Guru SMPN 8 Lubuklinggau Juara MTQ Tingkat Provinsi
LUBUKLINGGAU-Guru asal kota Lubuklinggau patut diacungi jempol, karena selain pandai mengajar juga mampu mengaji. Hal itu dibuktikan Deska Bernitasari, guru SMPN 8 Lubuklinggau, yang berhasil meraih juara II pada Musabako Tilawatil Qur’an (MTQ) antar guru se-provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Kegiatan itu digelar Rabu hingga Kamis (19-20/11) di Masjid Dinas Pendidikan provinsi Sumsel di kota Palembang. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau Drs Jufri Effendi, MM melalui Kasubbid Kurikulum Pendidikan (Dikdas), Samsumar, SPd kepada koran ini di kantornya, Senin (24/11).
Menurut Samsumar, kota Lubuklinggau mengutus dua guru untuk memeriahkan Hari Guru Nasional (HGN) ke-13 tahun 2008, yakni H Kamaluddin, SPd dan Deska Bernitasari. “Namun yang berhasil meraih juara adalah Deska.”(04)
Senin, 24 November 2008
Warga Nikan Respon Himbauan Kadinkes
*Bersihkan Lingkungan
LUBUKLINGGAU-Himbauan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya, SKM Mkes agar selalu menjaga kebersihan lingkungan direspon warga kelurahan Nikan Jaya, kecamatan Lubuklinggau Timur I. Terbukti, Minggu (23/11), mereka melakukan gotong-royong membersihkan tumpukan sampah yang selama ini sempat menutupi salah satu badan jalan yang ada di kelurahan tersebut.
“Sebenarnya kami sering menggelar gotong-royong semacam ini. Gotong-royong kali ini berbeda dari sebelumnya. Biasanya kami membersikan rumput di jalan masuk komplek sekitar pekarangan rumah masing-masing dan juga di sekitar lapangan. Tapi kali ini kami membersihkan tumpukan sampah menutupi salah satu badan jalan akses menuju komplek. Kami membersihkan tumpukan sampah itu setelah membaca himbauan Kadinkes, agar warga selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari berbagai penyakit,” kata M Isa, Anggota DPRD kota Lubuklinggau kepada koran ini, Minggu (234/11), ditengah kesibukanya gotong-royong bersama warga.
Isa menambahkan, musim hujan seperti saat ini harus mewaspadai penyakit demam berdarah seperti dihimbau oleh Kadiskes. Isa mengaku, untuk membersihkan tumpukan sampah di jalan pihaknya meminjam alat berat milik PT Takabaya. “Secara kebetulan perusahan itu sedang membangun jalan di sini (kelurahan Nikan Jaya-red),” ujarnya.
Lurah Nikan Jaya, M Ikbal, SSTP menambahkan, selain gotong-royong kebersihan warga juga mulai melakukan penghijauan di sekitar komplek. Bibit pohon dari Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan (DTPPK). “Ada 100 bibit yang kami tamam terdiri dari berbagai jenis pohon seperti mahoni dan lain-lain,” tukasnya. (04)
*Bersihkan Lingkungan
LUBUKLINGGAU-Himbauan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya, SKM Mkes agar selalu menjaga kebersihan lingkungan direspon warga kelurahan Nikan Jaya, kecamatan Lubuklinggau Timur I. Terbukti, Minggu (23/11), mereka melakukan gotong-royong membersihkan tumpukan sampah yang selama ini sempat menutupi salah satu badan jalan yang ada di kelurahan tersebut.
“Sebenarnya kami sering menggelar gotong-royong semacam ini. Gotong-royong kali ini berbeda dari sebelumnya. Biasanya kami membersikan rumput di jalan masuk komplek sekitar pekarangan rumah masing-masing dan juga di sekitar lapangan. Tapi kali ini kami membersihkan tumpukan sampah menutupi salah satu badan jalan akses menuju komplek. Kami membersihkan tumpukan sampah itu setelah membaca himbauan Kadinkes, agar warga selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari berbagai penyakit,” kata M Isa, Anggota DPRD kota Lubuklinggau kepada koran ini, Minggu (234/11), ditengah kesibukanya gotong-royong bersama warga.
Isa menambahkan, musim hujan seperti saat ini harus mewaspadai penyakit demam berdarah seperti dihimbau oleh Kadiskes. Isa mengaku, untuk membersihkan tumpukan sampah di jalan pihaknya meminjam alat berat milik PT Takabaya. “Secara kebetulan perusahan itu sedang membangun jalan di sini (kelurahan Nikan Jaya-red),” ujarnya.
Lurah Nikan Jaya, M Ikbal, SSTP menambahkan, selain gotong-royong kebersihan warga juga mulai melakukan penghijauan di sekitar komplek. Bibit pohon dari Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan (DTPPK). “Ada 100 bibit yang kami tamam terdiri dari berbagai jenis pohon seperti mahoni dan lain-lain,” tukasnya. (04)
Dikdas Siapkan Soal UUB
LUBUKLINGGAU-Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau dalam hal ini Bidang Pendididkan Dasar (Dikdas) siap menggelar Ujian Umum Bersama (UUB) yang akan digelar 1 hingga 3 Desember nanti.
“Panitia penulis naskah soal UUB SD/MI semester ganjil tahun pembelajaran 2008-2009 sudah selesai membuat soal dan soal siap didistribusikan ke sekolah” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau Drs Jufri Effendi, MM melalui Kasubbid Kurikulum Pendidikan (Dikdas), Samsumar, SPd kepada koran ini di kantornya, Senin (24/11).
Samsumar menyebutkan jadwal UUB, Senin (1/12) bahasa Indonesia dan pendidikan kewarganegaraan (PKn). Lalu Selasa (2/12) IPA dan IPS, selanjutnya Rabu (3/12) matematika dan pendidikan agama Islam (PAI). “Pada UUB 6 mata pelajaran yang diujikan,” jelasnya.
Masih kata Samsumar, 4 hingga 5 Desember dilanjutkan ujian sekolah, yakni untuk mata pelajaran muatan lokal (Mulok), pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes) serta seni budaya dan keterampilan.(04)
LUBUKLINGGAU-Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau dalam hal ini Bidang Pendididkan Dasar (Dikdas) siap menggelar Ujian Umum Bersama (UUB) yang akan digelar 1 hingga 3 Desember nanti.
“Panitia penulis naskah soal UUB SD/MI semester ganjil tahun pembelajaran 2008-2009 sudah selesai membuat soal dan soal siap didistribusikan ke sekolah” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau Drs Jufri Effendi, MM melalui Kasubbid Kurikulum Pendidikan (Dikdas), Samsumar, SPd kepada koran ini di kantornya, Senin (24/11).
Samsumar menyebutkan jadwal UUB, Senin (1/12) bahasa Indonesia dan pendidikan kewarganegaraan (PKn). Lalu Selasa (2/12) IPA dan IPS, selanjutnya Rabu (3/12) matematika dan pendidikan agama Islam (PAI). “Pada UUB 6 mata pelajaran yang diujikan,” jelasnya.
Masih kata Samsumar, 4 hingga 5 Desember dilanjutkan ujian sekolah, yakni untuk mata pelajaran muatan lokal (Mulok), pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes) serta seni budaya dan keterampilan.(04)
Sertifikasi Guru Kuota 2008 Lulus 132 Orang
*Tunjangan Profesi Dibayar Rapel
LUBUKLINGGAU-Kabar gembira bagi 132 guru dibawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, yang mengikuti program sertifikasi kuota 2008. Mengapa? Sebab mereka dinyatakan lulus dan tidak lama lagi akan menerima rapel tunjangan profesi
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi, MM melalui tim sertifikasi Disdik kota Lubuklinggau, Drs Rudi Erwandi, MPd kepada koran ini, Senin (24/11).
Lebih lanjut Rudi menjelaskan, dari 132 guru yang lulus sertifikasi, 17 orang menerima tunjangan terhitung April 2008 dan 115 orang dibayar terhitung Juli 2008. Ketentuan itu berdasarkan surat keputusan (SK) Direktur Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tanaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen PMPTK Depdiknas) No. 10037.1161/F/SK/2008 dan 10067.1161/F/SK/2008, tentang guru penerima tunjangan profesi pendidik kota Lubuklinggau.
“Mereka akan mendapat tunjangan profesi pendidik setiap bulan, besarnya setara dengan satu kali gaji pokok. Sesuai dengan undang-undang (UU) No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Mendiknas) No. 18 tahun 2007, tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan jo peraturan Mendiknas No. 11 tahun 2008, tentang Perubahan Peraturan Mendiknas No. 18 tahun 2007 dan peraturan Mendiknas No. 36 tahun 2007 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Bagi Guru,” jelasnya. (04)
*Tunjangan Profesi Dibayar Rapel
LUBUKLINGGAU-Kabar gembira bagi 132 guru dibawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, yang mengikuti program sertifikasi kuota 2008. Mengapa? Sebab mereka dinyatakan lulus dan tidak lama lagi akan menerima rapel tunjangan profesi
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi, MM melalui tim sertifikasi Disdik kota Lubuklinggau, Drs Rudi Erwandi, MPd kepada koran ini, Senin (24/11).
Lebih lanjut Rudi menjelaskan, dari 132 guru yang lulus sertifikasi, 17 orang menerima tunjangan terhitung April 2008 dan 115 orang dibayar terhitung Juli 2008. Ketentuan itu berdasarkan surat keputusan (SK) Direktur Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tanaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (Dirjen PMPTK Depdiknas) No. 10037.1161/F/SK/2008 dan 10067.1161/F/SK/2008, tentang guru penerima tunjangan profesi pendidik kota Lubuklinggau.
“Mereka akan mendapat tunjangan profesi pendidik setiap bulan, besarnya setara dengan satu kali gaji pokok. Sesuai dengan undang-undang (UU) No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (Mendiknas) No. 18 tahun 2007, tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan jo peraturan Mendiknas No. 11 tahun 2008, tentang Perubahan Peraturan Mendiknas No. 18 tahun 2007 dan peraturan Mendiknas No. 36 tahun 2007 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi Bagi Guru,” jelasnya. (04)
Kamis, 20 November 2008
PB IKA LKS dan Dispora Mura Menggelar Diklat LKS
*Diikuti Siswa Utusan dari 20 Sekolah
MUSI RAWAS-Pengurus Persama Ikatan Keluarga Alumni Latihan Kepemimpinan Siswa (PB IKA LKS) bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olah raga (Dispora) kabupaten Musi Rawas (Mura) menggelar Pendidikan dan Latihan (Diklat), LKS Angkatan VI se-kabupaten Mura. Kegiatan berlangsung tiga hari, Kamis (20/11) hingga Sabtu (23/11), dipusatkan di Hotel Karya Dempo terletak di jalan Garuda Putih kota Lubuklinggau.
Ketua panita pelaksana, Lumatar Wahyudi, mengucapkan terima kasih kepada Dispora dan semua pihak yang telah membantu sehingga Diklat LKS angkatan VI dapat terlaksana. Dia menambahkan kegiatan itu dikuti 45 peserta utusan dari 20 SMA/SMK dan MA negeri dan swasta yang ada di kabupaten Mura. “Saya mengharapkan kepada para peserta agar mengikuti kegiatan ini dengan baik, “ harapnya.
Selama Diklat, peserta mendapat bimbingan dari nara sumber seperti Dispora dan komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Adapun materi pada hari Kamis (20/11) dimulai dari, arah kebijakan pembangunan Pemkab Mura, guna tercapainya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Mura dan peran serta pemuda khususnya pelajar dalam menyukseskan program tersebut. Peranan pemerintah melalui Dispora dalam membangkitkan kreatifitas pemuda. Kemudian Osis sebagai langkah awal, siswa belajar berorganisasi, dan pengenalan kampus.
Berikutnya Jumat (21/11), Pemberdayaan pemuda, yaitu yang pertama peran serta pemerintah guna membantu eksistensi organisasi pemuda yang ada di kabupaten Mura; kedua peran serta pelajar dalam memajukan pariwisata yang ada di kabupaten Mura; ketiga Dewan pimpinan Daerah (DPD) KNPI kabupaten Mura, sebagai tempat berhimpun organisasi pemuda yang ada di kabupaten Mura dan perananya; dan keempat leadership dan management organisasi.
Materi pertama Sabtu (22/11) Outtting. Dilanjutkan sejarah PB IKA LKS kabupaten Mura dan pemahaman terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) serta pimpinan organisasi LKS. Bingkai keluarga didalam IKA LKS. Sedangkan materi hari terakhir Minggu (23/11) tatacara berdiskusi dan teknik memimpin sidang dalam rapat dan teknik pembuatan proposal dan laporan kegiatan.
“Selama mengikuti Diklat peserta menginap di Hotel Karya Dempo,” demikian kata Lumatar Wahyudi.
Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Bupati Mura, H Ridwan Mukti yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olah raga (Kadispora), Drs H Saari Zahri. Kata sambutan tertulis yang dibaca Saari mengatakan, banyak hal dapat diungkapkan jika berbicara tentang orang-orang muda, generasi penerus bangsa. Mulai dari potensi, energi, semangat, cita-cita, minat, bakat dan pandangan-pandangannya tentang berbagai permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Dari sekian hal yang menarik dari orang-orang muda yang paling menarik untuk diketahui adalah bagaimana pemuda seperti saudara-saudara, memandang dan menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dibidang sosial budaya, politik dan kepemimpinan, baik pada skala lokal maupun nasional.
Saari melanjutkan, mengetahui pandangan generasi muda menjadi sangat penting karena pandangan akan mempengaruhi sikap, yang selanjutnya akan menunjukan kecenderungannya dalam bertindak. Pandangan positif dan optimis, dan selanjutnya akan memunculkan perilaku atau tindakan yang positif pula, demikian sebaliknya.
Kondisi kejiwaan pemuda, terutama yang berada dalam kelompok usia remaja, sebagian besar masih dalam kondisi yang labil, lebih mudah terpengaruh yang datang dari luar. Untuk menangkal prilaku buruk pemuda perlu diselenggarakan forum-forum yang kiranya dapat menguatkan pandangan dan sikap positif kaum remaja, agar tidak mudah goyah terhadap pengaruh negatif dari lingkungan pergaulan, dan tempat tinggal serta tayangan televisi yang tidak mendidik.
Pemkab Mura menyatakan apresiasi positif kepada IKA LKS dan semua pihak yang menyelenggarakan Diklat LKS. “Kalian harus tetap optimis,” demikian Saari.
Kemudain Kadispora memukul gong sebagai tanda pembukaan Diklat LKS. Lalu Saari mengenakan tanda peserta kepada perwakilan peserta. (04)
*Diikuti Siswa Utusan dari 20 Sekolah
MUSI RAWAS-Pengurus Persama Ikatan Keluarga Alumni Latihan Kepemimpinan Siswa (PB IKA LKS) bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olah raga (Dispora) kabupaten Musi Rawas (Mura) menggelar Pendidikan dan Latihan (Diklat), LKS Angkatan VI se-kabupaten Mura. Kegiatan berlangsung tiga hari, Kamis (20/11) hingga Sabtu (23/11), dipusatkan di Hotel Karya Dempo terletak di jalan Garuda Putih kota Lubuklinggau.
Ketua panita pelaksana, Lumatar Wahyudi, mengucapkan terima kasih kepada Dispora dan semua pihak yang telah membantu sehingga Diklat LKS angkatan VI dapat terlaksana. Dia menambahkan kegiatan itu dikuti 45 peserta utusan dari 20 SMA/SMK dan MA negeri dan swasta yang ada di kabupaten Mura. “Saya mengharapkan kepada para peserta agar mengikuti kegiatan ini dengan baik, “ harapnya.
Selama Diklat, peserta mendapat bimbingan dari nara sumber seperti Dispora dan komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Adapun materi pada hari Kamis (20/11) dimulai dari, arah kebijakan pembangunan Pemkab Mura, guna tercapainya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Mura dan peran serta pemuda khususnya pelajar dalam menyukseskan program tersebut. Peranan pemerintah melalui Dispora dalam membangkitkan kreatifitas pemuda. Kemudian Osis sebagai langkah awal, siswa belajar berorganisasi, dan pengenalan kampus.
Berikutnya Jumat (21/11), Pemberdayaan pemuda, yaitu yang pertama peran serta pemerintah guna membantu eksistensi organisasi pemuda yang ada di kabupaten Mura; kedua peran serta pelajar dalam memajukan pariwisata yang ada di kabupaten Mura; ketiga Dewan pimpinan Daerah (DPD) KNPI kabupaten Mura, sebagai tempat berhimpun organisasi pemuda yang ada di kabupaten Mura dan perananya; dan keempat leadership dan management organisasi.
Materi pertama Sabtu (22/11) Outtting. Dilanjutkan sejarah PB IKA LKS kabupaten Mura dan pemahaman terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) serta pimpinan organisasi LKS. Bingkai keluarga didalam IKA LKS. Sedangkan materi hari terakhir Minggu (23/11) tatacara berdiskusi dan teknik memimpin sidang dalam rapat dan teknik pembuatan proposal dan laporan kegiatan.
“Selama mengikuti Diklat peserta menginap di Hotel Karya Dempo,” demikian kata Lumatar Wahyudi.
Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Bupati Mura, H Ridwan Mukti yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olah raga (Kadispora), Drs H Saari Zahri. Kata sambutan tertulis yang dibaca Saari mengatakan, banyak hal dapat diungkapkan jika berbicara tentang orang-orang muda, generasi penerus bangsa. Mulai dari potensi, energi, semangat, cita-cita, minat, bakat dan pandangan-pandangannya tentang berbagai permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Dari sekian hal yang menarik dari orang-orang muda yang paling menarik untuk diketahui adalah bagaimana pemuda seperti saudara-saudara, memandang dan menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dibidang sosial budaya, politik dan kepemimpinan, baik pada skala lokal maupun nasional.
Saari melanjutkan, mengetahui pandangan generasi muda menjadi sangat penting karena pandangan akan mempengaruhi sikap, yang selanjutnya akan menunjukan kecenderungannya dalam bertindak. Pandangan positif dan optimis, dan selanjutnya akan memunculkan perilaku atau tindakan yang positif pula, demikian sebaliknya.
Kondisi kejiwaan pemuda, terutama yang berada dalam kelompok usia remaja, sebagian besar masih dalam kondisi yang labil, lebih mudah terpengaruh yang datang dari luar. Untuk menangkal prilaku buruk pemuda perlu diselenggarakan forum-forum yang kiranya dapat menguatkan pandangan dan sikap positif kaum remaja, agar tidak mudah goyah terhadap pengaruh negatif dari lingkungan pergaulan, dan tempat tinggal serta tayangan televisi yang tidak mendidik.
Pemkab Mura menyatakan apresiasi positif kepada IKA LKS dan semua pihak yang menyelenggarakan Diklat LKS. “Kalian harus tetap optimis,” demikian Saari.
Kemudain Kadispora memukul gong sebagai tanda pembukaan Diklat LKS. Lalu Saari mengenakan tanda peserta kepada perwakilan peserta. (04)
KKP Berhasil Membuat Mie dari Labu Kuning
*Uji Kesukaan Pangan
MUSI RAWAS-Kantor Ketahan Pangan (KKP) kabupaten Musi Rawas (Mura) bekerjasama dengan Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT) Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang dan Badan Ketahanan Pangan (BKP) propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengadakan uji kesukaan pangan, di desa Air Satan kabupaten Mura, Selasa (18/11) lalu.
“Uji Kesukaan pangan sebagai bentuk pelaksanaan kegiatan pengembangan pangan lokal sesuai surat Kepala Badan Ketahanan Pangan (KBKP) propinsi Sumsel, No. 521/Ban-Ketpang-262/1008, 23 Oktober 2008,” kata Ir Prima Dina Surya Rozak, Kepala Kantor Ketahanan Pangan kabupaten Mura, melalui press realise-nya, Kamis(20/11).
Selain itu lanjut Prima, untuk merespon isu strategis 2009 Kantor Ketahanan Pangan kabupaten Mura, diantaranya belum meratanya ketersedian dan distribusi pangan antar waktu dan antar wilayah. Kemudian belum optimalnya pengendalian cadangan pangan daerah. Masih perlu penanganan daerah rawan pangan. Masih kurangnya penerapan kajian pangan dan belum beragamnya pola konsumsi pangan bergizi dan berimbang sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH).
Masih dalam proses realisi tadi, peserta uji kesukaan pangan itu diikuti kelompok pangan olahan perempuan tani mandiri dan anggota TP PKK desa Air Satan yang diketuai Ny Ratmi Sulvianti, SAg serta dihadiri Kepala Desa Air Satan Ghufron. Dan Ketua PKMT Unsri, Dr Ir Elmeizy Arofah MSi. Menurut Prima uji kesukaan pangan kali ini pihaknya melakukan pembuatan mie terbuat dari labu kuning, kemudian disebut ‘mi laku’.
Lalu Prima menyebutkan cara membuatanya, pertama labu kuning dibersihkan. Setelah bersih dikukus dengan kulit (tanpa dikupas). Setelah matang kupas kulitnya, kemudian diperas menggunakan kain blacu lalu dihaluskan. Langkah selanjutnya 210 gram labu halus dicampur dengan 390 gram tepung terigu (sebagai adonan dasar). Satu butir telur bebek ditambah 1 sendok galam halus, satu sendok air dan 1 sendok minyak sayur diaduk rata, kemudian bahan ini disebut (bahan campuran). Berikutnya bahan capuran dimasukan ke dalam adonan dasar, aduk hingga rata.
Adonan tadi dipipiskan menggunakan alat ekstruder hingga ketebalan 1-2 Milimeter (jadi lembaran mie). Lembaran mie dicetak menggunakan alat pemotong mie. “Agar mie tidak menyatu tambahkan sedikit tepung terigu sambil diratakan. Berikut siapkan air mendidih yang diberi 1 sendok minyak sayur untuk merebus mie selama 5 menit dan tiriskan lalu segera diberi minyak sayur. Mie siap disajikan, bisa untuk mie bakso, rujak mie dan lain-lain,” kata pria kelahiran Palembang, 16 Mei 1958 itu.(04)
*Uji Kesukaan Pangan
MUSI RAWAS-Kantor Ketahan Pangan (KKP) kabupaten Musi Rawas (Mura) bekerjasama dengan Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT) Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang dan Badan Ketahanan Pangan (BKP) propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengadakan uji kesukaan pangan, di desa Air Satan kabupaten Mura, Selasa (18/11) lalu.
“Uji Kesukaan pangan sebagai bentuk pelaksanaan kegiatan pengembangan pangan lokal sesuai surat Kepala Badan Ketahanan Pangan (KBKP) propinsi Sumsel, No. 521/Ban-Ketpang-262/1008, 23 Oktober 2008,” kata Ir Prima Dina Surya Rozak, Kepala Kantor Ketahanan Pangan kabupaten Mura, melalui press realise-nya, Kamis(20/11).
Selain itu lanjut Prima, untuk merespon isu strategis 2009 Kantor Ketahanan Pangan kabupaten Mura, diantaranya belum meratanya ketersedian dan distribusi pangan antar waktu dan antar wilayah. Kemudian belum optimalnya pengendalian cadangan pangan daerah. Masih perlu penanganan daerah rawan pangan. Masih kurangnya penerapan kajian pangan dan belum beragamnya pola konsumsi pangan bergizi dan berimbang sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH).
Masih dalam proses realisi tadi, peserta uji kesukaan pangan itu diikuti kelompok pangan olahan perempuan tani mandiri dan anggota TP PKK desa Air Satan yang diketuai Ny Ratmi Sulvianti, SAg serta dihadiri Kepala Desa Air Satan Ghufron. Dan Ketua PKMT Unsri, Dr Ir Elmeizy Arofah MSi. Menurut Prima uji kesukaan pangan kali ini pihaknya melakukan pembuatan mie terbuat dari labu kuning, kemudian disebut ‘mi laku’.
Lalu Prima menyebutkan cara membuatanya, pertama labu kuning dibersihkan. Setelah bersih dikukus dengan kulit (tanpa dikupas). Setelah matang kupas kulitnya, kemudian diperas menggunakan kain blacu lalu dihaluskan. Langkah selanjutnya 210 gram labu halus dicampur dengan 390 gram tepung terigu (sebagai adonan dasar). Satu butir telur bebek ditambah 1 sendok galam halus, satu sendok air dan 1 sendok minyak sayur diaduk rata, kemudian bahan ini disebut (bahan campuran). Berikutnya bahan capuran dimasukan ke dalam adonan dasar, aduk hingga rata.
Adonan tadi dipipiskan menggunakan alat ekstruder hingga ketebalan 1-2 Milimeter (jadi lembaran mie). Lembaran mie dicetak menggunakan alat pemotong mie. “Agar mie tidak menyatu tambahkan sedikit tepung terigu sambil diratakan. Berikut siapkan air mendidih yang diberi 1 sendok minyak sayur untuk merebus mie selama 5 menit dan tiriskan lalu segera diberi minyak sayur. Mie siap disajikan, bisa untuk mie bakso, rujak mie dan lain-lain,” kata pria kelahiran Palembang, 16 Mei 1958 itu.(04)
Musim Hujan Waspadai DBD
*Cegah Dengan 3 M Plus
LUBUKLINGGAU-Penyakit yang harus diwaspadai pada musim hujan seperti saat ini adalah Malaria dan Demam Berdarah(DBD). Karena di musim hujan seperti sekarang ini, banyak terdapat genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk belang aedes aegypti sebagai biang penyebar demam berdarah dengue (DBD).
“Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk perlu menerapkan pola hidup bersih dengan membersikan pekarang rumah dan lakukan 3 M plus. Yakni, mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Kemudian menguras bak mandi minimal satu minggu sekali. Menutup tempat penampungan air agar tidak ada kesempatan bagi nyamuk untuk bersarang. Sedangkan plusnya yaitu menabur bubuk Abate,” demikian kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya, SKM Mkes kepada koran ini melalui ponselnya, Kamis (20/11).
Menurut Desilina Tjaya, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Dan untuk diketahui sebenarnya sehat itu mahal. Lalu Kadiskes menjelaskan, agar tidak terlambat masyarakat harus mengenali gejala atau ciri-ciri DBD. Gejala demam bisa terjadi secara mendadak dan berlangsung selama 2-7 hari. Demam pada penderita DBD biasanya suhu tubuh penderita cenderung turun-naik (3 hari panas, hari ke-4 turun, dan naik lagi pada hari ke-5).
"Secara umum kalau demam tidak sembuh dalam waktu dua hari, segera ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat,” imbuhnya. (04)
*Cegah Dengan 3 M Plus
LUBUKLINGGAU-Penyakit yang harus diwaspadai pada musim hujan seperti saat ini adalah Malaria dan Demam Berdarah(DBD). Karena di musim hujan seperti sekarang ini, banyak terdapat genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk belang aedes aegypti sebagai biang penyebar demam berdarah dengue (DBD).
“Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk perlu menerapkan pola hidup bersih dengan membersikan pekarang rumah dan lakukan 3 M plus. Yakni, mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Kemudian menguras bak mandi minimal satu minggu sekali. Menutup tempat penampungan air agar tidak ada kesempatan bagi nyamuk untuk bersarang. Sedangkan plusnya yaitu menabur bubuk Abate,” demikian kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya, SKM Mkes kepada koran ini melalui ponselnya, Kamis (20/11).
Menurut Desilina Tjaya, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Dan untuk diketahui sebenarnya sehat itu mahal. Lalu Kadiskes menjelaskan, agar tidak terlambat masyarakat harus mengenali gejala atau ciri-ciri DBD. Gejala demam bisa terjadi secara mendadak dan berlangsung selama 2-7 hari. Demam pada penderita DBD biasanya suhu tubuh penderita cenderung turun-naik (3 hari panas, hari ke-4 turun, dan naik lagi pada hari ke-5).
"Secara umum kalau demam tidak sembuh dalam waktu dua hari, segera ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat,” imbuhnya. (04)
Tim BPKP Audit Seluruh Madrasah Pengunaan BOS
MUSI RAWAS-Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPK) kantor cabang propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang berkedudukan di kota Palembang, Kamis (20/11), melakukan sosialisasi penggunaan Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) bagi madrasah dalam naungan Departemen Agama kabupaten Musi Rawas (Depag Mura). Kegitan itu dipusatkan di Aula Depag Mura, di jalan Depati Said kota Lubuklinggau, Kamis (20/11).
Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Mapenda), Habibullah Angkasa, MAg mengatakan, kegiatan itu diikuti seluruh kepala MI dan MTs yang menerima BOS. Dan kepala MA yang menerima bantuan dana dari pemerintah pusat. “Sosialisasi ini mengupas tentang penggunaan dana pembangunan gedung madrasah. Bertujuan untuk memperbaiki kinerja dan akuntabilitas pengunaan dana,” bebernya.
Selain sosialisasi, lanjut Habibulah, tim BPKP juga mengaudit pembukuan penggunaan dana madrasah tahun 2007. “Kalau terdapat kesalahan dalam pembukuan dapat langsung diarahkan tim BPKP, dengan begitu pengguna dana lebih mudah memahami. Kegiatan ini sifatnya pembinaan saja,” jelasnya.
Ditambahkan Habibullah, tidak itu saja tim BPKP juga akan turun ke lapangan, guna mengunjungi madrasah pengguna dana BOS, untuk mengetahui secara langsung kondisi di lapangan.
Dikemukakannya, penggunaan dana BOS untuk tahun 2007 sudah terserap 100 persen. “Untuk tahun 2008 ini masih dalam proses pembuatan laporan akhir,” pungkasnya.
MUSI RAWAS-Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPK) kantor cabang propinsi Sumatera Selatan (Sumsel) yang berkedudukan di kota Palembang, Kamis (20/11), melakukan sosialisasi penggunaan Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) bagi madrasah dalam naungan Departemen Agama kabupaten Musi Rawas (Depag Mura). Kegitan itu dipusatkan di Aula Depag Mura, di jalan Depati Said kota Lubuklinggau, Kamis (20/11).
Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Mapenda), Habibullah Angkasa, MAg mengatakan, kegiatan itu diikuti seluruh kepala MI dan MTs yang menerima BOS. Dan kepala MA yang menerima bantuan dana dari pemerintah pusat. “Sosialisasi ini mengupas tentang penggunaan dana pembangunan gedung madrasah. Bertujuan untuk memperbaiki kinerja dan akuntabilitas pengunaan dana,” bebernya.
Selain sosialisasi, lanjut Habibulah, tim BPKP juga mengaudit pembukuan penggunaan dana madrasah tahun 2007. “Kalau terdapat kesalahan dalam pembukuan dapat langsung diarahkan tim BPKP, dengan begitu pengguna dana lebih mudah memahami. Kegiatan ini sifatnya pembinaan saja,” jelasnya.
Ditambahkan Habibullah, tidak itu saja tim BPKP juga akan turun ke lapangan, guna mengunjungi madrasah pengguna dana BOS, untuk mengetahui secara langsung kondisi di lapangan.
Dikemukakannya, penggunaan dana BOS untuk tahun 2007 sudah terserap 100 persen. “Untuk tahun 2008 ini masih dalam proses pembuatan laporan akhir,” pungkasnya.
Selasa, 18 November 2008
Uji Sampel Makanan Penyebab Keracunan Belum Jelas
*Di SMAN 3
LUBUKLINGGAU-Masih ingat kejadian 24 siswa dan seorang guru SMAN 3 Lubuklinggau, keracunan setelah menyantap makanan di kantin sekolah, Senin (3/11) lalu? terkait kejadian itu Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, mengaku bertindak cepat dengan mengambil sampel makanan yang sempat dimakan siswa waktu itu, selanjutnya dibawa ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palembang.
Namun hingga, Selasa (18/11) belum ada hasil dari uji sample makanan tersebut. Kadinkes Kota Lubuklinggau,Hj Desilina Tjaya SKM MKes dihubungi koran ini Selasa (18/11) mengakui hal itu. "Kami belum menerima hasilnya sehingga belum bisa disimpulkan apa yang menyebabkan siswa keracunan. Nanti akan saya tanyakan lagi dengan bagian yang menangani soal itu," janjinya.
sekedar mengiatkan kejadian itu terjadi bermula beberapa siswa sarapan di kantin sekolah, sekitar pukul 7.15 WIB atau sebelum upacara bendera, Senin (3/11). Siswa itu menyantap nasi gemuk (nasi uduk), dicampur mie dan kerupuk merah. Setelah beberapa jam kemudian anak-anak mulai terasa mual dan muntah-muntah. Melihat kejadian itu, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Petanang. Setelah dirawat selama beberapa jam, kondisi siswa mulai membaik selanjutnya diperbolehkan pulang oleh pihak Puskesmas. Dengan dipasilitasi pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Lubuklinggau, alhasil persoalan itu diselesaikan secara kekelurgaan karena pemilik kantin bertanggungjawab atas biaya yang ditimbulkan dari kejadian itu. Sedangkan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, menindaklajutinya dengan mengambil sampel makanan yang sempat dimakan siswa tadi ke BPOM di Palembang. (04)
*Di SMAN 3
LUBUKLINGGAU-Masih ingat kejadian 24 siswa dan seorang guru SMAN 3 Lubuklinggau, keracunan setelah menyantap makanan di kantin sekolah, Senin (3/11) lalu? terkait kejadian itu Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, mengaku bertindak cepat dengan mengambil sampel makanan yang sempat dimakan siswa waktu itu, selanjutnya dibawa ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palembang.
Namun hingga, Selasa (18/11) belum ada hasil dari uji sample makanan tersebut. Kadinkes Kota Lubuklinggau,Hj Desilina Tjaya SKM MKes dihubungi koran ini Selasa (18/11) mengakui hal itu. "Kami belum menerima hasilnya sehingga belum bisa disimpulkan apa yang menyebabkan siswa keracunan. Nanti akan saya tanyakan lagi dengan bagian yang menangani soal itu," janjinya.
sekedar mengiatkan kejadian itu terjadi bermula beberapa siswa sarapan di kantin sekolah, sekitar pukul 7.15 WIB atau sebelum upacara bendera, Senin (3/11). Siswa itu menyantap nasi gemuk (nasi uduk), dicampur mie dan kerupuk merah. Setelah beberapa jam kemudian anak-anak mulai terasa mual dan muntah-muntah. Melihat kejadian itu, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Petanang. Setelah dirawat selama beberapa jam, kondisi siswa mulai membaik selanjutnya diperbolehkan pulang oleh pihak Puskesmas. Dengan dipasilitasi pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Lubuklinggau, alhasil persoalan itu diselesaikan secara kekelurgaan karena pemilik kantin bertanggungjawab atas biaya yang ditimbulkan dari kejadian itu. Sedangkan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, menindaklajutinya dengan mengambil sampel makanan yang sempat dimakan siswa tadi ke BPOM di Palembang. (04)
Pasang fotonya…
SUMBANGAN-Anggota Apresiasi Seni SMAN Tugumulyo, kabupaten Mura, berfoto bersama dengan anak panti asuhan setelah menyerahkan sumbangan. Foto ist
Endriko: Ngamen Syarat Menjadi Anggota Sanggar Seni
TUGUMULYO-Sargar seni SMAN Tugumulyo, kabupaten Musi Rawas (Mura) punya cara unik dalam merekrut anggota baru, yakni setiap calon anggota wajib mengikuti Diklat ngamen di tempat-tempat umum sedangkan uang hasil dari ngamen disumbangkan kepada kaum duafa.
“Diklat itu wajib diikuti anggota baru dan sebagai bentuk uji mental. Minggu (15/11), lalu kami mengadakan Diklat tersebut di sekitar Simpang Periuk Lubuklinggau dengan memasuki sejumlah toko dan angkutan umum yang singgah di loket BUS. Ada 34 orang calon anggota yang mengikuti kegiatan itu,” kata Endriko anggota sanggar seni SMAN Tugumulyo kepada koran ini, Selasa (17/11).
Dia melajutkan, dari ngamen tadi peserta Diklat mampu mengumpulkan uang Rp 180 ribu. “Uangnya disumbangkan ke Panti Jompo di desa C Nawangsasi, kecamatan Tugumulyo,” jelasnya. (04)
SUMBANGAN-Anggota Apresiasi Seni SMAN Tugumulyo, kabupaten Mura, berfoto bersama dengan anak panti asuhan setelah menyerahkan sumbangan. Foto ist
Endriko: Ngamen Syarat Menjadi Anggota Sanggar Seni
TUGUMULYO-Sargar seni SMAN Tugumulyo, kabupaten Musi Rawas (Mura) punya cara unik dalam merekrut anggota baru, yakni setiap calon anggota wajib mengikuti Diklat ngamen di tempat-tempat umum sedangkan uang hasil dari ngamen disumbangkan kepada kaum duafa.
“Diklat itu wajib diikuti anggota baru dan sebagai bentuk uji mental. Minggu (15/11), lalu kami mengadakan Diklat tersebut di sekitar Simpang Periuk Lubuklinggau dengan memasuki sejumlah toko dan angkutan umum yang singgah di loket BUS. Ada 34 orang calon anggota yang mengikuti kegiatan itu,” kata Endriko anggota sanggar seni SMAN Tugumulyo kepada koran ini, Selasa (17/11).
Dia melajutkan, dari ngamen tadi peserta Diklat mampu mengumpulkan uang Rp 180 ribu. “Uangnya disumbangkan ke Panti Jompo di desa C Nawangsasi, kecamatan Tugumulyo,” jelasnya. (04)
Jumlah Pemustaka Terus Bertambah
*Sejak Menempati Eks Kantor Bappeda
LUBUKLINGGAU-Jumlah pengunjung Perpustakan kota Lubuklinggau terus mengalami peningkatan. Hal itu dapat dibuktikan dari total pemustaka (pengunjung-red) dari 2005 jumlah pemustaka hanya 3500 orang, 2006 mencapai 4000 orang, dan 2007 sampai 4500 orang. Sedangkan Januari hingga September 2008 jumlah pengunjung sudah mencapai angka 4448 orang.
Demikian diungkapkan staf perpustakaan kota Lubuklinggau, Sri Mulyani kepada koran ini di kantornya, Selasa (18/11).
Menurut Sri, peningkatan jumlah pemustaka terjadi sejak menempati gedung baru di eks kantor Bappeda kota Lubuklinggau di Jalan Garuda Hitam, tepatnya di samping Masjid Agung As-Salam Lubuklinggau. “Sejak kami pindah ke sini (eks kantor Bappeda-red) jumlah pemustaka terus bertambah, mungkin mereka lebih mudah untuk datang ke sini karena letaknya strategis,” kata Sri.
Ditambahkanya, pemustaka kebanyakan dari kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum, di antaranya ibu-bu rumah tangga. Kemudian staf bagian pelayanaan ini menyebutkan perpustakaan umum kota Lubuklinggau sekarang sudah memiliki koleksi 45 ribu judul buku.
Sedangkan total buku dari semua jenis buku ada 15 ribu eksemplar. Kemudian Sri, mengharapkan peran aktif masyarakat terutama bagi pemustaka agar berperan aktif untuk menyampaikan kritik dan saran termasuk usulan mengenai judul buku yang diinginkan. “Sehingga saat ada program penambahan buku kami bisa mengadakanya. Terkait soal saran yang dapat disampaikan secara tertulis, kemudian dimasukan ke dalam kotak saran,” harapnya.
Sri melajutkan, pihaknya berharap perpustakaan ini dapat berkembang pesat baik dari segi sarana maupun prasarana. “Sebenarnya perpustakaan ini belum begitu lengkap dari segi fasilitas ruangan. Boleh dibilang perpustakaan ini kekurangan ruangan seperti ruang tempat anak bermain,” pungkasnya.(04)
*Sejak Menempati Eks Kantor Bappeda
LUBUKLINGGAU-Jumlah pengunjung Perpustakan kota Lubuklinggau terus mengalami peningkatan. Hal itu dapat dibuktikan dari total pemustaka (pengunjung-red) dari 2005 jumlah pemustaka hanya 3500 orang, 2006 mencapai 4000 orang, dan 2007 sampai 4500 orang. Sedangkan Januari hingga September 2008 jumlah pengunjung sudah mencapai angka 4448 orang.
Demikian diungkapkan staf perpustakaan kota Lubuklinggau, Sri Mulyani kepada koran ini di kantornya, Selasa (18/11).
Menurut Sri, peningkatan jumlah pemustaka terjadi sejak menempati gedung baru di eks kantor Bappeda kota Lubuklinggau di Jalan Garuda Hitam, tepatnya di samping Masjid Agung As-Salam Lubuklinggau. “Sejak kami pindah ke sini (eks kantor Bappeda-red) jumlah pemustaka terus bertambah, mungkin mereka lebih mudah untuk datang ke sini karena letaknya strategis,” kata Sri.
Ditambahkanya, pemustaka kebanyakan dari kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum, di antaranya ibu-bu rumah tangga. Kemudian staf bagian pelayanaan ini menyebutkan perpustakaan umum kota Lubuklinggau sekarang sudah memiliki koleksi 45 ribu judul buku.
Sedangkan total buku dari semua jenis buku ada 15 ribu eksemplar. Kemudian Sri, mengharapkan peran aktif masyarakat terutama bagi pemustaka agar berperan aktif untuk menyampaikan kritik dan saran termasuk usulan mengenai judul buku yang diinginkan. “Sehingga saat ada program penambahan buku kami bisa mengadakanya. Terkait soal saran yang dapat disampaikan secara tertulis, kemudian dimasukan ke dalam kotak saran,” harapnya.
Sri melajutkan, pihaknya berharap perpustakaan ini dapat berkembang pesat baik dari segi sarana maupun prasarana. “Sebenarnya perpustakaan ini belum begitu lengkap dari segi fasilitas ruangan. Boleh dibilang perpustakaan ini kekurangan ruangan seperti ruang tempat anak bermain,” pungkasnya.(04)
Disdik Adakan Pelatihan Manajemen Sekolah
*Bagi Kepala Sekolah Negeri dan Swasta
LUBUKLINGGAU-Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tingkat SMP, SMA/SMK dan MA baik negeri maupun swasta mengikuti pelatihan manajemen sekolah yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) kota Lubuklinggau. Kegiatan digelar selama tiga hari (18-20/11) bertempat di Ball Room Hotel Hazmas Taba Lubuklinggau.
“Pelatihan ini mengikuti 73 orang peserta. Jumlah tersebut melampaui target yang diperkirakan panitia sekitar 60 peserta. Ternyata pelatihan ini sangat diminati,” kata Kasubbid Kurikulum Dikmenti Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, AM Irianto, SPd, ketua panitia pelaksana.
Menurut Kasubbid Kurikulum Dikmenti Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan wawasan kompetensi kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dalam mengelola sekolah. Sedangkan materinya diawali tentang kebijakan umum Disdik. Kemudian tentang rencana pengembangan program sekolah (RPPS), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), dan persiapan bahan ajar (PBA).
Sedangkan materi pada hari ini, Rabu (19/11), terdiri dari manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS), sertifikasi guru, akreditasi sekolah dan adminitrasi bimbingan konseling. “Lalu besok, Jumat (20/11), evaluasi pendidikan, administrasi sekolah dan administrasi keuangan,” paparnya.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kadisdik kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi, MM yang diwakili oleh Kabbid Dikmeti, Drs H Abdullah, SH MPd. Diawal sambutan tertulis yang dibacakan Abdullah, mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara atas terselenggaranya kegiatan pelatihan manajemen sekolah dan kepada para peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik. “Kegiatan ini salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kota Lubuklinggau,” ujarnya.
Ditambahkan Abdullah, salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan sektor pendidikan adalah peningkatan mutu, relevansi dan daya saing. Sehubungan dengan kebijakan itu, kepala sekolah, dewan guru dan stake holder pendidikan harus selalu meningkatkan kemampuan manajerial. Dengan demikian, diharapkan mampu untuk mengelola satuan pendidikan secara profesional dan bertanggung jawab.
Menurut Abdullah, kepala sekolah yang profesional adalah kepala sekolah yang memiliki wawasan kependidikan yang luas dan menguasai kompetensi manajemen sekolah, antara lain mampu menyusun perencanaan sekolah, mengelolah administrasi kelembagaan sekolah, mengelolah tenaga kependidikan, kesiswaan serta memiliki kemampuan melaksanakan supervisi dalam rangka pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Sehingga target pencapaian kurikulum dapat dipantau secara maksimal. Disamping kompetensi tersebut masih bayak lagi keterampilan manajerial kepala sekolah yang harus dikuasai.
Diharapkan dengan pelatihan ini, dapat menambah dan meningkatkan wawasan dan kemampuan kepala sekolah dan dewan guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing. “Kami mengharapkan seluruh peserta pelatihan ini dapat berperan aktif dan berbagi pengalaman antar sesama sehingga ada kesamaan persepsi dalam mengelolah lembaga pendidikan,” harapnya.(04)
*Bagi Kepala Sekolah Negeri dan Swasta
LUBUKLINGGAU-Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah tingkat SMP, SMA/SMK dan MA baik negeri maupun swasta mengikuti pelatihan manajemen sekolah yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) kota Lubuklinggau. Kegiatan digelar selama tiga hari (18-20/11) bertempat di Ball Room Hotel Hazmas Taba Lubuklinggau.
“Pelatihan ini mengikuti 73 orang peserta. Jumlah tersebut melampaui target yang diperkirakan panitia sekitar 60 peserta. Ternyata pelatihan ini sangat diminati,” kata Kasubbid Kurikulum Dikmenti Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, AM Irianto, SPd, ketua panitia pelaksana.
Menurut Kasubbid Kurikulum Dikmenti Dinas Pendidikan (Disdik) kota Lubuklinggau, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan wawasan kompetensi kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dalam mengelola sekolah. Sedangkan materinya diawali tentang kebijakan umum Disdik. Kemudian tentang rencana pengembangan program sekolah (RPPS), kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), dan persiapan bahan ajar (PBA).
Sedangkan materi pada hari ini, Rabu (19/11), terdiri dari manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS), sertifikasi guru, akreditasi sekolah dan adminitrasi bimbingan konseling. “Lalu besok, Jumat (20/11), evaluasi pendidikan, administrasi sekolah dan administrasi keuangan,” paparnya.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kadisdik kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi, MM yang diwakili oleh Kabbid Dikmeti, Drs H Abdullah, SH MPd. Diawal sambutan tertulis yang dibacakan Abdullah, mengucapkan terima kasih kepada panitia penyelenggara atas terselenggaranya kegiatan pelatihan manajemen sekolah dan kepada para peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik. “Kegiatan ini salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kota Lubuklinggau,” ujarnya.
Ditambahkan Abdullah, salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan sektor pendidikan adalah peningkatan mutu, relevansi dan daya saing. Sehubungan dengan kebijakan itu, kepala sekolah, dewan guru dan stake holder pendidikan harus selalu meningkatkan kemampuan manajerial. Dengan demikian, diharapkan mampu untuk mengelola satuan pendidikan secara profesional dan bertanggung jawab.
