Selasa, 04 November 2008

Kasus Siswa Keracunan Berakhir Damai
*Biaya Pengobatan Ditanggung Pemilik Kantin
*Sampel Makanan Diperiksa BPOM

LUBUKLINGGAU-Masih ingat kejadian siswa SMAN 3 Lubuklinggau yang keracunan setelah menyantap makanan di kantin sekolah, Senin (3/11)? Ternyata masalah itu sudah clear (selesai, red).
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikmenti, Drs H Abdullah SH MPd membenarkan persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan melalui berbagai pertimbangan. Pertama, pemilik kantin menanggung semua kerugian sekaligus biaya pengobatan akibat kejadian tersebut. Kemudian disisi lain, pihak keluarga siswa juga menerima dengan lapang dada. “Selain itu, kita meyakini kejadian menimpa anak-anak bukan disengaja oleh pemilik kantin,” tandasnya.
Namun demikian lanjut Abdullah, dari aspek hukum perbuatan disengaja maupun tidak disengaja dapat dikenakan sanksi dan tidak serta merta selesai begitu saja. Maksudnya, nanti setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palembang, mengeluarkan hasil uji sample, maka akan diketahui makanan atau bahan makanan apa yang terkontaminasi bakteri. “Nah hasil laboratorium itulah akan kita tindaklanjuti. Jadi, sementara waktu kita tunggu saja hasil kerja BPOM. Apalagi sampel makanannya sudah dibawa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau ke BPOM Palembang untuk diuji,” tambahnya sembari mengatakan dalam persoalan ini mereka tetap mengedepankan asas kekeluargaan.
Lalu Abdullah menjelaskan, hari ini (kemarin, red) aktifitas belajar mengajar siswa sudah aktif kembali. Begitupun 24 siswa yang keracuanan—tertulis sebelumnya 23—juga sudah mengikuti pelajaran seperti biasa termasuk seorang guru.
Terpisah, Kepala SMAN 3 Lubuklinggau, Drs Meidhianto Subur sempat menceritakan kronologi kejadian sebenarnya. Sekitar pukul 7.15 WIB atau sebelum upacara bendera, Senin (3/11) beberapa siswa sarapan di kantin sekolah. Mereka menyantap nasi gemuk (nasi uduk), dicampur mie dan kerupuk merah. Setelah beberapa jam kemudian anak-anak mulai terasa mual dan muntah-muntah. Melihat kejadian, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Petanang. Setelah dirawat selama beberapa jam, kondisi siswa mulai membaik selanjutnya diperbolehkan pulang oleh pihak Puskesmas. “Tidak ada siswa yang dirawat inap semua rawat jalan,” bantahnya.
Meidhianto menghimbau kepada pemilik kantin agar lebih memperhatikan makanan yang dijual. “Kita menekankan kepada pemilik kantin untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap makanan yang dijual. Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali,” imbuhnya.
Di tempat lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya SKM MKes, dihubungi tadi malam mengatakan, terkait keracunan yang dialami siswa SMAN 3 Lubuklinggau sudah ditindaklanjuti. “Sesaat setelah kejadian Senin (3/11) kami langsung mengambil sampel seluruh makanan yang dijual di kantin, mulai dari nasi uduk dan gorengan tahu, tempe, bakwan, untuk dibawa ke BPOM Palembang,” bebernya.
Desilina melanjutkan, sampel itu dipegang dan dibawa oleh Elita, Bagian Permakmin Dinkes Kota Lubuklinggau dengan naik travel hari kejadian (Senin,3/11) pukul 14.00 WIB. Pihak Dinkes mengklaim sampel sudah diterima pihak BP POM Palembang.
“Kita bergerak cepat dengan membawa sampel makanan yang sempat dimakan siswa dan seorang guru. Kita belum dapat memperkirakan apa yang menyebabkan siswa mengalami keracunan karena hasilnya belum kita peroleh dari BP POM Palembang,” paparnya.
Ketua YLKI Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, Hasran Akwa SH mengaku pihaknya selaku lembaga konsumen sudah memperingatkan kepada pihak terkait untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman (Makmin) yang beredar di masyarakat.
“Jauh sebelum kejadian siswa keracuan ini saya saudah pernah mengajak Dinas Pendidikan, Dinas Perindustrian dan Perdangan (Disperindag) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, untuk memantau Maknin yang dijual di kantin sekolah, sebab terindikasi banyak makanan yang tidak layak dikomsumsi,” pungkasnya.(04/05)

Tidak ada komentar: