pangan kali ini pihaknya melakukan pembuatan mie terbuat dari labu kuning, kemudian disebut ‘mi laku’.
Lalu Prima menyebutkan cara membuatanya, pertama labu kuning dibersihkan. Setelah bersih dikukus dengan kulit (tanpa dikupas). Setelah matang kupas kulitnya, kemudian diperas menggunakan kain blacu lalu dihaluskan. Langkah selanjutnya 210 gram labu halus dicampur dengan 390 gram tepung terigu (sebagai adonan dasar). Satu butir telur bebek ditambah 1 sendok galam halus, satu sendok air dan 1 sendok minyak sayur diaduk rata, kemudian bahan ini disebut (bahan campuran). Berikutnya bahan capuran dimasukan ke dalam adonan dasar, aduk hingga rata.
Adonan tadi dipipiskan menggunakan alat ekstruder hingga ketebalan 1-2 Milimeter (jadi lembaran mie). Lembaran mie dicetak menggunakan alat pemotong mie. “Agar mie tidak menyatu tambahkan sedikit tepung terigu sambil diratakan. Berikut siapkan air mendidih yang diberi 1 sendok minyak sayur untuk merebus mie selama 5 menit dan tiriskan lalu segera diberi minyak sayur. Mie siap disajikan, bisa untuk mie bakso, rujak mie dan lain-lain,” kata pria kelahiran Palembang, 16 Mei 1958 itu.(04)
*Uji Kesukaan Pangan
MUSI RAWAS-Kantor Ketahan Pangan (KKP) kabupaten Musi Rawas (Mura) bekerjasama dengan Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT) Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang dan Badan Ketahanan Pangan (BKP) propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengadakan uji kesukaan pangan, di desa Air Satan kabupaten Mura, Selasa (18/11) lalu.
“Uji Kesukaan pangan sebagai bentuk pelaksanaan kegiatan pengembangan pangan lokal sesuai surat Kepala Badan Ketahanan Pangan (KBKP) propinsi Sumsel, No. 521/Ban-Ketpang-262/1008, 23 Oktober 2008,” kata Ir Prima Dina Surya Rozak, Kepala Kantor Ketahanan Pangan kabupaten Mura, melalui press realise-nya, Kamis(20/11).
Selain itu lanjut Prima, untuk merespon isu strategis 2009 Kantor Ketahanan Pangan kabupaten Mura, diantaranya belum meratanya ketersedian dan distribusi pangan antar waktu dan antar wilayah. Kemudian belum optimalnya pengendalian cadangan pangan daerah. Masih perlu penanganan daerah rawan pangan. Masih kurangnya penerapan kajian pangan dan belum beragamnya pola konsumsi pangan bergizi dan berimbang sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH).
Masih dalam proses realisi tadi, peserta uji kesukaan pangan itu diikuti kelompok pangan olahan perempuan tani mandiri dan anggota TP PKK desa Air Satan yang diketuai Ny Ratmi Sulvianti, SAg serta dihadiri Kepala Desa Air Satan Ghufron. Dan Ketua PKMT Unsri, Dr Ir Elmeizy Arofah MSi. Menurut Prima uji kesukaan pangan kali ini pihaknya melakukan pembuatan mie terbuat dari labu kuning, kemudian disebut ‘mi laku’.
Lalu Prima menyebutkan cara membuatanya, pertama labu kuning dibersihkan. Setelah bersih dikukus dengan kulit (tanpa dikupas). Setelah matang kupas kulitnya, kemudian diperas menggunakan kain blacu lalu dihaluskan. Langkah selanjutnya 210 gram labu halus dicampur dengan 390 gram tepung terigu (sebagai adonan dasar). Satu butir telur bebek ditambah 1 sendok galam halus, satu sendok air dan 1 sendok minyak sayur diaduk rata, kemudian bahan ini disebut (bahan campuran). Berikutnya bahan capuran dimasukan ke dalam adonan dasar, aduk hingga rata.
Adonan tadi dipipiskan menggunakan alat ekstruder hingga ketebalan 1-2 Milimeter (jadi lembaran mie). Lembaran mie dicetak menggunakan alat pemotong mie. “Agar mie tidak menyatu tambahkan sedikit tepung terigu sambil diratakan. Berikut siapkan air mendidih yang diberi 1 sendok minyak sayur untuk merebus mie selama 5 menit dan tiriskan lalu segera diberi minyak sayur. Mie siap disajikan, bisa untuk mie bakso, rujak mie dan lain-lain,” kata pria kelahiran Palembang, 16 Mei 1958 itu.(04)
Musim Hujan Waspadai DBD
*Cegah Dengan 3 M Plus
LUBUKLINGGAU-Penyakit yang harus diwaspadai pada musim hujan seperti saat ini adalah Malaria dan Demam Berdarah(DBD). Karena di musim hujan seperti sekarang ini, banyak terdapat genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk belang aedes aegypti sebagai biang penyebar demam berdarah dengue (DBD).
“Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk perlu menerapkan pola hidup bersih dengan membersikan pekarang rumah dan lakukan 3 M plus. Yakni, mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Kemudian menguras bak mandi minimal satu minggu sekali. Menutup tempat penampungan air agar tidak ada kesempatan bagi nyamuk untuk bersarang. Sedangkan plusnya yaitu menabur bubuk Abate,” demikian kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya, SKM Mkes kepada koran ini melalui ponselnya, Kamis (20/11).
Menurut Desilina Tjaya, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Dan untuk diketahui sebenarnya sehat itu mahal. Lalu Kadiskes menjelaskan, agar tidak terlambat masyarakat harus mengenali gejala atau ciri-ciri DBD. Gejala demam bisa terjadi secara mendadak dan berlangsung selama 2-7 hari. Demam pada penderita DBD biasanya suhu tubuh penderita cenderung turun-naik (3 hari panas, hari ke-4 turun, dan naik lagi pada hari ke-5).
"Secara umum kalau demam tidak sembuh dalam waktu dua hari, segera ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat,” imbuhnya. (04)
*Cegah Dengan 3 M Plus
LUBUKLINGGAU-Penyakit yang harus diwaspadai pada musim hujan seperti saat ini adalah Malaria dan Demam Berdarah(DBD). Karena di musim hujan seperti sekarang ini, banyak terdapat genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk belang aedes aegypti sebagai biang penyebar demam berdarah dengue (DBD).
“Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk perlu menerapkan pola hidup bersih dengan membersikan pekarang rumah dan lakukan 3 M plus. Yakni, mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Kemudian menguras bak mandi minimal satu minggu sekali. Menutup tempat penampungan air agar tidak ada kesempatan bagi nyamuk untuk bersarang. Sedangkan plusnya yaitu menabur bubuk Abate,” demikian kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya, SKM Mkes kepada koran ini melalui ponselnya, Kamis (20/11).
Menurut Desilina Tjaya, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Dan untuk diketahui sebenarnya sehat itu mahal. Lalu Kadiskes menjelaskan, agar tidak terlambat masyarakat harus mengenali gejala atau ciri-ciri DBD. Gejala demam bisa terjadi secara mendadak dan berlangsung selama 2-7 hari. Demam pada penderita DBD biasanya suhu tubuh penderita cenderung turun-naik (3 hari panas, hari ke-4 turun, dan naik lagi pada hari ke-5).
"Secara umum kalau demam tidak sembuh dalam waktu dua hari, segera ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat,” imbuhnya. (04)
Tim BPKP Audit Seluruh Madrasah Pengunaan BOS
MUSI RAWAS-Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPK) kantor cabang propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang berkedudukan di kota Palembang, Kamis (20/11), melakukan sosialisasi penggunaan Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) bagi madrasah dalam naungan Departemen Agama kabupaten Musi Rawas (Depag Mura). Kegitan itu dipusatkan di Aula Depag Mura, di jalan Depati Said kota Lubuklinggau, Kamis (20/11).
Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Mapenda), Habibullah Angkasa, MAg mengatakan, kegiatan itu diikuti seluruh kepala MI dan MTs yang menerima BOS. Dan kepala MA yang menerima bantuan dana dari pemerintah pusat. “Sosialisasi ini mengupas tentang penggunaan dana pembangunan gedung madrasah. Bertujuan untuk memperbaiki kinerja dan akuntabilitas pengunaan dana,” bebernya.
Selain sosialisasi, lanjut Habibulah, tim BPKP juga mengaudit pembukuan penggunaan dana madrasah tahun 2007. “Kalau terdapat kesalahan dalam pembukuan dapat langsung diarahkan tim BPKP, dengan begitu pengguna dana lebih mudah memahami. Kegiatan ini sifatnya pembinaan saja,” jelasnya.
Ditambahkan Habibullah, tidak itu saja tim BPKP juga akan turun ke lapangan, guna mengunjungi madrasah pengguna dana BOS, untuk mengetahui secara langsung kondisi di lapangan.
Dikemukakannya, penggunaan dana BOS untuk tahun 2007 sudah terserap 100 persen. “Untuk tahun 2008 ini masih dalam proses pembuatan laporan akhir,” pungkasnya.
MUSI RAWAS-Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPK) kantor cabang propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang berkedudukan di kota Palembang, Kamis (20/11), melakukan sosialisasi penggunaan Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) bagi madrasah dalam naungan Departemen Agama kabupaten Musi Rawas (Depag Mura). Kegitan itu dipusatkan di Aula Depag Mura, di jalan Depati Said kota Lubuklinggau, Kamis (20/11).
Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Mapenda), Habibullah Angkasa, MAg mengatakan, kegiatan itu diikuti seluruh kepala MI dan MTs yang menerima BOS. Dan kepala MA yang menerima bantuan dana dari pemerintah pusat. “Sosialisasi ini mengupas tentang penggunaan dana pembangunan gedung madrasah. Bertujuan untuk memperbaiki kinerja dan akuntabilitas pengunaan dana,” bebernya.
Selain sosialisasi, lanjut Habibulah, tim BPKP juga mengaudit pembukuan penggunaan dana madrasah tahun 2007. “Kalau terdapat kesalahan dalam pembukuan dapat langsung diarahkan tim BPKP, dengan begitu pengguna dana lebih mudah memahami. Kegiatan ini sifatnya pembinaan saja,” jelasnya.
Ditambahkan Habibullah, tidak itu saja tim BPKP juga akan turun ke lapangan, guna mengunjungi madrasah pengguna dana BOS, untuk mengetahui secara langsung kondisi di lapangan.
Dikemukakannya, penggunaan dana BOS untuk tahun 2007 sudah terserap 100 persen. “Untuk tahun 2008 ini masih dalam proses pembuatan laporan akhir,” pungkasnya.
Selasa, 18 November 2008
Uji Sampel Makanan Penyebab Keracunan Belum Jelas
*Di SMAN 3
LUBUKLINGGAU-Masih ingat kejadian 24 siswa dan seorang guru SMAN 3 Lubuklinggau, keracunan setelah menyantap makanan di kantin sekolah, Senin (3/11) lalu? terkait kejadian itu Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, mengaku bertindak cepat dengan mengambil sampel makanan yang sempat dimakan siswa waktu itu, selanjutnya dibawa ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palembang.
Namun hingga, Selasa (18/11) belum ada hasil dari uji sample makanan tersebut. Kadinkes Kota Lubuklinggau,Hj Desilina Tjaya SKM MKes dihubungi koran ini Selasa (18/11) mengakui hal itu. "Kami belum menerima hasilnya sehingga belum bisa disimpulkan apa yang menyebabkan siswa keracunan. Nanti akan saya tanyakan lagi dengan bagian yang menangani soal itu," janjinya.
sekedar mengiatkan kejadian itu terjadi bermula beberapa siswa sarapan di kantin sekolah, sekitar pukul 7.15 WIB atau sebelum upacara bendera, Senin (3/11). Siswa itu menyantap nasi gemuk (nasi uduk), dicampur mie dan kerupuk merah. Setelah beberapa jam kemudian anak-anak mulai terasa mual dan muntah-muntah. Melihat kejadian itu, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Petanang. Setelah dirawat selama beberapa jam, kondisi siswa mulai membaik selanjutnya diperbolehkan pulang oleh pihak Puskesmas. Dengan dipasilitasi pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Lubuklinggau, alhasil persoalan itu diselesaikan secara kekelurgaan karena pemilik kantin bertanggungjawab atas biaya yang ditimbulkan dari kejadian itu. Sedangkan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, menindaklajutinya dengan mengambil sampel makanan yang sempat dimakan siswa tadi ke BPOM di Palembang. (04)
*Di SMAN 3
LUBUKLINGGAU-Masih ingat kejadian 24 siswa dan seorang guru SMAN 3 Lubuklinggau, keracunan setelah menyantap makanan di kantin sekolah, Senin (3/11) lalu? terkait kejadian itu Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, mengaku bertindak cepat dengan mengambil sampel makanan yang sempat dimakan siswa waktu itu, selanjutnya dibawa ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palembang.
Namun hingga, Selasa (18/11) belum ada hasil dari uji sample makanan tersebut. Kadinkes Kota Lubuklinggau,Hj Desilina Tjaya SKM MKes dihubungi koran ini Selasa (18/11) mengakui hal itu. "Kami belum menerima hasilnya sehingga belum bisa disimpulkan apa yang menyebabkan siswa keracunan. Nanti akan saya tanyakan lagi dengan bagian yang menangani soal itu," janjinya.
sekedar mengiatkan kejadian itu terjadi bermula beberapa siswa sarapan di kantin sekolah, sekitar pukul 7.15 WIB atau sebelum upacara bendera, Senin (3/11). Siswa itu menyantap nasi gemuk (nasi uduk), dicampur mie dan kerupuk merah. Setelah beberapa jam kemudian anak-anak mulai terasa mual dan muntah-muntah. Melihat kejadian itu, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Petanang. Setelah dirawat selama beberapa jam, kondisi siswa mulai membaik selanjutnya diperbolehkan pulang oleh pihak Puskesmas. Dengan dipasilitasi pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Lubuklinggau, alhasil persoalan itu diselesaikan secara kekelurgaan karena pemilik kantin bertanggungjawab atas biaya yang ditimbulkan dari kejadian itu. Sedangkan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, menindaklajutinya dengan mengambil sampel makanan yang sempat dimakan siswa tadi ke BPOM di Palembang. (04)
Pasang fotonya…
SUMBANGAN-Anggota Apresiasi Seni SMAN Tugumulyo, kabupaten Mura, berfoto bersama dengan anak panti asuhan setelah menyerahkan sumbangan. Foto ist
Endriko: Ngamen Syarat Menjadi Anggota Sanggar Seni
TUGUMULYO-Sargar seni SMAN Tugumulyo, kabupaten Musi Rawas (Mura) punya cara unik dalam merekrut anggota baru, yakni setiap calon anggota wajib mengikuti Diklat ngamen di tempat-tempat umum sedangkan uang hasil dari ngamen disumbangkan kepada kaum duafa.
“Diklat itu wajib diikuti anggota baru dan sebagai bentuk uji mental. Minggu (15/11), lalu kami mengadakan Diklat tersebut di sekitar Simpang Periuk Lubuklinggau dengan memasuki sejumlah toko dan angkutan umum yang singgah di loket BUS. Ada 34 orang calon anggota yang mengikuti kegiatan itu,” kata Endriko anggota sanggar seni SMAN Tugumulyo kepada koran ini, Selasa (17/11).
Dia melajutkan, dari ngamen tadi peserta Diklat mampu mengumpulkan uang Rp 180 ribu. “Uangnya disumbangkan ke Panti Jompo di desa C Nawangsasi, kecamatan Tugumulyo,” jelasnya. (04)
SUMBANGAN-Anggota Apresiasi Seni SMAN Tugumulyo, kabupaten Mura, berfoto bersama dengan anak panti asuhan setelah menyerahkan sumbangan. Foto ist
Endriko: Ngamen Syarat Menjadi Anggota Sanggar Seni
TUGUMULYO-Sargar seni SMAN Tugumulyo, kabupaten Musi Rawas (Mura) punya cara unik dalam merekrut anggota baru, yakni setiap calon anggota wajib mengikuti Diklat ngamen di tempat-tempat umum sedangkan uang hasil dari ngamen disumbangkan kepada kaum duafa.
“Diklat itu wajib diikuti anggota baru dan sebagai bentuk uji mental. Minggu (15/11), lalu kami mengadakan Diklat tersebut di sekitar Simpang Periuk Lubuklinggau dengan memasuki sejumlah toko dan angkutan umum yang singgah di loket BUS. Ada 34 orang calon anggota yang mengikuti kegiatan itu,” kata Endriko anggota sanggar seni SMAN Tugumulyo kepada koran ini, Selasa (17/11).
Dia melajutkan, dari ngamen tadi peserta Diklat mampu mengumpulkan uang Rp 180 ribu. “Uangnya disumbangkan ke Panti Jompo di desa C Nawangsasi, kecamatan Tugumulyo,” jelasnya. (04)
Jumlah Pemustaka Terus Bertambah
*Sejak Menempati Eks Kantor Bappeda
LUBUKLINGGAU-Jumlah pengunjung Perpustakan kota Lubuklinggau terus mengalami peningkatan. Hal itu dapat dibuktikan dari total pemustaka (pengunjung-red) dari 2005 jumlah pemustaka hanya 3500 orang, 2006 mencapai 4000 orang, dan 2007 sampai 4500 orang. Sedangkan Januari hingga September 2008 jumlah pengunjung sudah mencapai angka 4448 orang.
Demikian diungkapkan staf perpustakaan kota Lubuklinggau, Sri Mulyani kepada koran ini di kantornya, Selasa (18/11).
Menurut Sri, peningkatan jumlah pemustaka terjadi sejak menempati gedung baru di eks kantor Bappeda kota Lubuklinggau di Jalan Garuda Hitam, tepatnya di samping Masjid Agung As-Salam Lubuklinggau. “Sejak kami pindah ke sini (eks kantor Bappeda-red) jumlah pemustaka terus bertambah, mungkin mereka lebih mudah untuk datang ke sini karena letaknya strategis,” kata Sri.
Ditambahkanya, pemustaka kebanyakan dari kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum, di antaranya ibu-bu rumah tangga. Kemudian staf bagian pelayanaan ini menyebutkan perpustakaan umum kota Lubuklinggau sekarang sudah memiliki koleksi 45 ribu judul buku.
Sedangkan total buku dari semua jenis buku ada 15 ribu eksemplar. Kemudian Sri, mengharapkan peran aktif masyarakat terutama bagi pemustaka agar berperan aktif untuk menyampaikan kritik dan saran termasuk usulan mengenai judul buku yang diinginkan. “Sehingga saat ada program penambahan buku kami bisa mengadakanya. Terkait soal saran yang dapat disampaikan secara tertulis, kemudian dimasukan ke dalam kotak saran,” harapnya.
Sri melajutkan, pihaknya berharap perpustakaan ini dapat berkembang pesat baik dari segi sarana maupun prasarana. “Sebenarnya perpustakaan ini belum begitu lengkap dari segi fasilitas ruangan. Boleh dibilang perpustakaan ini kekurangan ruangan seperti ruang tempat anak bermain,” pungkasnya.(04)
*Sejak Menempati Eks Kantor Bappeda
LUBUKLINGGAU-Jumlah pengunjung Perpustakan kota Lubuklinggau terus mengalami peningkatan. Hal itu dapat dibuktikan dari total pemustaka (pengunjung-red) dari 2005 jumlah pemustaka hanya 3500 orang, 2006 mencapai 4000 orang, dan 2007 sampai 4500 orang. Sedangkan Januari hingga September 2008 jumlah pengunjung sudah mencapai angka 4448 orang.
Demikian diungkapkan staf perpustakaan kota Lubuklinggau, Sri Mulyani kepada koran ini di kantornya, Selasa (18/11).
Menurut Sri, peningkatan jumlah pemustaka terjadi sejak menempati gedung baru di eks kantor Bappeda kota Lubuklinggau di Jalan Garuda Hitam, tepatnya di samping Masjid Agung As-Salam Lubuklinggau. “Sejak kami pindah ke sini (eks kantor Bappeda-red) jumlah pemustaka terus bertambah, mungkin mereka lebih mudah untuk datang ke sini karena letaknya strategis,” kata Sri.
Ditambahkanya, pemustaka kebanyakan dari kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum, di antaranya ibu-bu rumah tangga. Kemudian staf bagian pelayanaan ini menyebutkan perpustakaan umum kota Lubuklinggau sekarang sudah memiliki koleksi 45 ribu judul buku.
Sedangkan total buku dari semua jenis buku ada 15 ribu eksemplar. Kemudian Sri, mengharapkan peran aktif masyarakat terutama bagi pemustaka agar berperan aktif untuk menyampaikan kritik dan saran termasuk usulan mengenai judul buku yang diinginkan. “Sehingga saat ada program penambahan buku kami bisa mengadakanya. Terkait soal saran yang dapat disampaikan secara tertulis, kemudian dimasukan ke dalam kotak saran,” harapnya.
Sri melajutkan, pihaknya berharap perpustakaan ini dapat berkembang pesat baik dari segi sarana maupun prasarana. “Sebenarnya perpustakaan ini belum begitu lengkap dari segi fasilitas ruangan. Boleh dibilang perpustakaan ini kekurangan ruangan seperti ruang tempat anak bermain,” pungkasnya.(04)
Disdik Adakan Pelatihan Manajemen Sekolah
*Bagi Kepala Sekolah Negeri dan Swasta
LUBUKLINGGAU-Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tingkat SMP, SMA/SMK dan MA baik negeri maupun swasta mengikuti pelatihan manajemen sekolah yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) kota Lubuklinggau. Kegiatan digelar selama tiga hari (18-20/11) bertempat di Ball Room Hotel Hazmas Taba Lubuklinggau.
“Pelatihan ini mengikuti 73 orang peserta. Jumlah tersebut melampaui target yang diperkirakan panitia sekitar 60 peserta. Ternyata pelatihan ini sangat diminati,” kata Kasubbid Kurikulum Dikmenti Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, AM Irianto, SPd, ketua panitia pelaksana.
Menurut Kasubbid Kurikulum Dikmenti Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan wawasan kompetensi kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dalam mengelola sekolah. Sedangkan materinya diawali tentang kebijakan umum Disdik. Kemudian tentang rencana pengembangan program sekolah (RPPS), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), dan persiapan bahan ajar (PBA).
Sedangkan materi pada hari ini, Rabu (19/11), terdiri dari manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS), sertifikasi guru, akreditasi sekolah dan adminitrasi bimbingan konseling. “Lalu besok, Jumat (20/11), evaluasi pendidikan, administrasi sekolah dan administrasi keuangan,” paparnya.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kadisdik kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi, MM yang diwakili oleh Kabbid Dikmeti, Drs H Abdullah, SH MPd. Diawal sambutan tertulis yang dibacakan Abdullah, mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara atas terselenggaranya kegiatan pelatihan manajemen sekolah dan kepada para peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik. “Kegiatan ini salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kota Lubuklinggau,” ujarnya.
Ditambahkan Abdullah, salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan sektor pendidikan adalah peningkatan mutu, relevansi dan daya saing. Sehubungan dengan kebijakan itu, kepala sekolah, dewan guru dan stake holder pendidikan harus selalu meningkatkan kemampuan manajerial. Dengan demikian, diharapkan mampu untuk mengelola satuan pendidikan secara profesional dan bertanggung jawab.
Menurut Abdullah, kepala sekolah yang profesional adalah kepala sekolah yang memiliki wawasan kependidikan yang luas dan menguasai kompetensi manajemen sekolah, antara lain mampu menyusun perencanaan sekolah, mengelolah administrasi kelembagaan sekolah, mengelolah tenaga kependidikan, kesiswaan serta memiliki kemampuan melaksanakan supervisi dalam rangka pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Sehingga target pencapaian kurikulum dapat dipantau secara maksimal. Disamping kompetensi tersebut masih bayak lagi keterampilan manajerial kepala sekolah yang harus dikuasai.
Diharapkan dengan pelatihan ini, dapat menambah dan meningkatkan wawasan dan kemampuan kepala sekolah dan dewan guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing. “Kami mengharapkan seluruh peserta pelatihan ini dapat berperan aktif dan berbagi pengalaman antar sesama sehingga ada kesamaan persepsi dalam mengelolah lembaga pendidikan,” harapnya.(04)
*Bagi Kepala Sekolah Negeri dan Swasta
LUBUKLINGGAU-Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tingkat SMP, SMA/SMK dan MA baik negeri maupun swasta mengikuti pelatihan manajemen sekolah yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) kota Lubuklinggau. Kegiatan digelar selama tiga hari (18-20/11) bertempat di Ball Room Hotel Hazmas Taba Lubuklinggau.
“Pelatihan ini mengikuti 73 orang peserta. Jumlah tersebut melampaui target yang diperkirakan panitia sekitar 60 peserta. Ternyata pelatihan ini sangat diminati,” kata Kasubbid Kurikulum Dikmenti Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, AM Irianto, SPd, ketua panitia pelaksana.
Menurut Kasubbid Kurikulum Dikmenti Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan wawasan kompetensi kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dalam mengelola sekolah. Sedangkan materinya diawali tentang kebijakan umum Disdik. Kemudian tentang rencana pengembangan program sekolah (RPPS), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), dan persiapan bahan ajar (PBA).
Sedangkan materi pada hari ini, Rabu (19/11), terdiri dari manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS), sertifikasi guru, akreditasi sekolah dan adminitrasi bimbingan konseling. “Lalu besok, Jumat (20/11), evaluasi pendidikan, administrasi sekolah dan administrasi keuangan,” paparnya.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kadisdik kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi, MM yang diwakili oleh Kabbid Dikmeti, Drs H Abdullah, SH MPd. Diawal sambutan tertulis yang dibacakan Abdullah, mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara atas terselenggaranya kegiatan pelatihan manajemen sekolah dan kepada para peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik. “Kegiatan ini salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kota Lubuklinggau,” ujarnya.
Ditambahkan Abdullah, salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan sektor pendidikan adalah peningkatan mutu, relevansi dan daya saing. Sehubungan dengan kebijakan itu, kepala sekolah, dewan guru dan stake holder pendidikan harus selalu meningkatkan kemampuan manajerial. Dengan demikian, diharapkan mampu untuk mengelola satuan pendidikan secara profesional dan bertanggung jawab.
Menurut Abdullah, kepala sekolah yang profesional adalah kepala sekolah yang memiliki wawasan kependidikan yang luas dan menguasai kompetensi manajemen sekolah, antara lain mampu menyusun perencanaan sekolah, mengelolah administrasi kelembagaan sekolah, mengelolah tenaga kependidikan, kesiswaan serta memiliki kemampuan melaksanakan supervisi dalam rangka pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Sehingga target pencapaian kurikulum dapat dipantau secara maksimal. Disamping kompetensi tersebut masih bayak lagi keterampilan manajerial kepala sekolah yang harus dikuasai.
Diharapkan dengan pelatihan ini, dapat menambah dan meningkatkan wawasan dan kemampuan kepala sekolah dan dewan guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing. “Kami mengharapkan seluruh peserta pelatihan ini dapat berperan aktif dan berbagi pengalaman antar sesama sehingga ada kesamaan persepsi dalam mengelolah lembaga pendidikan,” harapnya.(04)
Minggu, 09 November 2008
Besok UN Program Kesetaraan
*Diikuti 500 Peserta
LUBUKLINGGAU-Ujian Nasional (UN) program kesetaraan priode kedua tahun pelajaran 2007/2008 besok (Selasa, 11/11) dimulai. Untuk paket C periode 11-14 November. Sedangkan paket B dan A akan dihelat 18-20 November 2008. Tercatat sebanyak 500 peserta akan mengikuti UN itu, dengan rincian Paket A setara SD 16 orang, Paket B setara SMP 167 orang, Paket C setara SMA 317. Masing-masing terdaftar dienam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKB) yang ada di Kota Lubuklinggau, demikian yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufria Effendi MM, melalui Kabid PLS, Rusli Spd, di kantornya Sabtu (8/11).
Rusli melanjutkan, di PKBM Sekantenan Paket B (34 peserta), Paket C (93 orang). Kemudian PKBM Sumber Ilmu, Paket A (10 orang), Paket B (59 orang) dan Paket C (135 orang). PKBM Bukit Sulap Mafaza Paket A (6 orang), Paket B (26 orang) dan Paket C (66 orang). PKBM Barokah, Paket B (7 orang) dan Paket C (13 orang) , PKBM Djati Wangi Paket B (9 orang) dan Paket C (10 orang) . Sedangkan PKBM Kara hanya menyelegarakan Paket B (32 peserta).
“Untuk UN priode kedua ini yang tidak menyelenggarakan Paket A PKBM Sekantenan, PKBM Baroka dan Djati Wangi,” jelas Rusli.
Terpisah, Ketua PKBM Sekantenan Kota Lubuklinggau, Darmen Jamarin SPd mengaku siap menyelenggarakan UN program kesetaraan.
Kesiapan itu lanjut, Darmen tidak hanya sebatas ucapan saja. Jauh sebelum UN digelar pihaknya sudah membuat strategi belajar dengan menggunakan sistem kerja kelompok. “Dan menggelar kegiatan try out (TO) sebagai upaya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan warga belajar menghadapi UN tersebut,” ujarnya.
Darmen melanjutkan, UN paket PKBM Sekantenan digelar di SMPN 9 Lubuklinggau.
Untuk diketahui, kata Darmen, PKBM Sekantenan telah mengeluarkan warga belajar sebanyak lima periode sejak tahun 2005. “Artinya, kami sudah ikut membantu pemerintah daerah dalam perkembangan dunia pendidikan di Kota Lubuklinggau. Bahkan lulusan PKBM Sekantenan banyak yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan ada yang sudah PNS,” ujar pria yang mempunyai slogan “Sekali Layar Terkembang Pantang Surut ke Belakang.” (04)
Berikut jadwal UN Program Kesetaraan
------------------------------------
A. Paket C Setara SMA (IPS),
* Selasa (11/11) PPKn dan Bahasa Inggris
* Rabu (12/11) Sosiologi dan Geografi
* Kamis (13/11) Bahasa Indonesia dan Ekonomi
*Jum’at (14/11) Matematika
B. Paket C Setara SMA (IPA)
* Selasa (11/11) PPKn dan Bahasa Inggris
* Rabu (12/11) Biologi dan Kimia
* Kamis (13/11) Bahasa Indonesia dan Fisika
* Jum’at (14/11) Matematika
C. Paket B Setara SMP
* Selasa (18/11) PPKn dan Matematika
* Rabu (19/11) IPS dan Bahasa Indonesia
* Kamis(20/11) Bahasa Inggris dan IPA
D. Paket A Setara SD
* Selasa (18/11) PPKn dan IPA
* Rabu (19/11) IPS dan Bahasa Indonesia
* Kamis(20/11) Matematika
-----------------
NB. 1. Waktu dimulai pukul 13.30-17.30
*Diikuti 500 Peserta
LUBUKLINGGAU-Ujian Nasional (UN) program kesetaraan priode kedua tahun pelajaran 2007/2008 besok (Selasa, 11/11) dimulai. Untuk paket C periode 11-14 November. Sedangkan paket B dan A akan dihelat 18-20 November 2008. Tercatat sebanyak 500 peserta akan mengikuti UN itu, dengan rincian Paket A setara SD 16 orang, Paket B setara SMP 167 orang, Paket C setara SMA 317. Masing-masing terdaftar dienam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKB) yang ada di Kota Lubuklinggau, demikian yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufria Effendi MM, melalui Kabid PLS, Rusli Spd, di kantornya Sabtu (8/11).
Rusli melanjutkan, di PKBM Sekantenan Paket B (34 peserta), Paket C (93 orang). Kemudian PKBM Sumber Ilmu, Paket A (10 orang), Paket B (59 orang) dan Paket C (135 orang). PKBM Bukit Sulap Mafaza Paket A (6 orang), Paket B (26 orang) dan Paket C (66 orang). PKBM Barokah, Paket B (7 orang) dan Paket C (13 orang) , PKBM Djati Wangi Paket B (9 orang) dan Paket C (10 orang) . Sedangkan PKBM Kara hanya menyelegarakan Paket B (32 peserta).
“Untuk UN priode kedua ini yang tidak menyelenggarakan Paket A PKBM Sekantenan, PKBM Baroka dan Djati Wangi,” jelas Rusli.
Terpisah, Ketua PKBM Sekantenan Kota Lubuklinggau, Darmen Jamarin SPd mengaku siap menyelenggarakan UN program kesetaraan.
Kesiapan itu lanjut, Darmen tidak hanya sebatas ucapan saja. Jauh sebelum UN digelar pihaknya sudah membuat strategi belajar dengan menggunakan sistem kerja kelompok. “Dan menggelar kegiatan try out (TO) sebagai upaya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan warga belajar menghadapi UN tersebut,” ujarnya.
Darmen melanjutkan, UN paket PKBM Sekantenan digelar di SMPN 9 Lubuklinggau.
Untuk diketahui, kata Darmen, PKBM Sekantenan telah mengeluarkan warga belajar sebanyak lima periode sejak tahun 2005. “Artinya, kami sudah ikut membantu pemerintah daerah dalam perkembangan dunia pendidikan di Kota Lubuklinggau. Bahkan lulusan PKBM Sekantenan banyak yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan ada yang sudah PNS,” ujar pria yang mempunyai slogan “Sekali Layar Terkembang Pantang Surut ke Belakang.” (04)
Berikut jadwal UN Program Kesetaraan
------------------------------------
A. Paket C Setara SMA (IPS),
* Selasa (11/11) PPKn dan Bahasa Inggris
* Rabu (12/11) Sosiologi dan Geografi
* Kamis (13/11) Bahasa Indonesia dan Ekonomi
*Jum’at (14/11) Matematika
B. Paket C Setara SMA (IPA)
* Selasa (11/11) PPKn dan Bahasa Inggris
* Rabu (12/11) Biologi dan Kimia
* Kamis (13/11) Bahasa Indonesia dan Fisika
* Jum’at (14/11) Matematika
C. Paket B Setara SMP
* Selasa (18/11) PPKn dan Matematika
* Rabu (19/11) IPS dan Bahasa Indonesia
* Kamis(20/11) Bahasa Inggris dan IPA
D. Paket A Setara SD
* Selasa (18/11) PPKn dan IPA
* Rabu (19/11) IPS dan Bahasa Indonesia
* Kamis(20/11) Matematika
-----------------
NB. 1. Waktu dimulai pukul 13.30-17.30
Dipendik Turunkan Tim Penilaian Ke SMA Azhariyah
LUBUKLINGGAU-Dijadwalkan hari ini (Senin, 10/11) Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau turunkan tim untuk melakukan penilaian SMA Azhariyah dalam rangka proses izin oprasional.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikmeti, Drs H Abdullah Makcik SH MPd mengatakan kepada Koran ini Sabtu (8/11). Beberapa hari lalu Kepala SMA Azhariyah H Indra Rozal SPdI, mengajukan permohonan untuk dinilai terkait proses izin oprasional. “Kita akan turun ke lapangan dan ingin melihat langsung proses belajar mengajar sekaligus mengenai buku yang dipakai, apakah sesuai dengan yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), termasuk mengenai kurikulum,” jelas Abdullah.
Abdullah melanjutkan, secara umum penilaian yang akan dilihat setidaknya mengarah kepada kriteria Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan. “Diantaranya memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar tehnis yang telah ditetapkan secara nasional dan memiliki tanaga kependidikan non guru yang melaksanakan tugas adminitrasi serta kegiatan non mengajar lainnya,” demikian Abdullah. (04)
LUBUKLINGGAU-Dijadwalkan hari ini (Senin, 10/11) Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau turunkan tim untuk melakukan penilaian SMA Azhariyah dalam rangka proses izin oprasional.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikmeti, Drs H Abdullah Makcik SH MPd mengatakan kepada Koran ini Sabtu (8/11). Beberapa hari lalu Kepala SMA Azhariyah H Indra Rozal SPdI, mengajukan permohonan untuk dinilai terkait proses izin oprasional. “Kita akan turun ke lapangan dan ingin melihat langsung proses belajar mengajar sekaligus mengenai buku yang dipakai, apakah sesuai dengan yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), termasuk mengenai kurikulum,” jelas Abdullah.
Abdullah melanjutkan, secara umum penilaian yang akan dilihat setidaknya mengarah kepada kriteria Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan. “Diantaranya memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar tehnis yang telah ditetapkan secara nasional dan memiliki tanaga kependidikan non guru yang melaksanakan tugas adminitrasi serta kegiatan non mengajar lainnya,” demikian Abdullah. (04)
Hari ini 39 Guru Terima Rapel Tunjangan Profesi
*Dibayar ke Rekening Masing-masing
LUBUKLINGGAU-Kabar gembira bagi 39 guru bersertifikasi di bawah naungan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, direncanakan hari ini Senin (10/11) Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan (Dijen PMPTK) Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas-RI mencairkan dana tunjangan profesi.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Satker Sertifikasi guru, Drs Rudi Erwandi MPd, membenarkan hal itu, saat dikonfirmasi Koran di kantornya, Sabtu (8/11).
Hari ini uang tersebut bisa dilihat direkening masing-masing. “Uang itu ditransper ke rekening pribadi guru yang bersangkutan. Jadi, bagi guru yang merasa diantara 39 guru bersetifikasi silakan cek direkening,” ujarnya.
Lebih lanjut Rudi menjelaskan, tunjangan yang dibayar terhitung mulai April 2008 hingga Juni 2008. Jadi, pada tahap awal ini baru menerima rapel 3 bulan. (04)
*Dibayar ke Rekening Masing-masing
LUBUKLINGGAU-Kabar gembira bagi 39 guru bersertifikasi di bawah naungan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, direncanakan hari ini Senin (10/11) Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan (Dijen PMPTK) Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas-RI mencairkan dana tunjangan profesi.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Satker Sertifikasi guru, Drs Rudi Erwandi MPd, membenarkan hal itu, saat dikonfirmasi Koran di kantornya, Sabtu (8/11).
Hari ini uang tersebut bisa dilihat direkening masing-masing. “Uang itu ditransper ke rekening pribadi guru yang bersangkutan. Jadi, bagi guru yang merasa diantara 39 guru bersetifikasi silakan cek direkening,” ujarnya.
Lebih lanjut Rudi menjelaskan, tunjangan yang dibayar terhitung mulai April 2008 hingga Juni 2008. Jadi, pada tahap awal ini baru menerima rapel 3 bulan. (04)
Rabu, 05 November 2008
Terdapat 100 Anak Terlantar Musiman
LUBUKLINGGAU-Berdasarkan catatan Dinas Sosial di Lubuklinggau ada sekitar 100 anak terlantar. Mereka sulit dibina, karena rata-rata bukan warga asli Lubuklinggau, serta sering berpindah-pindah tempat, demikian yang diungkapkan Kasi Rehabilitasi Anak, Agus Suroto S.Sos MM, di kantornya Rabu (5/11).
Dia menajelaskan, Kota Lubuklinggau merupakan daerah terakhir tempat pemberhentian Kereta Api (KA) sehingga berpotensi menjadi persingahan anak terlantar tersebut. “Mereka datang ke Lubuklinggau menggunakan sarana KA. Kemungkinan mereka berasal dari Tebintinggi, Lahat, Muara Enim, Prabumulih atau Palembang,” ujarnya.
Masih kata Agus, musim-musin tertentu biasanya jumlahnya meningkat, seperti lebaran misalnya. Agus Menambhakan, sementara itu khusus anak-anak telantar yang sudah ditampung di panti asuhan, bukan lagi anak terlantar. Karena mereka sudah terurus oleh pihak Panti Asuhan, bahkan sudah dibina, juga mendapatkan pendidikan yang layak.
Agus juga menyindir, soal anak yang kepalanya berulat yang sempat dirawat di RS dr Sobirin, Rabu (5/11) kembali minggat dari rumah sakit, padahal sudah beberapa kali anak itu dibawa berobat. “Tadi pagi saya cek ke rumah sakit, ternyata ia sudah minggat lagi,” tandasnya.
Diakui Agus, pihaknya sampai saat ini belum bisa memastikan identitas dan dari mana asal anak itu, begitu juga dengan orang tuanya. “Memang ada informasi siapa orang tuanya, namun setelah dicek ternyata tidak benar,” jelasnya. (04)
LUBUKLINGGAU-Berdasarkan catatan Dinas Sosial di Lubuklinggau ada sekitar 100 anak terlantar. Mereka sulit dibina, karena rata-rata bukan warga asli Lubuklinggau, serta sering berpindah-pindah tempat, demikian yang diungkapkan Kasi Rehabilitasi Anak, Agus Suroto S.Sos MM, di kantornya Rabu (5/11).
Dia menajelaskan, Kota Lubuklinggau merupakan daerah terakhir tempat pemberhentian Kereta Api (KA) sehingga berpotensi menjadi persingahan anak terlantar tersebut. “Mereka datang ke Lubuklinggau menggunakan sarana KA. Kemungkinan mereka berasal dari Tebintinggi, Lahat, Muara Enim, Prabumulih atau Palembang,” ujarnya.
Masih kata Agus, musim-musin tertentu biasanya jumlahnya meningkat, seperti lebaran misalnya. Agus Menambhakan, sementara itu khusus anak-anak telantar yang sudah ditampung di panti asuhan, bukan lagi anak terlantar. Karena mereka sudah terurus oleh pihak Panti Asuhan, bahkan sudah dibina, juga mendapatkan pendidikan yang layak.
Agus juga menyindir, soal anak yang kepalanya berulat yang sempat dirawat di RS dr Sobirin, Rabu (5/11) kembali minggat dari rumah sakit, padahal sudah beberapa kali anak itu dibawa berobat. “Tadi pagi saya cek ke rumah sakit, ternyata ia sudah minggat lagi,” tandasnya.
Diakui Agus, pihaknya sampai saat ini belum bisa memastikan identitas dan dari mana asal anak itu, begitu juga dengan orang tuanya. “Memang ada informasi siapa orang tuanya, namun setelah dicek ternyata tidak benar,” jelasnya. (04)
Wawako Berikan Beasiswa Untuk Lulusan Terbaik
* Dua Mahasiswa
* Melanjutkan S1
* Wisuda LPMIK Binus
LUBUKLINGGAU-Dua wisudawan nilai terbaik angkatan IX program satu tahun Lembaga Pendidikan Manajemen Ilmu Komputer (LPMIK Bina Nusantara) dapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) dari Wakil Walikota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM.
Dalam sambutanya Wawako berjanji akan memperjuangkan anggaran beasiswa bagi mahasiswa program satu tahun untuk melanjutkan ke Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau, hingga kejenjang strata satu (S1). Tapi khusus mahasiswa yang berhasil meraih nilai terbaik putra dan putri. Pemkot Lubuklinggau saat ini sedang menyusun RAPBD tahun anggaran 2009. “Program beasiswa tadi akan saya usulkan. Kalau sekiranya nanti usulan ini belum dapat direalisasikan dalam APBD 2009, saya yang akan membiayainya secara pribadi. Biaya yang akan ditanggung mulai dari biaya masuk, uang kuliah persemester hingga selesai S1,” tegasnya.
Sembari menanyakan mana Devin Mardianto, Jurusan Operator Komputer yang meraih Indek Prestasi Komulatif (IPK) 3,54 dan Endang Atriyanti, Jurusan Adminitrasi Perkantoran IPK 3,94. “Siap tidak untuk melanjutkan kuliah,” tanya Wawako.
Lalu kedua wisudan tadi berdiri sembari mengucapkan siap pak. “Alhamdulillah, kalau begitu daftar saja, urusan biaya saya akan membayarnya,” janji Wawako.
Dalam kesempatan itu Wawako, menasehati wisudawan, untuk terus berjuang, jangan cepat puas dengan apa yang sudah didapat dan jangan pesimis. “Menghadapi hidup ini kita harus optimis, karena kita tidak terbayangkan apa yang akan terjadi pada diri kita dimasa yang akan datang. Kita harus terus berusahan dan berdoa. Seperti saya waktu masih sekolah dulu tidak terpikirkan kalau akan jadi Wawako,” katanya memberi semangat.
Ketua Yayasan Bina Bangsa, Ardiansyah Amd Com, mengatkan sangat mendukung rencana Wawako tersebut. Dengan begitu dapat memotifasi mahasiswa untuk menjadi yang terbaik. “Saya sangat mendukung rencana itu,” tegasnya sembari mengatakan memberikan beasiswa merupakan tugas pemerintah.
Selain itu Ardi mengaku, bangga dengan Wawako yang sanggup berkorban untuk membiayai dua mahasiswa program satu tahun LPMIK Bina Nusantara, untuk melanjutkan kuliah. “Baru saja dilantik menjadi Wawako, Dia sanggup untuk membiayai dua mahasiswa sekaligus. Hal ini sebagai motivasi dan cambuk bagi orang yang mampu, apakah bisa melakukan hal serupa,” sindirnya.
Pada bagian lain Ardi menyebutkan, kelulusan mahasiswa program satu tahun LPMIK Bina Nusantara, setiap tahunnya sekitar 30 persen langsung mendapat pekerjaan. “Badan usaha yang membutuhkan tenaga komputer selalu meminta dengan kita. Setelah diwisuda biasanya, banyak surat permintaan tenaga kerja,” tukas Ardi.
Untuk diketahui, kata Direktur LPMIK Bina Nusantara, Dedi SPd.
Lulusan LPMIK Bina Nusantara angkatan IX sebanyak 137 orang, sedangkan diwisudah 106 orang, dengan rincian Jurusan Operator Komputer 68 orang, Jurusan Adminitrasi Perkantoran 38 orang. Sedangkan 31 orang tidak diwisuda karena melanjutkan S1 di STMIK Bina Nusantara Jaya 1 Lubuklinggau.
Dedi melanjutkan, tahun ini LPMIK Bina Nusantara Lubuklinggau telah meluluskan angkatan IX . Hal ini menunjukan lembaga pendidikan ini telah dipercaya masyarakat untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dalam mengisi peluang kerja yang tersedia. “Seiring dengan visi dan misi kami dalam menciptakjan sumberdaya manusia yang berkualitas khususnya dibidang komputerisasi,” ujar Dedi.
Keberhasilan itu lanjut Dedi, tidak terlepas dari kepeloporan dan kerja keras Ketua Yayasan Bina Bangsa, Ardiansyah. Sehingga Bina Nusantara telah meningkatkan statusnya menjadi STMIK Bina Nusantara Jaya yang telah berjalan dua tahun, dengan jumlah mahasiswa yang cukup signifikan. Ini membuktikan bahwa masyarakat percaya kepada STMIK Bina Nusantara Jaya untuk menjadikan sarjana komputer yang berjiwa wirausaha. Sesuai dengan visi Kota Lubuklinggau sebagai kota pendidikan dan jasa,” tukasnya.
Acara tersebut dihadari Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, Kepala Dinas Pemuda dan Olaraga, Muhammad Karsan SPd, wisudawan dan ratusan tamu undangan lainya. (04)
* Dua Mahasiswa
* Melanjutkan S1
* Wisuda LPMIK Binus
LUBUKLINGGAU-Dua wisudawan nilai terbaik angkatan IX program satu tahun Lembaga Pendidikan Manajemen Ilmu Komputer (LPMIK Bina Nusantara) dapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) dari Wakil Walikota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM.
Dalam sambutanya Wawako berjanji akan memperjuangkan anggaran beasiswa bagi mahasiswa program satu tahun untuk melanjutkan ke Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau, hingga kejenjang strata satu (S1). Tapi khusus mahasiswa yang berhasil meraih nilai terbaik putra dan putri. Pemkot Lubuklinggau saat ini sedang menyusun RAPBD tahun anggaran 2009. “Program beasiswa tadi akan saya usulkan. Kalau sekiranya nanti usulan ini belum dapat direalisasikan dalam APBD 2009, saya yang akan membiayainya secara pribadi. Biaya yang akan ditanggung mulai dari biaya masuk, uang kuliah persemester hingga selesai S1,” tegasnya.