Menurut Abdullah, kepala sekolah yang profesional adalah kepala sekolah yang memiliki wawasan kependidikan yang luas dan menguasai kompetensi manajemen sekolah, antara lain mampu menyusun perencanaan sekolah, mengelolah administrasi kelembagaan sekolah, mengelolah tenaga kependidikan, kesiswaan serta memiliki kemampuan melaksanakan supervisi dalam rangka pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Sehingga target pencapaian kurikulum dapat dipantau secara maksimal. Disamping kompetensi tersebut masih bayak lagi keterampilan manajerial kepala sekolah yang harus dikuasai.
Diharapkan dengan pelatihan ini, dapat menambah dan meningkatkan wawasan dan kemampuan kepala sekolah dan dewan guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah masing-masing. “Kami mengharapkan seluruh peserta pelatihan ini dapat berperan aktif dan berbagi pengalaman antar sesama sehingga ada kesamaan persepsi dalam mengelolah lembaga pendidikan,” harapnya.(04)
Minggu, 09 November 2008
Besok UN Program Kesetaraan
*Diikuti 500 Peserta
LUBUKLINGGAU-Ujian Nasional (UN) program kesetaraan priode kedua tahun pelajaran 2007/2008 besok (Selasa, 11/11) dimulai. Untuk paket C periode 11-14 November. Sedangkan paket B dan A akan dihelat 18-20 November 2008. Tercatat sebanyak 500 peserta akan mengikuti UN itu, dengan rincian Paket A setara SD 16 orang, Paket B setara SMP 167 orang, Paket C setara SMA 317. Masing-masing terdaftar dienam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKB) yang ada di Kota Lubuklinggau, demikian yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufria Effendi MM, melalui Kabid PLS, Rusli Spd, di kantornya Sabtu (8/11).
Rusli melanjutkan, di PKBM Sekantenan Paket B (34 peserta), Paket C (93 orang). Kemudian PKBM Sumber Ilmu, Paket A (10 orang), Paket B (59 orang) dan Paket C (135 orang). PKBM Bukit Sulap Mafaza Paket A (6 orang), Paket B (26 orang) dan Paket C (66 orang). PKBM Barokah, Paket B (7 orang) dan Paket C (13 orang) , PKBM Djati Wangi Paket B (9 orang) dan Paket C (10 orang) . Sedangkan PKBM Kara hanya menyelegarakan Paket B (32 peserta).
“Untuk UN priode kedua ini yang tidak menyelenggarakan Paket A PKBM Sekantenan, PKBM Baroka dan Djati Wangi,” jelas Rusli.
Terpisah, Ketua PKBM Sekantenan Kota Lubuklinggau, Darmen Jamarin SPd mengaku siap menyelenggarakan UN program kesetaraan.
Kesiapan itu lanjut, Darmen tidak hanya sebatas ucapan saja. Jauh sebelum UN digelar pihaknya sudah membuat strategi belajar dengan menggunakan sistem kerja kelompok. “Dan menggelar kegiatan try out (TO) sebagai upaya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan warga belajar menghadapi UN tersebut,” ujarnya.
Darmen melanjutkan, UN paket PKBM Sekantenan digelar di SMPN 9 Lubuklinggau.
Untuk diketahui, kata Darmen, PKBM Sekantenan telah mengeluarkan warga belajar sebanyak lima periode sejak tahun 2005. “Artinya, kami sudah ikut membantu pemerintah daerah dalam perkembangan dunia pendidikan di Kota Lubuklinggau. Bahkan lulusan PKBM Sekantenan banyak yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan ada yang sudah PNS,” ujar pria yang mempunyai slogan “Sekali Layar Terkembang Pantang Surut ke Belakang.” (04)
Berikut jadwal UN Program Kesetaraan
------------------------------------
A. Paket C Setara SMA (IPS),
* Selasa (11/11) PPKn dan Bahasa Inggris
* Rabu (12/11) Sosiologi dan Geografi
* Kamis (13/11) Bahasa Indonesia dan Ekonomi
*Jum’at (14/11) Matematika
B. Paket C Setara SMA (IPA)
* Selasa (11/11) PPKn dan Bahasa Inggris
* Rabu (12/11) Biologi dan Kimia
* Kamis (13/11) Bahasa Indonesia dan Fisika
* Jum’at (14/11) Matematika
C. Paket B Setara SMP
* Selasa (18/11) PPKn dan Matematika
* Rabu (19/11) IPS dan Bahasa Indonesia
* Kamis(20/11) Bahasa Inggris dan IPA
D. Paket A Setara SD
* Selasa (18/11) PPKn dan IPA
* Rabu (19/11) IPS dan Bahasa Indonesia
* Kamis(20/11) Matematika
-----------------
NB. 1. Waktu dimulai pukul 13.30-17.30
*Diikuti 500 Peserta
LUBUKLINGGAU-Ujian Nasional (UN) program kesetaraan priode kedua tahun pelajaran 2007/2008 besok (Selasa, 11/11) dimulai. Untuk paket C periode 11-14 November. Sedangkan paket B dan A akan dihelat 18-20 November 2008. Tercatat sebanyak 500 peserta akan mengikuti UN itu, dengan rincian Paket A setara SD 16 orang, Paket B setara SMP 167 orang, Paket C setara SMA 317. Masing-masing terdaftar dienam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKB) yang ada di Kota Lubuklinggau, demikian yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufria Effendi MM, melalui Kabid PLS, Rusli Spd, di kantornya Sabtu (8/11).
Rusli melanjutkan, di PKBM Sekantenan Paket B (34 peserta), Paket C (93 orang). Kemudian PKBM Sumber Ilmu, Paket A (10 orang), Paket B (59 orang) dan Paket C (135 orang). PKBM Bukit Sulap Mafaza Paket A (6 orang), Paket B (26 orang) dan Paket C (66 orang). PKBM Barokah, Paket B (7 orang) dan Paket C (13 orang) , PKBM Djati Wangi Paket B (9 orang) dan Paket C (10 orang) . Sedangkan PKBM Kara hanya menyelegarakan Paket B (32 peserta).
“Untuk UN priode kedua ini yang tidak menyelenggarakan Paket A PKBM Sekantenan, PKBM Baroka dan Djati Wangi,” jelas Rusli.
Terpisah, Ketua PKBM Sekantenan Kota Lubuklinggau, Darmen Jamarin SPd mengaku siap menyelenggarakan UN program kesetaraan.
Kesiapan itu lanjut, Darmen tidak hanya sebatas ucapan saja. Jauh sebelum UN digelar pihaknya sudah membuat strategi belajar dengan menggunakan sistem kerja kelompok. “Dan menggelar kegiatan try out (TO) sebagai upaya untuk mengetahui sejauh mana kemampuan warga belajar menghadapi UN tersebut,” ujarnya.
Darmen melanjutkan, UN paket PKBM Sekantenan digelar di SMPN 9 Lubuklinggau.
Untuk diketahui, kata Darmen, PKBM Sekantenan telah mengeluarkan warga belajar sebanyak lima periode sejak tahun 2005. “Artinya, kami sudah ikut membantu pemerintah daerah dalam perkembangan dunia pendidikan di Kota Lubuklinggau. Bahkan lulusan PKBM Sekantenan banyak yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan ada yang sudah PNS,” ujar pria yang mempunyai slogan “Sekali Layar Terkembang Pantang Surut ke Belakang.” (04)
Berikut jadwal UN Program Kesetaraan
------------------------------------
A. Paket C Setara SMA (IPS),
* Selasa (11/11) PPKn dan Bahasa Inggris
* Rabu (12/11) Sosiologi dan Geografi
* Kamis (13/11) Bahasa Indonesia dan Ekonomi
*Jum’at (14/11) Matematika
B. Paket C Setara SMA (IPA)
* Selasa (11/11) PPKn dan Bahasa Inggris
* Rabu (12/11) Biologi dan Kimia
* Kamis (13/11) Bahasa Indonesia dan Fisika
* Jum’at (14/11) Matematika
C. Paket B Setara SMP
* Selasa (18/11) PPKn dan Matematika
* Rabu (19/11) IPS dan Bahasa Indonesia
* Kamis(20/11) Bahasa Inggris dan IPA
D. Paket A Setara SD
* Selasa (18/11) PPKn dan IPA
* Rabu (19/11) IPS dan Bahasa Indonesia
* Kamis(20/11) Matematika
-----------------
NB. 1. Waktu dimulai pukul 13.30-17.30
Dipendik Turunkan Tim Penilaian Ke SMA Azhariyah
LUBUKLINGGAU-Dijadwalkan hari ini (Senin, 10/11) Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau turunkan tim untuk melakukan penilaian SMA Azhariyah dalam rangka proses izin oprasional.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikmeti, Drs H Abdullah Makcik SH MPd mengatakan kepada Koran ini Sabtu (8/11). Beberapa hari lalu Kepala SMA Azhariyah H Indra Rozal SPdI, mengajukan permohonan untuk dinilai terkait proses izin oprasional. “Kita akan turun ke lapangan dan ingin melihat langsung proses belajar mengajar sekaligus mengenai buku yang dipakai, apakah sesuai dengan yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), termasuk mengenai kurikulum,” jelas Abdullah.
Abdullah melanjutkan, secara umum penilaian yang akan dilihat setidaknya mengarah kepada kriteria Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan. “Diantaranya memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar tehnis yang telah ditetapkan secara nasional dan memiliki tanaga kependidikan non guru yang melaksanakan tugas adminitrasi serta kegiatan non mengajar lainnya,” demikian Abdullah. (04)
LUBUKLINGGAU-Dijadwalkan hari ini (Senin, 10/11) Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau turunkan tim untuk melakukan penilaian SMA Azhariyah dalam rangka proses izin oprasional.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikmeti, Drs H Abdullah Makcik SH MPd mengatakan kepada Koran ini Sabtu (8/11). Beberapa hari lalu Kepala SMA Azhariyah H Indra Rozal SPdI, mengajukan permohonan untuk dinilai terkait proses izin oprasional. “Kita akan turun ke lapangan dan ingin melihat langsung proses belajar mengajar sekaligus mengenai buku yang dipakai, apakah sesuai dengan yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), termasuk mengenai kurikulum,” jelas Abdullah.
Abdullah melanjutkan, secara umum penilaian yang akan dilihat setidaknya mengarah kepada kriteria Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan. “Diantaranya memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar tehnis yang telah ditetapkan secara nasional dan memiliki tanaga kependidikan non guru yang melaksanakan tugas adminitrasi serta kegiatan non mengajar lainnya,” demikian Abdullah. (04)
Hari ini 39 Guru Terima Rapel Tunjangan Profesi
*Dibayar ke Rekening Masing-masing
LUBUKLINGGAU-Kabar gembira bagi 39 guru bersertifikasi di bawah naungan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, direncanakan hari ini Senin (10/11) Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan (Dijen PMPTK) Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas-RI mencairkan dana tunjangan profesi.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Satker Sertifikasi guru, Drs Rudi Erwandi MPd, membenarkan hal itu, saat dikonfirmasi Koran di kantornya, Sabtu (8/11).
Hari ini uang tersebut bisa dilihat direkening masing-masing. “Uang itu ditransper ke rekening pribadi guru yang bersangkutan. Jadi, bagi guru yang merasa diantara 39 guru bersetifikasi silakan cek direkening,” ujarnya.
Lebih lanjut Rudi menjelaskan, tunjangan yang dibayar terhitung mulai April 2008 hingga Juni 2008. Jadi, pada tahap awal ini baru menerima rapel 3 bulan. (04)
*Dibayar ke Rekening Masing-masing
LUBUKLINGGAU-Kabar gembira bagi 39 guru bersertifikasi di bawah naungan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, direncanakan hari ini Senin (10/11) Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidikan (Dijen PMPTK) Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas-RI mencairkan dana tunjangan profesi.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Satker Sertifikasi guru, Drs Rudi Erwandi MPd, membenarkan hal itu, saat dikonfirmasi Koran di kantornya, Sabtu (8/11).
Hari ini uang tersebut bisa dilihat direkening masing-masing. “Uang itu ditransper ke rekening pribadi guru yang bersangkutan. Jadi, bagi guru yang merasa diantara 39 guru bersetifikasi silakan cek direkening,” ujarnya.
Lebih lanjut Rudi menjelaskan, tunjangan yang dibayar terhitung mulai April 2008 hingga Juni 2008. Jadi, pada tahap awal ini baru menerima rapel 3 bulan. (04)
Rabu, 05 November 2008
Terdapat 100 Anak Terlantar Musiman
LUBUKLINGGAU-Berdasarkan catatan Dinas Sosial di Lubuklinggau ada sekitar 100 anak terlantar. Mereka sulit dibina, karena rata-rata bukan warga asli Lubuklinggau, serta sering berpindah-pindah tempat, demikian yang diungkapkan Kasi Rehabilitasi Anak, Agus Suroto S.Sos MM, di kantornya Rabu (5/11).
Dia menajelaskan, Kota Lubuklinggau merupakan daerah terakhir tempat pemberhentian Kereta Api (KA) sehingga berpotensi menjadi persingahan anak terlantar tersebut. “Mereka datang ke Lubuklinggau menggunakan sarana KA. Kemungkinan mereka berasal dari Tebintinggi, Lahat, Muara Enim, Prabumulih atau Palembang,” ujarnya.
Masih kata Agus, musim-musin tertentu biasanya jumlahnya meningkat, seperti lebaran misalnya. Agus Menambhakan, sementara itu khusus anak-anak telantar yang sudah ditampung di panti asuhan, bukan lagi anak terlantar. Karena mereka sudah terurus oleh pihak Panti Asuhan, bahkan sudah dibina, juga mendapatkan pendidikan yang layak.
Agus juga menyindir, soal anak yang kepalanya berulat yang sempat dirawat di RS dr Sobirin, Rabu (5/11) kembali minggat dari rumah sakit, padahal sudah beberapa kali anak itu dibawa berobat. “Tadi pagi saya cek ke rumah sakit, ternyata ia sudah minggat lagi,” tandasnya.
Diakui Agus, pihaknya sampai saat ini belum bisa memastikan identitas dan dari mana asal anak itu, begitu juga dengan orang tuanya. “Memang ada informasi siapa orang tuanya, namun setelah dicek ternyata tidak benar,” jelasnya. (04)
LUBUKLINGGAU-Berdasarkan catatan Dinas Sosial di Lubuklinggau ada sekitar 100 anak terlantar. Mereka sulit dibina, karena rata-rata bukan warga asli Lubuklinggau, serta sering berpindah-pindah tempat, demikian yang diungkapkan Kasi Rehabilitasi Anak, Agus Suroto S.Sos MM, di kantornya Rabu (5/11).
Dia menajelaskan, Kota Lubuklinggau merupakan daerah terakhir tempat pemberhentian Kereta Api (KA) sehingga berpotensi menjadi persingahan anak terlantar tersebut. “Mereka datang ke Lubuklinggau menggunakan sarana KA. Kemungkinan mereka berasal dari Tebintinggi, Lahat, Muara Enim, Prabumulih atau Palembang,” ujarnya.
Masih kata Agus, musim-musin tertentu biasanya jumlahnya meningkat, seperti lebaran misalnya. Agus Menambhakan, sementara itu khusus anak-anak telantar yang sudah ditampung di panti asuhan, bukan lagi anak terlantar. Karena mereka sudah terurus oleh pihak Panti Asuhan, bahkan sudah dibina, juga mendapatkan pendidikan yang layak.
Agus juga menyindir, soal anak yang kepalanya berulat yang sempat dirawat di RS dr Sobirin, Rabu (5/11) kembali minggat dari rumah sakit, padahal sudah beberapa kali anak itu dibawa berobat. “Tadi pagi saya cek ke rumah sakit, ternyata ia sudah minggat lagi,” tandasnya.
Diakui Agus, pihaknya sampai saat ini belum bisa memastikan identitas dan dari mana asal anak itu, begitu juga dengan orang tuanya. “Memang ada informasi siapa orang tuanya, namun setelah dicek ternyata tidak benar,” jelasnya. (04)
Wawako Berikan Beasiswa Untuk Lulusan Terbaik
* Dua Mahasiswa
* Melanjutkan S1
* Wisuda LPMIK Binus
LUBUKLINGGAU-Dua wisudawan nilai terbaik angkatan IX program satu tahun Lembaga Pendidikan Manajemen Ilmu Komputer (LPMIK Bina Nusantara) dapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) dari Wakil Walikota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM.
Dalam sambutanya Wawako berjanji akan memperjuangkan anggaran beasiswa bagi mahasiswa program satu tahun untuk melanjutkan ke Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau, hingga kejenjang strata satu (S1). Tapi khusus mahasiswa yang berhasil meraih nilai terbaik putra dan putri. Pemkot Lubuklinggau saat ini sedang menyusun RAPBD tahun anggaran 2009. “Program beasiswa tadi akan saya usulkan. Kalau sekiranya nanti usulan ini belum dapat direalisasikan dalam APBD 2009, saya yang akan membiayainya secara pribadi. Biaya yang akan ditanggung mulai dari biaya masuk, uang kuliah persemester hingga selesai S1,” tegasnya.
Sembari menanyakan mana Devin Mardianto, Jurusan Operator Komputer yang meraih Indek Prestasi Komulatif (IPK) 3,54 dan Endang Atriyanti, Jurusan Adminitrasi Perkantoran IPK 3,94. “Siap tidak untuk melanjutkan kuliah,” tanya Wawako.
Lalu kedua wisudan tadi berdiri sembari mengucapkan siap pak. “Alhamdulillah, kalau begitu daftar saja, urusan biaya saya akan membayarnya,” janji Wawako.
Dalam kesempatan itu Wawako, menasehati wisudawan, untuk terus berjuang, jangan cepat puas dengan apa yang sudah didapat dan jangan pesimis. “Menghadapi hidup ini kita harus optimis, karena kita tidak terbayangkan apa yang akan terjadi pada diri kita dimasa yang akan datang. Kita harus terus berusahan dan berdoa. Seperti saya waktu masih sekolah dulu tidak terpikirkan kalau akan jadi Wawako,” katanya memberi semangat.
Ketua Yayasan Bina Bangsa, Ardiansyah Amd Com, mengatkan sangat mendukung rencana Wawako tersebut. Dengan begitu dapat memotifasi mahasiswa untuk menjadi yang terbaik. “Saya sangat mendukung rencana itu,” tegasnya sembari mengatakan memberikan beasiswa merupakan tugas pemerintah.
Selain itu Ardi mengaku, bangga dengan Wawako yang sanggup berkorban untuk membiayai dua mahasiswa program satu tahun LPMIK Bina Nusantara, untuk melanjutkan kuliah. “Baru saja dilantik menjadi Wawako, Dia sanggup untuk membiayai dua mahasiswa sekaligus. Hal ini sebagai motivasi dan cambuk bagi orang yang mampu, apakah bisa melakukan hal serupa,” sindirnya.
Pada bagian lain Ardi menyebutkan, kelulusan mahasiswa program satu tahun LPMIK Bina Nusantara, setiap tahunnya sekitar 30 persen langsung mendapat pekerjaan. “Badan usaha yang membutuhkan tenaga komputer selalu meminta dengan kita. Setelah diwisuda biasanya, banyak surat permintaan tenaga kerja,” tukas Ardi.
Untuk diketahui, kata Direktur LPMIK Bina Nusantara, Dedi SPd.
Lulusan LPMIK Bina Nusantara angkatan IX sebanyak 137 orang, sedangkan diwisudah 106 orang, dengan rincian Jurusan Operator Komputer 68 orang, Jurusan Adminitrasi Perkantoran 38 orang. Sedangkan 31 orang tidak diwisuda karena melanjutkan S1 di STMIK Bina Nusantara Jaya 1 Lubuklinggau.
Dedi melanjutkan, tahun ini LPMIK Bina Nusantara Lubuklinggau telah meluluskan angkatan IX . Hal ini menunjukan lembaga pendidikan ini telah dipercaya masyarakat untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dalam mengisi peluang kerja yang tersedia. “Seiring dengan visi dan misi kami dalam menciptakjan sumberdaya manusia yang berkualitas khususnya dibidang komputerisasi,” ujar Dedi.
Keberhasilan itu lanjut Dedi, tidak terlepas dari kepeloporan dan kerja keras Ketua Yayasan Bina Bangsa, Ardiansyah. Sehingga Bina Nusantara telah meningkatkan statusnya menjadi STMIK Bina Nusantara Jaya yang telah berjalan dua tahun, dengan jumlah mahasiswa yang cukup signifikan. Ini membuktikan bahwa masyarakat percaya kepada STMIK Bina Nusantara Jaya untuk menjadikan sarjana komputer yang berjiwa wirausaha. Sesuai dengan visi Kota Lubuklinggau sebagai kota pendidikan dan jasa,” tukasnya.
Acara tersebut dihadari Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, Kepala Dinas Pemuda dan Olaraga, Muhammad Karsan SPd, wisudawan dan ratusan tamu undangan lainya. (04)
* Dua Mahasiswa
* Melanjutkan S1
* Wisuda LPMIK Binus
LUBUKLINGGAU-Dua wisudawan nilai terbaik angkatan IX program satu tahun Lembaga Pendidikan Manajemen Ilmu Komputer (LPMIK Bina Nusantara) dapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) dari Wakil Walikota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM.
Dalam sambutanya Wawako berjanji akan memperjuangkan anggaran beasiswa bagi mahasiswa program satu tahun untuk melanjutkan ke Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau, hingga kejenjang strata satu (S1). Tapi khusus mahasiswa yang berhasil meraih nilai terbaik putra dan putri. Pemkot Lubuklinggau saat ini sedang menyusun RAPBD tahun anggaran 2009. “Program beasiswa tadi akan saya usulkan. Kalau sekiranya nanti usulan ini belum dapat direalisasikan dalam APBD 2009, saya yang akan membiayainya secara pribadi. Biaya yang akan ditanggung mulai dari biaya masuk, uang kuliah persemester hingga selesai S1,” tegasnya.
Sembari menanyakan mana Devin Mardianto, Jurusan Operator Komputer yang meraih Indek Prestasi Komulatif (IPK) 3,54 dan Endang Atriyanti, Jurusan Adminitrasi Perkantoran IPK 3,94. “Siap tidak untuk melanjutkan kuliah,” tanya Wawako.
Lalu kedua wisudan tadi berdiri sembari mengucapkan siap pak. “Alhamdulillah, kalau begitu daftar saja, urusan biaya saya akan membayarnya,” janji Wawako.
Dalam kesempatan itu Wawako, menasehati wisudawan, untuk terus berjuang, jangan cepat puas dengan apa yang sudah didapat dan jangan pesimis. “Menghadapi hidup ini kita harus optimis, karena kita tidak terbayangkan apa yang akan terjadi pada diri kita dimasa yang akan datang. Kita harus terus berusahan dan berdoa. Seperti saya waktu masih sekolah dulu tidak terpikirkan kalau akan jadi Wawako,” katanya memberi semangat.
Ketua Yayasan Bina Bangsa, Ardiansyah Amd Com, mengatkan sangat mendukung rencana Wawako tersebut. Dengan begitu dapat memotifasi mahasiswa untuk menjadi yang terbaik. “Saya sangat mendukung rencana itu,” tegasnya sembari mengatakan memberikan beasiswa merupakan tugas pemerintah.
Selain itu Ardi mengaku, bangga dengan Wawako yang sanggup berkorban untuk membiayai dua mahasiswa program satu tahun LPMIK Bina Nusantara, untuk melanjutkan kuliah. “Baru saja dilantik menjadi Wawako, Dia sanggup untuk membiayai dua mahasiswa sekaligus. Hal ini sebagai motivasi dan cambuk bagi orang yang mampu, apakah bisa melakukan hal serupa,” sindirnya.