Sembari menanyakan mana Devin Mardianto, Jurusan Operator Komputer yang meraih Indek Prestasi Komulatif (IPK) 3,54 dan Endang Atriyanti, Jurusan Adminitrasi Perkantoran IPK 3,94. “Siap tidak untuk melanjutkan kuliah,” tanya Wawako.
Lalu kedua wisudan tadi berdiri sembari mengucapkan siap pak. “Alhamdulillah, kalau begitu daftar saja, urusan biaya saya akan membayarnya,” janji Wawako.
Dalam kesempatan itu Wawako, menasehati wisudawan, untuk terus berjuang, jangan cepat puas dengan apa yang sudah didapat dan jangan pesimis. “Menghadapi hidup ini kita harus optimis, karena kita tidak terbayangkan apa yang akan terjadi pada diri kita dimasa yang akan datang. Kita harus terus berusahan dan berdoa. Seperti saya waktu masih sekolah dulu tidak terpikirkan kalau akan jadi Wawako,” katanya memberi semangat.
Ketua Yayasan Bina Bangsa, Ardiansyah Amd Com, mengatkan sangat mendukung rencana Wawako tersebut. Dengan begitu dapat memotifasi mahasiswa untuk menjadi yang terbaik. “Saya sangat mendukung rencana itu,” tegasnya sembari mengatakan memberikan beasiswa merupakan tugas pemerintah.
Selain itu Ardi mengaku, bangga dengan Wawako yang sanggup berkorban untuk membiayai dua mahasiswa program satu tahun LPMIK Bina Nusantara, untuk melanjutkan kuliah. “Baru saja dilantik menjadi Wawako, Dia sanggup untuk membiayai dua mahasiswa sekaligus. Hal ini sebagai motivasi dan cambuk bagi orang yang mampu, apakah bisa melakukan hal serupa,” sindirnya.
Pada bagian lain Ardi menyebutkan, kelulusan mahasiswa program satu tahun LPMIK Bina Nusantara, setiap tahunnya sekitar 30 persen langsung mendapat pekerjaan. “Badan usaha yang membutuhkan tenaga komputer selalu meminta dengan kita. Setelah diwisuda biasanya, banyak surat permintaan tenaga kerja,” tukas Ardi.
Untuk diketahui, kata Direktur LPMIK Bina Nusantara, Dedi SPd.
Lulusan LPMIK Bina Nusantara angkatan IX sebanyak 137 orang, sedangkan diwisudah 106 orang, dengan rincian Jurusan Operator Komputer 68 orang, Jurusan Adminitrasi Perkantoran 38 orang. Sedangkan 31 orang tidak diwisuda karena melanjutkan S1 di STMIK Bina Nusantara Jaya 1 Lubuklinggau.
Dedi melanjutkan, tahun ini LPMIK Bina Nusantara Lubuklinggau telah meluluskan angkatan IX . Hal ini menunjukan lembaga pendidikan ini telah dipercaya masyarakat untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dalam mengisi peluang kerja yang tersedia. “Seiring dengan visi dan misi kami dalam menciptakjan sumberdaya manusia yang berkualitas khususnya dibidang komputerisasi,” ujar Dedi.
Keberhasilan itu lanjut Dedi, tidak terlepas dari kepeloporan dan kerja keras Ketua Yayasan Bina Bangsa, Ardiansyah. Sehingga Bina Nusantara telah meningkatkan statusnya menjadi STMIK Bina Nusantara Jaya yang telah berjalan dua tahun, dengan jumlah mahasiswa yang cukup signifikan. Ini membuktikan bahwa masyarakat percaya kepada STMIK Bina Nusantara Jaya untuk menjadikan sarjana komputer yang berjiwa wirausaha. Sesuai dengan visi Kota Lubuklinggau sebagai kota pendidikan dan jasa,” tukasnya.
Acara tersebut dihadari Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, Kepala Dinas Pemuda dan Olaraga, Muhammad Karsan SPd, wisudawan dan ratusan tamu undangan lainya. (04)
Selasa, 04 November 2008
Kasus Siswa Keracunan Berakhir Damai
*Biaya Pengobatan Ditanggung Pemilik Kantin
*Sampel Makanan Diperiksa BPOM
LUBUKLINGGAU-Masih ingat kejadian siswa SMAN 3 Lubuklinggau yang keracunan setelah menyantap makanan di kantin sekolah, Senin (3/11)? Ternyata masalah itu sudah clear (selesai, red).
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikmenti, Drs H Abdullah SH MPd membenarkan persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan melalui berbagai pertimbangan. Pertama, pemilik kantin menanggung semua kerugian sekaligus biaya pengobatan akibat kejadian tersebut. Kemudian disisi lain, pihak keluarga siswa juga menerima dengan lapang dada. “Selain itu, kita meyakini kejadian menimpa anak-anak bukan disengaja oleh pemilik kantin,” tandasnya.
Namun demikian lanjut Abdullah, dari aspek hukum perbuatan disengaja maupun tidak disengaja dapat dikenakan sanksi dan tidak serta merta selesai begitu saja. Maksudnya, nanti setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palembang, mengeluarkan hasil uji sample, maka akan diketahui makanan atau bahan makanan apa yang terkontaminasi bakteri. “Nah hasil laboratorium itulah akan kita tindaklanjuti. Jadi, sementara waktu kita tunggu saja hasil kerja BPOM. Apalagi sampel makanannya sudah dibawa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau ke BPOM Palembang untuk diuji,” tambahnya sembari mengatakan dalam persoalan ini mereka tetap mengedepankan asas kekeluargaan.
Lalu Abdullah menjelaskan, hari ini (kemarin, red) aktifitas belajar mengajar siswa sudah aktif kembali. Begitupun 24 siswa yang keracuanan—tertulis sebelumnya 23—juga sudah mengikuti pelajaran seperti biasa termasuk seorang guru.
Terpisah, Kepala SMAN 3 Lubuklinggau, Drs Meidhianto Subur sempat menceritakan kronologi kejadian sebenarnya. Sekitar pukul 7.15 WIB atau sebelum upacara bendera, Senin (3/11) beberapa siswa sarapan di kantin sekolah. Mereka menyantap nasi gemuk (nasi uduk), dicampur mie dan kerupuk merah. Setelah beberapa jam kemudian anak-anak mulai terasa mual dan muntah-muntah. Melihat kejadian, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Petanang. Setelah dirawat selama beberapa jam, kondisi siswa mulai membaik selanjutnya diperbolehkan pulang oleh pihak Puskesmas. “Tidak ada siswa yang dirawat inap semua rawat jalan,” bantahnya.
Meidhianto menghimbau kepada pemilik kantin agar lebih memperhatikan makanan yang dijual. “Kita menekankan kepada pemilik kantin untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap makanan yang dijual. Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali,” imbuhnya.
Di tempat lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya SKM MKes, dihubungi tadi malam mengatakan, terkait keracunan yang dialami siswa SMAN 3 Lubuklinggau sudah ditindaklanjuti. “Sesaat setelah kejadian Senin (3/11) kami langsung mengambil sampel seluruh makanan yang dijual di kantin, mulai dari nasi uduk dan gorengan tahu, tempe, bakwan, untuk dibawa ke BPOM Palembang,” bebernya.
Desilina melanjutkan, sampel itu dipegang dan dibawa oleh Elita, Bagian Permakmin Dinkes Kota Lubuklinggau dengan naik travel hari kejadian (Senin,3/11) pukul 14.00 WIB. Pihak Dinkes mengklaim sampel sudah diterima pihak BP POM Palembang.
“Kita bergerak cepat dengan membawa sampel makanan yang sempat dimakan siswa dan seorang guru. Kita belum dapat memperkirakan apa yang menyebabkan siswa mengalami keracunan karena hasilnya belum kita peroleh dari BP POM Palembang,” paparnya.
Ketua YLKI Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, Hasran Akwa SH mengaku pihaknya selaku lembaga konsumen sudah memperingatkan kepada pihak terkait untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman (Makmin) yang beredar di masyarakat.
“Jauh sebelum kejadian siswa keracuan ini saya saudah pernah mengajak Dinas Pendidikan, Dinas Perindustrian dan Perdangan (Disperindag) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, untuk memantau Maknin yang dijual di kantin sekolah, sebab terindikasi banyak makanan yang tidak layak dikomsumsi,” pungkasnya.(04/05)
*Biaya Pengobatan Ditanggung Pemilik Kantin
*Sampel Makanan Diperiksa BPOM
LUBUKLINGGAU-Masih ingat kejadian siswa SMAN 3 Lubuklinggau yang keracunan setelah menyantap makanan di kantin sekolah, Senin (3/11)? Ternyata masalah itu sudah clear (selesai, red).
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikmenti, Drs H Abdullah SH MPd membenarkan persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan melalui berbagai pertimbangan. Pertama, pemilik kantin menanggung semua kerugian sekaligus biaya pengobatan akibat kejadian tersebut. Kemudian disisi lain, pihak keluarga siswa juga menerima dengan lapang dada. “Selain itu, kita meyakini kejadian menimpa anak-anak bukan disengaja oleh pemilik kantin,” tandasnya.
Namun demikian lanjut Abdullah, dari aspek hukum perbuatan disengaja maupun tidak disengaja dapat dikenakan sanksi dan tidak serta merta selesai begitu saja. Maksudnya, nanti setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palembang, mengeluarkan hasil uji sample, maka akan diketahui makanan atau bahan makanan apa yang terkontaminasi bakteri. “Nah hasil laboratorium itulah akan kita tindaklanjuti. Jadi, sementara waktu kita tunggu saja hasil kerja BPOM. Apalagi sampel makanannya sudah dibawa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau ke BPOM Palembang untuk diuji,” tambahnya sembari mengatakan dalam persoalan ini mereka tetap mengedepankan asas kekeluargaan.
Lalu Abdullah menjelaskan, hari ini (kemarin, red) aktifitas belajar mengajar siswa sudah aktif kembali. Begitupun 24 siswa yang keracuanan—tertulis sebelumnya 23—juga sudah mengikuti pelajaran seperti biasa termasuk seorang guru.
Terpisah, Kepala SMAN 3 Lubuklinggau, Drs Meidhianto Subur sempat menceritakan kronologi kejadian sebenarnya. Sekitar pukul 7.15 WIB atau sebelum upacara bendera, Senin (3/11) beberapa siswa sarapan di kantin sekolah. Mereka menyantap nasi gemuk (nasi uduk), dicampur mie dan kerupuk merah. Setelah beberapa jam kemudian anak-anak mulai terasa mual dan muntah-muntah. Melihat kejadian, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Petanang. Setelah dirawat selama beberapa jam, kondisi siswa mulai membaik selanjutnya diperbolehkan pulang oleh pihak Puskesmas. “Tidak ada siswa yang dirawat inap semua rawat jalan,” bantahnya.
Meidhianto menghimbau kepada pemilik kantin agar lebih memperhatikan makanan yang dijual. “Kita menekankan kepada pemilik kantin untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap makanan yang dijual. Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali,” imbuhnya.
Di tempat lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya SKM MKes, dihubungi tadi malam mengatakan, terkait keracunan yang dialami siswa SMAN 3 Lubuklinggau sudah ditindaklanjuti. “Sesaat setelah kejadian Senin (3/11) kami langsung mengambil sampel seluruh makanan yang dijual di kantin, mulai dari nasi uduk dan gorengan tahu, tempe, bakwan, untuk dibawa ke BPOM Palembang,” bebernya.
Desilina melanjutkan, sampel itu dipegang dan dibawa oleh Elita, Bagian Permakmin Dinkes Kota Lubuklinggau dengan naik travel hari kejadian (Senin,3/11) pukul 14.00 WIB. Pihak Dinkes mengklaim sampel sudah diterima pihak BP POM Palembang.
“Kita bergerak cepat dengan membawa sampel makanan yang sempat dimakan siswa dan seorang guru. Kita belum dapat memperkirakan apa yang menyebabkan siswa mengalami keracunan karena hasilnya belum kita peroleh dari BP POM Palembang,” paparnya.
Ketua YLKI Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, Hasran Akwa SH mengaku pihaknya selaku lembaga konsumen sudah memperingatkan kepada pihak terkait untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman (Makmin) yang beredar di masyarakat.