Pada bagian lain Ardi menyebutkan, kelulusan mahasiswa program satu tahun LPMIK Bina Nusantara, setiap tahunnya sekitar 30 persen langsung mendapat pekerjaan. “Badan usaha yang membutuhkan tenaga komputer selalu meminta dengan kita. Setelah diwisuda biasanya, banyak surat permintaan tenaga kerja,” tukas Ardi.
Untuk diketahui, kata Direktur LPMIK Bina Nusantara, Dedi SPd.
Lulusan LPMIK Bina Nusantara angkatan IX sebanyak 137 orang, sedangkan diwisudah 106 orang, dengan rincian Jurusan Operator Komputer 68 orang, Jurusan Adminitrasi Perkantoran 38 orang. Sedangkan 31 orang tidak diwisuda karena melanjutkan S1 di STMIK Bina Nusantara Jaya 1 Lubuklinggau.
Dedi melanjutkan, tahun ini LPMIK Bina Nusantara Lubuklinggau telah meluluskan angkatan IX . Hal ini menunjukan lembaga pendidikan ini telah dipercaya masyarakat untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dalam mengisi peluang kerja yang tersedia. “Seiring dengan visi dan misi kami dalam menciptakjan sumberdaya manusia yang berkualitas khususnya dibidang komputerisasi,” ujar Dedi.
Keberhasilan itu lanjut Dedi, tidak terlepas dari kepeloporan dan kerja keras Ketua Yayasan Bina Bangsa, Ardiansyah. Sehingga Bina Nusantara telah meningkatkan statusnya menjadi STMIK Bina Nusantara Jaya yang telah berjalan dua tahun, dengan jumlah mahasiswa yang cukup signifikan. Ini membuktikan bahwa masyarakat percaya kepada STMIK Bina Nusantara Jaya untuk menjadikan sarjana komputer yang berjiwa wirausaha. Sesuai dengan visi Kota Lubuklinggau sebagai kota pendidikan dan jasa,” tukasnya.
Acara tersebut dihadari Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, Kepala Dinas Pemuda dan Olaraga, Muhammad Karsan SPd, wisudawan dan ratusan tamu undangan lainya. (04)
Selasa, 04 November 2008
Kasus Siswa Keracunan Berakhir Damai
*Biaya Pengobatan Ditanggung Pemilik Kantin
*Sampel Makanan Diperiksa BPOM
LUBUKLINGGAU-Masih ingat kejadian siswa SMAN 3 Lubuklinggau yang keracunan setelah menyantap makanan di kantin sekolah, Senin (3/11)? Ternyata masalah itu sudah clear (selesai, red).
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikmenti, Drs H Abdullah SH MPd membenarkan persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan melalui berbagai pertimbangan. Pertama, pemilik kantin menanggung semua kerugian sekaligus biaya pengobatan akibat kejadian tersebut. Kemudian disisi lain, pihak keluarga siswa juga menerima dengan lapang dada. “Selain itu, kita meyakini kejadian menimpa anak-anak bukan disengaja oleh pemilik kantin,” tandasnya.
Namun demikian lanjut Abdullah, dari aspek hukum perbuatan disengaja maupun tidak disengaja dapat dikenakan sanksi dan tidak serta merta selesai begitu saja. Maksudnya, nanti setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palembang, mengeluarkan hasil uji sample, maka akan diketahui makanan atau bahan makanan apa yang terkontaminasi bakteri. “Nah hasil laboratorium itulah akan kita tindaklanjuti. Jadi, sementara waktu kita tunggu saja hasil kerja BPOM. Apalagi sampel makanannya sudah dibawa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau ke BPOM Palembang untuk diuji,” tambahnya sembari mengatakan dalam persoalan ini mereka tetap mengedepankan asas kekeluargaan.
Lalu Abdullah menjelaskan, hari ini (kemarin, red) aktifitas belajar mengajar siswa sudah aktif kembali. Begitupun 24 siswa yang keracuanan—tertulis sebelumnya 23—juga sudah mengikuti pelajaran seperti biasa termasuk seorang guru.
Terpisah, Kepala SMAN 3 Lubuklinggau, Drs Meidhianto Subur sempat menceritakan kronologi kejadian sebenarnya. Sekitar pukul 7.15 WIB atau sebelum upacara bendera, Senin (3/11) beberapa siswa sarapan di kantin sekolah. Mereka menyantap nasi gemuk (nasi uduk), dicampur mie dan kerupuk merah. Setelah beberapa jam kemudian anak-anak mulai terasa mual dan muntah-muntah. Melihat kejadian, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Petanang. Setelah dirawat selama beberapa jam, kondisi siswa mulai membaik selanjutnya diperbolehkan pulang oleh pihak Puskesmas. “Tidak ada siswa yang dirawat inap semua rawat jalan,” bantahnya.
Meidhianto menghimbau kepada pemilik kantin agar lebih memperhatikan makanan yang dijual. “Kita menekankan kepada pemilik kantin untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap makanan yang dijual. Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali,” imbuhnya.
Di tempat lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya SKM MKes, dihubungi tadi malam mengatakan, terkait keracunan yang dialami siswa SMAN 3 Lubuklinggau sudah ditindaklanjuti. “Sesaat setelah kejadian Senin (3/11) kami langsung mengambil sampel seluruh makanan yang dijual di kantin, mulai dari nasi uduk dan gorengan tahu, tempe, bakwan, untuk dibawa ke BPOM Palembang,” bebernya.
Desilina melanjutkan, sampel itu dipegang dan dibawa oleh Elita, Bagian Permakmin Dinkes Kota Lubuklinggau dengan naik travel hari kejadian (Senin,3/11) pukul 14.00 WIB. Pihak Dinkes mengklaim sampel sudah diterima pihak BP POM Palembang.
“Kita bergerak cepat dengan membawa sampel makanan yang sempat dimakan siswa dan seorang guru. Kita belum dapat memperkirakan apa yang menyebabkan siswa mengalami keracunan karena hasilnya belum kita peroleh dari BP POM Palembang,” paparnya.
Ketua YLKI Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, Hasran Akwa SH mengaku pihaknya selaku lembaga konsumen sudah memperingatkan kepada pihak terkait untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman (Makmin) yang beredar di masyarakat.
“Jauh sebelum kejadian siswa keracuan ini saya saudah pernah mengajak Dinas Pendidikan, Dinas Perindustrian dan Perdangan (Disperindag) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, untuk memantau Maknin yang dijual di kantin sekolah, sebab terindikasi banyak makanan yang tidak layak dikomsumsi,” pungkasnya.(04/05)
*Biaya Pengobatan Ditanggung Pemilik Kantin
*Sampel Makanan Diperiksa BPOM
LUBUKLINGGAU-Masih ingat kejadian siswa SMAN 3 Lubuklinggau yang keracunan setelah menyantap makanan di kantin sekolah, Senin (3/11)? Ternyata masalah itu sudah clear (selesai, red).
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikmenti, Drs H Abdullah SH MPd membenarkan persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan melalui berbagai pertimbangan. Pertama, pemilik kantin menanggung semua kerugian sekaligus biaya pengobatan akibat kejadian tersebut. Kemudian disisi lain, pihak keluarga siswa juga menerima dengan lapang dada. “Selain itu, kita meyakini kejadian menimpa anak-anak bukan disengaja oleh pemilik kantin,” tandasnya.
Namun demikian lanjut Abdullah, dari aspek hukum perbuatan disengaja maupun tidak disengaja dapat dikenakan sanksi dan tidak serta merta selesai begitu saja. Maksudnya, nanti setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palembang, mengeluarkan hasil uji sample, maka akan diketahui makanan atau bahan makanan apa yang terkontaminasi bakteri. “Nah hasil laboratorium itulah akan kita tindaklanjuti. Jadi, sementara waktu kita tunggu saja hasil kerja BPOM. Apalagi sampel makanannya sudah dibawa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau ke BPOM Palembang untuk diuji,” tambahnya sembari mengatakan dalam persoalan ini mereka tetap mengedepankan asas kekeluargaan.
Lalu Abdullah menjelaskan, hari ini (kemarin, red) aktifitas belajar mengajar siswa sudah aktif kembali. Begitupun 24 siswa yang keracuanan—tertulis sebelumnya 23—juga sudah mengikuti pelajaran seperti biasa termasuk seorang guru.
Terpisah, Kepala SMAN 3 Lubuklinggau, Drs Meidhianto Subur sempat menceritakan kronologi kejadian sebenarnya. Sekitar pukul 7.15 WIB atau sebelum upacara bendera, Senin (3/11) beberapa siswa sarapan di kantin sekolah. Mereka menyantap nasi gemuk (nasi uduk), dicampur mie dan kerupuk merah. Setelah beberapa jam kemudian anak-anak mulai terasa mual dan muntah-muntah. Melihat kejadian, para korban langsung dilarikan ke Puskesmas Petanang. Setelah dirawat selama beberapa jam, kondisi siswa mulai membaik selanjutnya diperbolehkan pulang oleh pihak Puskesmas. “Tidak ada siswa yang dirawat inap semua rawat jalan,” bantahnya.
Meidhianto menghimbau kepada pemilik kantin agar lebih memperhatikan makanan yang dijual. “Kita menekankan kepada pemilik kantin untuk lebih waspada dan berhati-hati terhadap makanan yang dijual. Jangan sampai kejadian serupa terulang kembali,” imbuhnya.
Di tempat lain, Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Hj Desilina Tjaya SKM MKes, dihubungi tadi malam mengatakan, terkait keracunan yang dialami siswa SMAN 3 Lubuklinggau sudah ditindaklanjuti. “Sesaat setelah kejadian Senin (3/11) kami langsung mengambil sampel seluruh makanan yang dijual di kantin, mulai dari nasi uduk dan gorengan tahu, tempe, bakwan, untuk dibawa ke BPOM Palembang,” bebernya.
Desilina melanjutkan, sampel itu dipegang dan dibawa oleh Elita, Bagian Permakmin Dinkes Kota Lubuklinggau dengan naik travel hari kejadian (Senin,3/11) pukul 14.00 WIB. Pihak Dinkes mengklaim sampel sudah diterima pihak BP POM Palembang.
“Kita bergerak cepat dengan membawa sampel makanan yang sempat dimakan siswa dan seorang guru. Kita belum dapat memperkirakan apa yang menyebabkan siswa mengalami keracunan karena hasilnya belum kita peroleh dari BP POM Palembang,” paparnya.
Ketua YLKI Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, Hasran Akwa SH mengaku pihaknya selaku lembaga konsumen sudah memperingatkan kepada pihak terkait untuk lebih memperhatikan makanan dan minuman (Makmin) yang beredar di masyarakat.
“Jauh sebelum kejadian siswa keracuan ini saya saudah pernah mengajak Dinas Pendidikan, Dinas Perindustrian dan Perdangan (Disperindag) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuklinggau, untuk memantau Maknin yang dijual di kantin sekolah, sebab terindikasi banyak makanan yang tidak layak dikomsumsi,” pungkasnya.(04/05)
Hasil Seleksi Anggota KPU Kota Lubuklinggau Cacat Hukum?
LUBUKLINGGAU-Salah seorang warga Kota Lubuklinggau, Su berpendapat hasil tes tertulis Tim Seleksi (timsel) Kota Lubuklinggau terhadap balon anggota KPU Kota Lubuklinggau diduga cacat hukum. Alasannya, karena timsel dinilai mengesampingkan pasal 6 Undang-undang No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu).