“Jauh sebelum kejadian siswa keracuan ini saya saudah pernah mengajak Dinas Pendidikan, Dinas Perindustrian dan Perdangan (Disperindag) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, untuk memantau Maknin yang dijual di kantin sekolah, sebab terindikasi banyak makanan yang tidak layak dikomsumsi,” pungkasnya.(04/05)
Hasil Seleksi Anggota KPU Kota Lubuklinggau Cacat Hukum?
LUBUKLINGGAU-Salah seorang warga Kota Lubuklinggau, Su berpendapat hasil tes tertulis Tim Seleksi (timsel) Kota Lubuklinggau terhadap balon anggota KPU Kota Lubuklinggau diduga cacat hukum. Alasannya, karena timsel dinilai mengesampingkan pasal 6 Undang-undang No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu).
Menurut Su, dalam UU No. 22 Tahun 2007 Pasal 6 ayat (5) disebutkan komposisi keanggotaan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen (tiga puluh perseratus). Kemudian dalam ayat (7) sebelum berakhirnya masa keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (6), calon anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota yang baru harus sudah diajukan dengan memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
“Nah, berpedoman dari bunyi pasal tersebut, saya menilai 20 balon anggota KPU yang dinyatakan lulus tes tertulis sebagaimana diumumkan timsel Kota Lubuklinggau melalui keputusan No. 05/SK/Timsel/Llg/2008 tertanggal 3 November 2008 tentang pengumuman hasil seleksi tertulis bakal calon anggota KPU Kota Lubuklinggau terindikasi cacat hukum,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia menghimbau kepada pihak terkait agar mempertimbangkan kembali pelaksanaan tahapan tes berikutnya sebelum masalah ini selesai. Apa tanggapan timsel? Ketua timsel Kota Lubuklinggau, Hairullah SH saat dikonfirmasi via ponselnya sedang pergi. “Bapak lagi pergi, kebetulan handphonenya ketinggalan,” ujar si penerima telepon.
Sementara anggota timsel yang lain, Ust Endang Muhtadin maupun Nyayu Masnun, handphone-nya tidak bisa dihubungi. Sebagaimana diketahui, dari 44 balon anggota KPU Kota Lubuklinggau yang mengikuti tes tertulis, Senin (3/11), 20 diantaranya dinyatakan lulus oleh tim seleksi (Timsel) Kota Lubuklinggau.
Ke-20 balon yang lulus itu antara lain, Ahmad Amin SPd, Anton Sulistio SE, Aspuda Ferdiansie SP, Drs Akhyarudin, Drs Mar, Drs M Azhari, Efriadi Suhendri SSosI, Fahrurozi, Harun Suardi, Hendri Almawijaya SPd, Kurniawan Eka S, Meli Zukri SE, Mishbahudin SSos, Novrian Avrizon SP, Rahim SE, Samsurizal, Taufik SSi, Topandri, Umar Zipin Marbe dan Yanuar Rakhman SIP. Mereka juga harus mengikuti tahapan seleksi selanjutnya, 11-12 November 2008, di sekretariat timsel Kota Lubuklinggau. Selain itu para balon juga diharapkan melengkapi surat keterangan sehat rohani dan jasmani dari RSMH Husein Palembang dan keterangan dari RS Islam Siti Aisyah Kota Lubuklinggau.
Timsel berharap kepada masyarakat untuk memberikan tanggapan terhadap nama-nama balon anggota KPU Kota Lubuklinggau secara tertulis disertai identitas yang jelas kepada timsel calon anggota KPU Kota Lubuklinggau, beralamat di Gedung Kesenian Jalan Garuda Kelurahan Kayu Ara Kecamatan Lubuklinggau Barat I selambat-lambatnya 10 November 2008.(07)
LUBUKLINGGAU-Salah seorang warga Kota Lubuklinggau, Su berpendapat hasil tes tertulis Tim Seleksi (timsel) Kota Lubuklinggau terhadap balon anggota KPU Kota Lubuklinggau diduga cacat hukum. Alasannya, karena timsel dinilai mengesampingkan pasal 6 Undang-undang No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu).
Menurut Su, dalam UU No. 22 Tahun 2007 Pasal 6 ayat (5) disebutkan komposisi keanggotaan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen (tiga puluh perseratus). Kemudian dalam ayat (7) sebelum berakhirnya masa keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (6), calon anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota yang baru harus sudah diajukan dengan memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
“Nah, berpedoman dari bunyi pasal tersebut, saya menilai 20 balon anggota KPU yang dinyatakan lulus tes tertulis sebagaimana diumumkan timsel Kota Lubuklinggau melalui keputusan No. 05/SK/Timsel/Llg/2008 tertanggal 3 November 2008 tentang pengumuman hasil seleksi tertulis bakal calon anggota KPU Kota Lubuklinggau terindikasi cacat hukum,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia menghimbau kepada pihak terkait agar mempertimbangkan kembali pelaksanaan tahapan tes berikutnya sebelum masalah ini selesai. Apa tanggapan timsel? Ketua timsel Kota Lubuklinggau, Hairullah SH saat dikonfirmasi via ponselnya sedang pergi. “Bapak lagi pergi, kebetulan handphonenya ketinggalan,” ujar si penerima telepon.
Sementara anggota timsel yang lain, Ust Endang Muhtadin maupun Nyayu Masnun, handphone-nya tidak bisa dihubungi. Sebagaimana diketahui, dari 44 balon anggota KPU Kota Lubuklinggau yang mengikuti tes tertulis, Senin (3/11), 20 diantaranya dinyatakan lulus oleh tim seleksi (Timsel) Kota Lubuklinggau.
Ke-20 balon yang lulus itu antara lain, Ahmad Amin SPd, Anton Sulistio SE, Aspuda Ferdiansie SP, Drs Akhyarudin, Drs Mar, Drs M Azhari, Efriadi Suhendri SSosI, Fahrurozi, Harun Suardi, Hendri Almawijaya SPd, Kurniawan Eka S, Meli Zukri SE, Mishbahudin SSos, Novrian Avrizon SP, Rahim SE, Samsurizal, Taufik SSi, Topandri, Umar Zipin Marbe dan Yanuar Rakhman SIP. Mereka juga harus mengikuti tahapan seleksi selanjutnya, 11-12 November 2008, di sekretariat timsel Kota Lubuklinggau. Selain itu para balon juga diharapkan melengkapi surat keterangan sehat rohani dan jasmani dari RSMH Husein Palembang dan keterangan dari RS Islam Siti Aisyah Kota Lubuklinggau.
Timsel berharap kepada masyarakat untuk memberikan tanggapan terhadap nama-nama balon anggota KPU Kota Lubuklinggau secara tertulis disertai identitas yang jelas kepada timsel calon anggota KPU Kota Lubuklinggau, beralamat di Gedung Kesenian Jalan Garuda Kelurahan Kayu Ara Kecamatan Lubuklinggau Barat I selambat-lambatnya 10 November 2008.(07)
BEM STKIP-PGRI Gelar Turnamen Futsal
LUBUKLINGGAU-Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) STKIP-PGRI Lubuklinggau, gelar turnamun Futsal, untuk memeriahkan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63 di Lapangan Kampus STKIP-PGRI Lubuklinggau, Selasa (4/11) hingga Rabu (12/11).
Kegitan itu dibuka secara resmi olah Ketua STKIP-PGRI Lubuklinggau, HM Lukman Nawi SH didampingi Kabag Kemahasiswaan, Drs Bustomi Ilyas. Dalam kesempatan itu Lukman, mengucapkan terima kasih kepada BEM STKIP-PGRI yang turut berpatisipasi memeriahkan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63. “Saya mengharapkan kegitan ini akan melahirkan Atlit Futsal STKIP-PGRI yang handal sehingga dapat mengikuti even pada tingkat lokal maupun regional,” harapnya.
Kemudian Lukman, meminta kepada mahasiswa STKIP-PGRI agar dapat mengoptimalkan segala sarana dan prasarana yang ada di kampus, baik bidang akademik maupun non akademik.
Dalam laporannya Presiden BEM STKIP-PGRI, Aren Prima, mengatakan Turnamen Futsal antar program studi ini diikuti 32 tim. Even ini merupakan awal untuk melaksanakan kegitan yang lebih besar. “Melalui kegitan ini marilah kita evaluasi karena awal 2009 nanti BEM STKIP-PGRI akan mengadakan Open Turnamen Futsal antar pelajar Sekota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas,” ajaknya.
Lalu, Aren, mengucapkan terima kasih kepada pihak lembaga STKIP-PGRI, Ketua PSSI Kota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM yang juga Wakil Walikota Lubuklinggau dan ketua panitia penyelegara Syahbudin serta segenap panitia.
Aren menyebutkan, Turnamen Futsal ini mengusung tema melalui Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63, kita ciptakan mahasiswa yang sehat dan berprestasi.
Pembukaan turnamen ditandai tendangan pertama oleh Ketua STKIP-PGRI HM Lukman Nawi SH. Dilanjutkan eksibisi antara STMIK-Mura dan STKIP-PGRI Lubuklinggau, dengan skor 6-3. (04)
LUBUKLINGGAU-Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) STKIP-PGRI Lubuklinggau, gelar turnamun Futsal, untuk memeriahkan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63 di Lapangan Kampus STKIP-PGRI Lubuklinggau, Selasa (4/11) hingga Rabu (12/11).
Kegitan itu dibuka secara resmi olah Ketua STKIP-PGRI Lubuklinggau, HM Lukman Nawi SH didampingi Kabag Kemahasiswaan, Drs Bustomi Ilyas. Dalam kesempatan itu Lukman, mengucapkan terima kasih kepada BEM STKIP-PGRI yang turut berpatisipasi memeriahkan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63. “Saya mengharapkan kegitan ini akan melahirkan Atlit Futsal STKIP-PGRI yang handal sehingga dapat mengikuti even pada tingkat lokal maupun regional,” harapnya.
Kemudian Lukman, meminta kepada mahasiswa STKIP-PGRI agar dapat mengoptimalkan segala sarana dan prasarana yang ada di kampus, baik bidang akademik maupun non akademik.
Dalam laporannya Presiden BEM STKIP-PGRI, Aren Prima, mengatakan Turnamen Futsal antar program studi ini diikuti 32 tim. Even ini merupakan awal untuk melaksanakan kegitan yang lebih besar. “Melalui kegitan ini marilah kita evaluasi karena awal 2009 nanti BEM STKIP-PGRI akan mengadakan Open Turnamen Futsal antar pelajar Sekota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas,” ajaknya.
Lalu, Aren, mengucapkan terima kasih kepada pihak lembaga STKIP-PGRI, Ketua PSSI Kota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM yang juga Wakil Walikota Lubuklinggau dan ketua panitia penyelegara Syahbudin serta segenap panitia.
Aren menyebutkan, Turnamen Futsal ini mengusung tema melalui Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63, kita ciptakan mahasiswa yang sehat dan berprestasi.
Pembukaan turnamen ditandai tendangan pertama oleh Ketua STKIP-PGRI HM Lukman Nawi SH. Dilanjutkan eksibisi antara STMIK-Mura dan STKIP-PGRI Lubuklinggau, dengan skor 6-3. (04)
Kinerja Jelek, Kepsek Dipecat
*Sedang Dievaluasi
LUBUKLINGGAU-Bidang Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, terus mengawasi kinerja kepala SMA/SMK.
Bahkan mulai Senin (10/11) hingga Sabtu (15/11) akan dilakukan evaluasi terhadap Kepsek, jika hasil evaluasi menunjukkan mereka tidak becus bekerja, maka jabatan yang diberikan akan dipertimbangan.
Seperti dijelaskan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikementi, Drs H Abdullah SH MPd, kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (4/11). “Hasil evaluasi kita sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan. Tidak memenuhi syarat, jabatannya akan dipertimbangkan oleh Pemkot Lubuklinggau,” jelasnya.
Mantan Kepala SMAN 1 Lubuklinggau ini menambahkan, sekolah adalah unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan, di mana didalamnya ada empat usur, yakni kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana serta humas. “Agar manajemen sekolah efektif, Kepsek harus bisa mengatur, agar kesemua bidang tersebut berjalan dengan baik,” tandasnya.
Dalam evaluasi nanti, lajut Abdullah, jika salah satu sekolah ternyata lemah dalam kurikulum, maka kemudian harus ditingkatkan. Sementara yang sudah cukup baik, agar ditingkatkan lagi. Setelah beberapa kali evaluasi ternyata tidak ada perubahan, maka kedepan kepsek bisa saja diganti.
Untuk diketahui salah satu penilaian dalam evaluasi itu, adalah presentase kelulusan siswa. Jika tahun lalu kelulusan siswa di Lubuklinggau 99,90 persen. Maka tahun ini menurut Abdullah harus 100 persen. “Ini juga salah satu kriteria penilaian, karena menjadi indikator keberhasilan sekolah,” terangnya.(04)
*Sedang Dievaluasi
LUBUKLINGGAU-Bidang Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, terus mengawasi kinerja kepala SMA/SMK.
Bahkan mulai Senin (10/11) hingga Sabtu (15/11) akan dilakukan evaluasi terhadap Kepsek, jika hasil evaluasi menunjukkan mereka tidak becus bekerja, maka jabatan yang diberikan akan dipertimbangan.
Seperti dijelaskan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikementi, Drs H Abdullah SH MPd, kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (4/11). “Hasil evaluasi kita sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan. Tidak memenuhi syarat, jabatannya akan dipertimbangkan oleh Pemkot Lubuklinggau,” jelasnya.
Mantan Kepala SMAN 1 Lubuklinggau ini menambahkan, sekolah adalah unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan, di mana didalamnya ada empat usur, yakni kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana serta humas. “Agar manajemen sekolah efektif, Kepsek harus bisa mengatur, agar kesemua bidang tersebut berjalan dengan baik,” tandasnya.
Dalam evaluasi nanti, lajut Abdullah, jika salah satu sekolah ternyata lemah dalam kurikulum, maka kemudian harus ditingkatkan. Sementara yang sudah cukup baik, agar ditingkatkan lagi. Setelah beberapa kali evaluasi ternyata tidak ada perubahan, maka kedepan kepsek bisa saja diganti.
Untuk diketahui salah satu penilaian dalam evaluasi itu, adalah presentase kelulusan siswa. Jika tahun lalu kelulusan siswa di Lubuklinggau 99,90 persen. Maka tahun ini menurut Abdullah harus 100 persen. “Ini juga salah satu kriteria penilaian, karena menjadi indikator keberhasilan sekolah,” terangnya.(04)
Anggaran Rp 13 Miliar Untuk Pendidikan akan Digelontorkan
LUBUKLINGGAU-Hasil kesepakatan sharing pendanaan bidang pendidikan pada acara workshop pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pada 7-9 Oktober di Hotel Horizon Palembang. Kegiatan diikuti Bappeda, Dinas Pendidikan, baik Provinsi Sumsel dan Kota Lubuklinggau memutuskan beberapa hal, yaitu akan dibuat kesepakatan berbentuk MoU antara Pemprov Sumsel dan Pemkot Lubuklinggau.
Hasilnya pada tahun ajaran baru Pemprov Sumsel akan menganggarkan dana pendidikan sebesar Rp 13 Miliar lebih, sedangkan Kota Lubuklinggau menganggarkan dana Rp 7 miliar lebih.
Saat dimintai tanggapannya untuk penggunaan anggaran yang digelontorkan dari Pemprov cukup besar, Drs H Djufri Effendi MM Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau melalui H Abdullah SH Mpd Kabid Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti), Senin (3/11) menjelaskan dana yang digelontorkan Pemprov sebesar 13 miliar akan digunakan untuk apa, nanti dilihat dulu kebutuhan mana yang paling mendesak.” Yang jelas kita lihat dulu apa akan digunakan untuk fisik (pembangunan gedung), kembali mengangkat guru baru intinya tergantung dari kebutuhan fasilitas pendidikan Kota Lubuklinggau,” paparnya.
Dalam pengunaan anggaran ini nantinya kita lihat dulu petunjuk dari Pemprov, anggaran 13 miliar digunakan untuk apa? “namun yang jelas ada beberapa sekolah untuk sekarang ini sedang membangun laboratorium tetapi sampai saat ini belum jalan karena dalam proses menunjukkan rekanan,” kilahnya. Dana anggaran yang digelontorkan Pemprov Sumatera Selatan ini atas kesepakatan sharing pendanaan bidang pendidikan ini sesuai dengan dasar surat keputusan Gubernur Nomor 420/3186/Bappeda/2008, perihal pendanaan bidang pendidikan dalam APBD 2009. (mg03)
LUBUKLINGGAU-Hasil kesepakatan sharing pendanaan bidang pendidikan pada acara workshop pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pada 7-9 Oktober di Hotel Horizon Palembang. Kegiatan diikuti Bappeda, Dinas Pendidikan, baik Provinsi Sumsel dan Kota Lubuklinggau memutuskan beberapa hal, yaitu akan dibuat kesepakatan berbentuk MoU antara Pemprov Sumsel dan Pemkot Lubuklinggau.
Hasilnya pada tahun ajaran baru Pemprov Sumsel akan menganggarkan dana pendidikan sebesar Rp 13 Miliar lebih, sedangkan Kota Lubuklinggau menganggarkan dana Rp 7 miliar lebih.
Saat dimintai tanggapannya untuk penggunaan anggaran yang digelontorkan dari Pemprov cukup besar, Drs H Djufri Effendi MM Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau melalui H Abdullah SH Mpd Kabid Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti), Senin (3/11) menjelaskan dana yang digelontorkan Pemprov sebesar 13 miliar akan digunakan untuk apa, nanti dilihat dulu kebutuhan mana yang paling mendesak.” Yang jelas kita lihat dulu apa akan digunakan untuk fisik (pembangunan gedung), kembali mengangkat guru baru intinya tergantung dari kebutuhan fasilitas pendidikan Kota Lubuklinggau,” paparnya.
Dalam pengunaan anggaran ini nantinya kita lihat dulu petunjuk dari Pemprov, anggaran 13 miliar digunakan untuk apa? “namun yang jelas ada beberapa sekolah untuk sekarang ini sedang membangun laboratorium tetapi sampai saat ini belum jalan karena dalam proses menunjukkan rekanan,” kilahnya. Dana anggaran yang digelontorkan Pemprov Sumatera Selatan ini atas kesepakatan sharing pendanaan bidang pendidikan ini sesuai dengan dasar surat keputusan Gubernur Nomor 420/3186/Bappeda/2008, perihal pendanaan bidang pendidikan dalam APBD 2009. (mg03)
Buku Pemusnahan Etnis Malanesia Belum Ditemukan
LUBUKLINGGAU-Buku berjudul Pemusnahan Etnis Malanesia Memecahkan Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat karya Socratez Sofian Yoman yang dilarang beredar di Tanah Air, belum ditemukan di Kota Lubuklinggau, demikian diungkapkan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Lubuklinggau, Taufik Satya Diputra SH, melalui Kasi Intelijen Guntur Trino SH, di kantornya Selasa (4/11).
Namun demikian, lanjut Guntur, pihaknya terus melakukan pengawasan kemungkinan beredarnya buku tadi karena dapat mengganggu ketentraman umum dan dapat menimbulkan keresahan di masyarakat. Untuk itu kita mengharapkan kepada masyarakat baik melihat, menemukan, menyimpan atau memiliki buku tadi harap menyerakan kepada Kejaksaan Negeri Lubuklinggau,” jelasnya.
Dalam pengawasan peredaran buku tadi, kata Guntur, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan Polisi dan aparat negara lainya. Guntur menambahkan, ketentuan itu sesuai dengan intruksi Jaksa Agung (Kejagung-RI) nomor Ins-002/a/HA/06/2008, tentang larangan beredar barang cetakan buku berjudul Pemusnahan Etnis Malanesia Memecahkan Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat karya Socratez Sofian Yoman yang diterbitkan Galangpress. “Inturksi ini sesuai dengan kewenangan Kejagung nomor 4/PNPS/1993 tentang pengamanan barang cetakan yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat,” pungkasnya. (04)
LUBUKLINGGAU-Buku berjudul Pemusnahan Etnis Malanesia Memecahkan Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat karya Socratez Sofian Yoman yang dilarang beredar di Tanah Air, belum ditemukan di Kota Lubuklinggau, demikian diungkapkan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Lubuklinggau, Taufik Satya Diputra SH, melalui Kasi Intelijen Guntur Trino SH, di kantornya Selasa (4/11).
Namun demikian, lanjut Guntur, pihaknya terus melakukan pengawasan kemungkinan beredarnya buku tadi karena dapat mengganggu ketentraman umum dan dapat menimbulkan keresahan di masyarakat. Untuk itu kita mengharapkan kepada masyarakat baik melihat, menemukan, menyimpan atau memiliki buku tadi harap menyerakan kepada Kejaksaan Negeri Lubuklinggau,” jelasnya.
Dalam pengawasan peredaran buku tadi, kata Guntur, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan Polisi dan aparat negara lainya. Guntur menambahkan, ketentuan itu sesuai dengan intruksi Jaksa Agung (Kejagung-RI) nomor Ins-002/a/HA/06/2008, tentang larangan beredar barang cetakan buku berjudul Pemusnahan Etnis Malanesia Memecahkan Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat karya Socratez Sofian Yoman yang diterbitkan Galangpress. “Inturksi ini sesuai dengan kewenangan Kejagung nomor 4/PNPS/1993 tentang pengamanan barang cetakan yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat,” pungkasnya. (04)
Senin, 03 November 2008
Wahab: Idealnya Satu Kelurahan Satu
LUBUKLINGGAU-Tujuan utama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah untuk meningkatkan minat anak usia 0 hingga 6 tahun agar dapat mengenal lingkungan, demikian yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, melalui Kasubid PAUD A Wahab AMAPD, di kantornya Senin (3/11).
Selain itu lanjut Wahab, keberadaan PAUD dapat membantu warga yang tidak mampu untuk memasukan anaknya di Taman Kanak-kanak (TK). PAUD merupakan pra pendidikan sebelum anak masuk SD. Antara PAUD dan TK fungsinya hampir sama. PAUD lebih dititik beratkan bermain sambil belajar sementara TK sudah mengarah kepada pendidikan formal.
Untuk itu kata Wahab, pihaknya terus memberikan pembinaan dan mendorong warga agar berperan untuk berpatisipasi pada lembaga pendidikan non formal tersebut. Wahab mengaku, dalam pembinaan PAUD, pihaknya juga ditopang oleh Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Dra Hj Septiana Zuraida SH MSi.
Dia, begitu antusias mendukung keberadaan PAUD dengan memberikan dukungan moral maupun material. Sehingga pengelolah PAUD termotivasi olehnya. Kemudian tingkat partisipasi masyarakat terhadap PAUD sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dibuktikan, yang pertama PAUD didirikan pada tahun 2002 yang hanya ada satu PAUD sedangkan sekarang jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun 2008, kini tercatat ada 18 unit PAUD yang eksis, sementara itu ada 2 unit yang sifatnya temporer. Maksudnya PAUD tersebut aktif ketika ada murid saja, begitupun sebaliknya kalau tidak ada murid tidak beroperasi.
“Harapan kita jumlahnya akan terus bertambah tahun depan. Sebab idealnya satu kelurahan satu PAUD,” bebernya.
Kemudain Wahab menyebutkan, Total murid PAUD, sebanyak 465 dengan rincian perempuan 234, laki-laki 231. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) anak usia 0-6 tahun yang belajar di PAUD 1,02 persen. Sedangkan angka partisipasi masyarakat (APM) 0,06 persen. “Kita menargetkan tahun 2009 nanti kalau bisa mencapai angka 0,06 persen untuk APM,” harapnya. (04)
LUBUKLINGGAU-Tujuan utama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah untuk meningkatkan minat anak usia 0 hingga 6 tahun agar dapat mengenal lingkungan, demikian yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, melalui Kasubid PAUD A Wahab AMAPD, di kantornya Senin (3/11).
Selain itu lanjut Wahab, keberadaan PAUD dapat membantu warga yang tidak mampu untuk memasukan anaknya di Taman Kanak-kanak (TK). PAUD merupakan pra pendidikan sebelum anak masuk SD. Antara PAUD dan TK fungsinya hampir sama. PAUD lebih dititik beratkan bermain sambil belajar sementara TK sudah mengarah kepada pendidikan formal.
Untuk itu kata Wahab, pihaknya terus memberikan pembinaan dan mendorong warga agar berperan untuk berpatisipasi pada lembaga pendidikan non formal tersebut. Wahab mengaku, dalam pembinaan PAUD, pihaknya juga ditopang oleh Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Dra Hj Septiana Zuraida SH MSi.
Dia, begitu antusias mendukung keberadaan PAUD dengan memberikan dukungan moral maupun material. Sehingga pengelolah PAUD termotivasi olehnya. Kemudian tingkat partisipasi masyarakat terhadap PAUD sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dibuktikan, yang pertama PAUD didirikan pada tahun 2002 yang hanya ada satu PAUD sedangkan sekarang jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun 2008, kini tercatat ada 18 unit PAUD yang eksis, sementara itu ada 2 unit yang sifatnya temporer. Maksudnya PAUD tersebut aktif ketika ada murid saja, begitupun sebaliknya kalau tidak ada murid tidak beroperasi.
“Harapan kita jumlahnya akan terus bertambah tahun depan. Sebab idealnya satu kelurahan satu PAUD,” bebernya.
Kemudain Wahab menyebutkan, Total murid PAUD, sebanyak 465 dengan rincian perempuan 234, laki-laki 231. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) anak usia 0-6 tahun yang belajar di PAUD 1,02 persen. Sedangkan angka partisipasi masyarakat (APM) 0,06 persen. “Kita menargetkan tahun 2009 nanti kalau bisa mencapai angka 0,06 persen untuk APM,” harapnya. (04)
Akis : 2009 Program Kualifikasi Guru Selesai
LUBUKLINGGAU-Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SD, SMP, dan SMA bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, menggelar acara pengantar tugas Seketaris Daerah (Sekda) Drs H Akisrofi Ayub SH MSi dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, di rumah makan Pondok Hijau, di Desa D Tegalrejo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Senin (3/11).
Acara tersebut diawali pembukaan, lalu dilanjutkan pesan dan kesan perwakilan guru disampaikan oleh Ahmad Yunus SPdI, yang juga kepala SMAN 5 Lubuklinggau. Dalam kesempatan itu Yunus, mengucapkan selamat bertugas ditempat yang baru kepada Drs H Akisrofi Ayub SH MSi yang kini menjabat Sekda Kota Lubuklinggau. Kemudian Selamat datang kepada Drs H Jufri Effendi MM, yang menjadi Kepala Dispendik menggantikan Akis. “Semoga kehadiran bapak akan tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita semua. Dan saya mengharapkan bimbingan dari bapak selaku kepala dinas,” ujarnya.
Kepala Dipendik, Jufri, mengajak seluruh jajaranya bekerjasama untuk meningkatkan mutu pendidikan. “Apalah artinya saya tanpa dukungan semua elemen mulai dari jajaran Dinas Pendidikan dan dewan guru,” ujarnya.
Sekda, Akis mengaku, selama dirinya menjabat kepala dinas. “Tentu dalam pergaulan sehari-hari banyak melakukan kesalahan baik disengaja maupun yang tidak disengaja, untuk itu saya dan keluarga mohon maaf,” ujar Akis.
Kemudian Akis, membocorkan tahun 2009 nanti, seluruh guru yang belum mengikuti program sertifikasi akan mendapat giliran. “Insyaallah, soal kualifikasi beres semua. Kecuali guru yang tidak mau kuliah karena mendekati masa pensiun. Ada sejumlah guru yang memang menolak dikuliahkan kerena mendekati pensiun,” tegasnya.
Selain itu lanjut Akis, tahun depan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan Kota Lubuklinggau Rp 12 Milyar. “Saya mendapat kabar dari Pemerintah Pusat bahwa kita kebagian DAK Rp 12 Milyar. Dan mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2008 Rp 9 Milyar,” kata Akis.
Selanjutnya dilanjutkan penyerahan cinderamata dari Kepala Dispendik, Drs H Jufri Effendi MM kepada Sekda Kota Lubuklinggau, Drs H Akisrofi Ayub SH MM.
Kegitan itu dihadiri Kepala Sekolah, guru, dan pejabat dilingkungan Dispendik Kota Lubuklinggau. (04)
LUBUKLINGGAU-Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SD, SMP, dan SMA bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, menggelar acara pengantar tugas Seketaris Daerah (Sekda) Drs H Akisrofi Ayub SH MSi dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, di rumah makan Pondok Hijau, di Desa D Tegalrejo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Senin (3/11).
Acara tersebut diawali pembukaan, lalu dilanjutkan pesan dan kesan perwakilan guru disampaikan oleh Ahmad Yunus SPdI, yang juga kepala SMAN 5 Lubuklinggau. Dalam kesempatan itu Yunus, mengucapkan selamat bertugas ditempat yang baru kepada Drs H Akisrofi Ayub SH MSi yang kini menjabat Sekda Kota Lubuklinggau. Kemudian Selamat datang kepada Drs H Jufri Effendi MM, yang menjadi Kepala Dispendik menggantikan Akis. “Semoga kehadiran bapak akan tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita semua. Dan saya mengharapkan bimbingan dari bapak selaku kepala dinas,” ujarnya.
Kepala Dipendik, Jufri, mengajak seluruh jajaranya bekerjasama untuk meningkatkan mutu pendidikan. “Apalah artinya saya tanpa dukungan semua elemen mulai dari jajaran Dinas Pendidikan dan dewan guru,” ujarnya.
Sekda, Akis mengaku, selama dirinya menjabat kepala dinas. “Tentu dalam pergaulan sehari-hari banyak melakukan kesalahan baik disengaja maupun yang tidak disengaja, untuk itu saya dan keluarga mohon maaf,” ujar Akis.
Kemudian Akis, membocorkan tahun 2009 nanti, seluruh guru yang belum mengikuti program sertifikasi akan mendapat giliran. “Insyaallah, soal kualifikasi beres semua. Kecuali guru yang tidak mau kuliah karena mendekati masa pensiun. Ada sejumlah guru yang memang menolak dikuliahkan kerena mendekati pensiun,” tegasnya.
Selain itu lanjut Akis, tahun depan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan Kota Lubuklinggau Rp 12 Milyar. “Saya mendapat kabar dari Pemerintah Pusat bahwa kita kebagian DAK Rp 12 Milyar. Dan mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2008 Rp 9 Milyar,” kata Akis.
Selanjutnya dilanjutkan penyerahan cinderamata dari Kepala Dispendik, Drs H Jufri Effendi MM kepada Sekda Kota Lubuklinggau, Drs H Akisrofi Ayub SH MM.
Kegitan itu dihadiri Kepala Sekolah, guru, dan pejabat dilingkungan Dispendik Kota Lubuklinggau. (04)
Dispendik Masih Selidiki Kejadian Tawuran Pelajar
*Belum Diketahui Jumlah Siswa Yang Terlibat
LUBUKLINGGAU-Kejadin tawuran pelajar antara siswa SMA Yadika dengan SMKN 3 Lubuklinggau, menjadi perhtian serius Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM. Terbukti kemarin (Senin, 3/11) mantan Kepala Badan Kepegawaian (BKD) Kota Lubuklinggau, itu langsung mengunjungi SMKN 3 untuk menyelidiki kejadian itu sekaligus memberikan pembinaan.
Di sekolah itu Jufri, ambil bagian pada upacara bendera, bertindak selaku pembina upacara. Jufri mengakui, dirinya dan Kabid Dikmenti, Drs H Abdullah Makcik SH MPd, mengunjungi sekolah tersebut. Dalam kesempatan itu Jufri, mengaku memberikan pengarahan kepada siswa, diantaranya mengenai kedisiplin.
“Kemudian saya menekankan kepada siswa agar memupuk rasa kebersamaan antar sesama pelajar baik dilingkungan sekolah sendiri maupun terhadap siswa sekolah lain. Dengan adanya rasa kebersamaan maka akan timbul rasa saling menghargai,” jelasnya.
Ketika ditanyakan bagaimana perkembaangan kejadian tawuran pelajar yang terjadiu Jumat (31/10). Kemudian sanksi apa yang akan diberikan kepada siswa yang terlibat tawuran? “Saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Saya sudah memerintahkan staf untuk menyelidiki kejadian itu, hingga sekarang belum ada laporan,” ujarnya Senin (3/11).
Jufri melanjutkan, mengenai sanksi belum dapat dijelaskan saksi apa yang akan dikenakan terhadap siswa tersebut. “Kita lihat nanti setelah semuanya jelas,” katanya.
Kepala SMKN 3 Lubuklinggau, Ahmad Fadlaini SPd mengaku sudah ada pertemuan antara pihak SMKN 3, SMA Yadika dan Dispendik di Polres Lubuklinggau, Sabtu (1/11). “Dalam pertemuan itu kita sepakat untuk menyelesaikan persoalan itu,” jelasnya.
Fadlaini mengharapkan, persoalan dapat diselesaikan secara kekeluargaan. “Sebab walau bagaimana pun mereka masih status sebagai pelajar. Hingga sekarang kita masih melakukan upaya pendekatan terhadap pihak SMA Yadika agar diselesaikan secara kekeluargaan,” harapnya.
Ketika ditanyakan sanksi apa yang akan diberikan kepada siswa yang terlibat kejadian tersebut? “Tentu akan diberikan sanksi namun akan kita lihat dulu duduk persoalanya baru bisa menentukan sanksi,” tegasnya (04)
*Belum Diketahui Jumlah Siswa Yang Terlibat
LUBUKLINGGAU-Kejadin tawuran pelajar antara siswa SMA Yadika dengan SMKN 3 Lubuklinggau, menjadi perhtian serius Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM. Terbukti kemarin (Senin, 3/11) mantan Kepala Badan Kepegawaian (BKD) Kota Lubuklinggau, itu langsung mengunjungi SMKN 3 untuk menyelidiki kejadian itu sekaligus memberikan pembinaan.
Di sekolah itu Jufri, ambil bagian pada upacara bendera, bertindak selaku pembina upacara. Jufri mengakui, dirinya dan Kabid Dikmenti, Drs H Abdullah Makcik SH MPd, mengunjungi sekolah tersebut. Dalam kesempatan itu Jufri, mengaku memberikan pengarahan kepada siswa, diantaranya mengenai kedisiplin.
“Kemudian saya menekankan kepada siswa agar memupuk rasa kebersamaan antar sesama pelajar baik dilingkungan sekolah sendiri maupun terhadap siswa sekolah lain. Dengan adanya rasa kebersamaan maka akan timbul rasa saling menghargai,” jelasnya.
Ketika ditanyakan bagaimana perkembaangan kejadian tawuran pelajar yang terjadiu Jumat (31/10). Kemudian sanksi apa yang akan diberikan kepada siswa yang terlibat tawuran? “Saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Saya sudah memerintahkan staf untuk menyelidiki kejadian itu, hingga sekarang belum ada laporan,” ujarnya Senin (3/11).
Jufri melanjutkan, mengenai sanksi belum dapat dijelaskan saksi apa yang akan dikenakan terhadap siswa tersebut. “Kita lihat nanti setelah semuanya jelas,” katanya.
Kepala SMKN 3 Lubuklinggau, Ahmad Fadlaini SPd mengaku sudah ada pertemuan antara pihak SMKN 3, SMA Yadika dan Dispendik di Polres Lubuklinggau, Sabtu (1/11). “Dalam pertemuan itu kita sepakat untuk menyelesaikan persoalan itu,” jelasnya.
Fadlaini mengharapkan, persoalan dapat diselesaikan secara kekeluargaan. “Sebab walau bagaimana pun mereka masih status sebagai pelajar. Hingga sekarang kita masih melakukan upaya pendekatan terhadap pihak SMA Yadika agar diselesaikan secara kekeluargaan,” harapnya.
Ketika ditanyakan sanksi apa yang akan diberikan kepada siswa yang terlibat kejadian tersebut? “Tentu akan diberikan sanksi namun akan kita lihat dulu duduk persoalanya baru bisa menentukan sanksi,” tegasnya (04)
Langganan:
Postingan (Atom)