Menurut Su, dalam UU No. 22 Tahun 2007 Pasal 6 ayat (5) disebutkan komposisi keanggotaan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen (tiga puluh perseratus). Kemudian dalam ayat (7) sebelum berakhirnya masa keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (6), calon anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota yang baru harus sudah diajukan dengan memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
“Nah, berpedoman dari bunyi pasal tersebut, saya menilai 20 balon anggota KPU yang dinyatakan lulus tes tertulis sebagaimana diumumkan timsel Kota Lubuklinggau melalui keputusan No. 05/SK/Timsel/Llg/2008 tertanggal 3 November 2008 tentang pengumuman hasil seleksi tertulis bakal calon anggota KPU Kota Lubuklinggau terindikasi cacat hukum,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia menghimbau kepada pihak terkait agar mempertimbangkan kembali pelaksanaan tahapan tes berikutnya sebelum masalah ini selesai. Apa tanggapan timsel? Ketua timsel Kota Lubuklinggau, Hairullah SH saat dikonfirmasi via ponselnya sedang pergi. “Bapak lagi pergi, kebetulan handphonenya ketinggalan,” ujar si penerima telepon.
Sementara anggota timsel yang lain, Ust Endang Muhtadin maupun Nyayu Masnun, handphone-nya tidak bisa dihubungi. Sebagaimana diketahui, dari 44 balon anggota KPU Kota Lubuklinggau yang mengikuti tes tertulis, Senin (3/11), 20 diantaranya dinyatakan lulus oleh tim seleksi (Timsel) Kota Lubuklinggau.
Ke-20 balon yang lulus itu antara lain, Ahmad Amin SPd, Anton Sulistio SE, Aspuda Ferdiansie SP, Drs Akhyarudin, Drs Mar, Drs M Azhari, Efriadi Suhendri SSosI, Fahrurozi, Harun Suardi, Hendri Almawijaya SPd, Kurniawan Eka S, Meli Zukri SE, Mishbahudin SSos, Novrian Avrizon SP, Rahim SE, Samsurizal, Taufik SSi, Topandri, Umar Zipin Marbe dan Yanuar Rakhman SIP. Mereka juga harus mengikuti tahapan seleksi selanjutnya, 11-12 November 2008, di sekretariat timsel Kota Lubuklinggau. Selain itu para balon juga diharapkan melengkapi surat keterangan sehat rohani dan jasmani dari RSMH Husein Palembang dan keterangan dari RS Islam Siti Aisyah Kota Lubuklinggau.
Timsel berharap kepada masyarakat untuk memberikan tanggapan terhadap nama-nama balon anggota KPU Kota Lubuklinggau secara tertulis disertai identitas yang jelas kepada timsel calon anggota KPU Kota Lubuklinggau, beralamat di Gedung Kesenian Jalan Garuda Kelurahan Kayu Ara Kecamatan Lubuklinggau Barat I selambat-lambatnya 10 November 2008.(07)
LUBUKLINGGAU-Salah seorang warga Kota Lubuklinggau, Su berpendapat hasil tes tertulis Tim Seleksi (timsel) Kota Lubuklinggau terhadap balon anggota KPU Kota Lubuklinggau diduga cacat hukum. Alasannya, karena timsel dinilai mengesampingkan pasal 6 Undang-undang No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu).
Menurut Su, dalam UU No. 22 Tahun 2007 Pasal 6 ayat (5) disebutkan komposisi keanggotaan KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen (tiga puluh perseratus). Kemudian dalam ayat (7) sebelum berakhirnya masa keanggotaan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (6), calon anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota yang baru harus sudah diajukan dengan memperhatikan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
“Nah, berpedoman dari bunyi pasal tersebut, saya menilai 20 balon anggota KPU yang dinyatakan lulus tes tertulis sebagaimana diumumkan timsel Kota Lubuklinggau melalui keputusan No. 05/SK/Timsel/Llg/2008 tertanggal 3 November 2008 tentang pengumuman hasil seleksi tertulis bakal calon anggota KPU Kota Lubuklinggau terindikasi cacat hukum,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia menghimbau kepada pihak terkait agar mempertimbangkan kembali pelaksanaan tahapan tes berikutnya sebelum masalah ini selesai. Apa tanggapan timsel? Ketua timsel Kota Lubuklinggau, Hairullah SH saat dikonfirmasi via ponselnya sedang pergi. “Bapak lagi pergi, kebetulan handphonenya ketinggalan,” ujar si penerima telepon.
Sementara anggota timsel yang lain, Ust Endang Muhtadin maupun Nyayu Masnun, handphone-nya tidak bisa dihubungi. Sebagaimana diketahui, dari 44 balon anggota KPU Kota Lubuklinggau yang mengikuti tes tertulis, Senin (3/11), 20 diantaranya dinyatakan lulus oleh tim seleksi (Timsel) Kota Lubuklinggau.
Ke-20 balon yang lulus itu antara lain, Ahmad Amin SPd, Anton Sulistio SE, Aspuda Ferdiansie SP, Drs Akhyarudin, Drs Mar, Drs M Azhari, Efriadi Suhendri SSosI, Fahrurozi, Harun Suardi, Hendri Almawijaya SPd, Kurniawan Eka S, Meli Zukri SE, Mishbahudin SSos, Novrian Avrizon SP, Rahim SE, Samsurizal, Taufik SSi, Topandri, Umar Zipin Marbe dan Yanuar Rakhman SIP. Mereka juga harus mengikuti tahapan seleksi selanjutnya, 11-12 November 2008, di sekretariat timsel Kota Lubuklinggau. Selain itu para balon juga diharapkan melengkapi surat keterangan sehat rohani dan jasmani dari RSMH Husein Palembang dan keterangan dari RS Islam Siti Aisyah Kota Lubuklinggau.
Timsel berharap kepada masyarakat untuk memberikan tanggapan terhadap nama-nama balon anggota KPU Kota Lubuklinggau secara tertulis disertai identitas yang jelas kepada timsel calon anggota KPU Kota Lubuklinggau, beralamat di Gedung Kesenian Jalan Garuda Kelurahan Kayu Ara Kecamatan Lubuklinggau Barat I selambat-lambatnya 10 November 2008.(07)
BEM STKIP-PGRI Gelar Turnamen Futsal
LUBUKLINGGAU-Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) STKIP-PGRI Lubuklinggau, gelar turnamun Futsal, untuk memeriahkan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63 di Lapangan Kampus STKIP-PGRI Lubuklinggau, Selasa (4/11) hingga Rabu (12/11).
Kegitan itu dibuka secara resmi olah Ketua STKIP-PGRI Lubuklinggau, HM Lukman Nawi SH didampingi Kabag Kemahasiswaan, Drs Bustomi Ilyas. Dalam kesempatan itu Lukman, mengucapkan terima kasih kepada BEM STKIP-PGRI yang turut berpatisipasi memeriahkan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63. “Saya mengharapkan kegitan ini akan melahirkan Atlit Futsal STKIP-PGRI yang handal sehingga dapat mengikuti even pada tingkat lokal maupun regional,” harapnya.
Kemudian Lukman, meminta kepada mahasiswa STKIP-PGRI agar dapat mengoptimalkan segala sarana dan prasarana yang ada di kampus, baik bidang akademik maupun non akademik.
Dalam laporannya Presiden BEM STKIP-PGRI, Aren Prima, mengatakan Turnamen Futsal antar program studi ini diikuti 32 tim. Even ini merupakan awal untuk melaksanakan kegitan yang lebih besar. “Melalui kegitan ini marilah kita evaluasi karena awal 2009 nanti BEM STKIP-PGRI akan mengadakan Open Turnamen Futsal antar pelajar Sekota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas,” ajaknya.
Lalu, Aren, mengucapkan terima kasih kepada pihak lembaga STKIP-PGRI, Ketua PSSI Kota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM yang juga Wakil Walikota Lubuklinggau dan ketua panitia penyelegara Syahbudin serta segenap panitia.
Aren menyebutkan, Turnamen Futsal ini mengusung tema melalui Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63, kita ciptakan mahasiswa yang sehat dan berprestasi.
Pembukaan turnamen ditandai tendangan pertama oleh Ketua STKIP-PGRI HM Lukman Nawi SH. Dilanjutkan eksibisi antara STMIK-Mura dan STKIP-PGRI Lubuklinggau, dengan skor 6-3. (04)
LUBUKLINGGAU-Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) STKIP-PGRI Lubuklinggau, gelar turnamun Futsal, untuk memeriahkan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63 di Lapangan Kampus STKIP-PGRI Lubuklinggau, Selasa (4/11) hingga Rabu (12/11).
Kegitan itu dibuka secara resmi olah Ketua STKIP-PGRI Lubuklinggau, HM Lukman Nawi SH didampingi Kabag Kemahasiswaan, Drs Bustomi Ilyas. Dalam kesempatan itu Lukman, mengucapkan terima kasih kepada BEM STKIP-PGRI yang turut berpatisipasi memeriahkan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63. “Saya mengharapkan kegitan ini akan melahirkan Atlit Futsal STKIP-PGRI yang handal sehingga dapat mengikuti even pada tingkat lokal maupun regional,” harapnya.
Kemudian Lukman, meminta kepada mahasiswa STKIP-PGRI agar dapat mengoptimalkan segala sarana dan prasarana yang ada di kampus, baik bidang akademik maupun non akademik.
Dalam laporannya Presiden BEM STKIP-PGRI, Aren Prima, mengatakan Turnamen Futsal antar program studi ini diikuti 32 tim. Even ini merupakan awal untuk melaksanakan kegitan yang lebih besar. “Melalui kegitan ini marilah kita evaluasi karena awal 2009 nanti BEM STKIP-PGRI akan mengadakan Open Turnamen Futsal antar pelajar Sekota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas,” ajaknya.
Lalu, Aren, mengucapkan terima kasih kepada pihak lembaga STKIP-PGRI, Ketua PSSI Kota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM yang juga Wakil Walikota Lubuklinggau dan ketua panitia penyelegara Syahbudin serta segenap panitia.
Aren menyebutkan, Turnamen Futsal ini mengusung tema melalui Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-63, kita ciptakan mahasiswa yang sehat dan berprestasi.
Pembukaan turnamen ditandai tendangan pertama oleh Ketua STKIP-PGRI HM Lukman Nawi SH. Dilanjutkan eksibisi antara STMIK-Mura dan STKIP-PGRI Lubuklinggau, dengan skor 6-3. (04)
Kinerja Jelek, Kepsek Dipecat
*Sedang Dievaluasi
LUBUKLINGGAU-Bidang Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, terus mengawasi kinerja kepala SMA/SMK.
Bahkan mulai Senin (10/11) hingga Sabtu (15/11) akan dilakukan evaluasi terhadap Kepsek, jika hasil evaluasi menunjukkan mereka tidak becus bekerja, maka jabatan yang diberikan akan dipertimbangan.
Seperti dijelaskan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikementi, Drs H Abdullah SH MPd, kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (4/11). “Hasil evaluasi kita sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan. Tidak memenuhi syarat, jabatannya akan dipertimbangkan oleh Pemkot Lubuklinggau,” jelasnya.
Mantan Kepala SMAN 1 Lubuklinggau ini menambahkan, sekolah adalah unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan, di mana didalamnya ada empat usur, yakni kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana serta humas. “Agar manajemen sekolah efektif, Kepsek harus bisa mengatur, agar kesemua bidang tersebut berjalan dengan baik,” tandasnya.
Dalam evaluasi nanti, lajut Abdullah, jika salah satu sekolah ternyata lemah dalam kurikulum, maka kemudian harus ditingkatkan. Sementara yang sudah cukup baik, agar ditingkatkan lagi. Setelah beberapa kali evaluasi ternyata tidak ada perubahan, maka kedepan kepsek bisa saja diganti.
Untuk diketahui salah satu penilaian dalam evaluasi itu, adalah presentase kelulusan siswa. Jika tahun lalu kelulusan siswa di Lubuklinggau 99,90 persen. Maka tahun ini menurut Abdullah harus 100 persen. “Ini juga salah satu kriteria penilaian, karena menjadi indikator keberhasilan sekolah,” terangnya.(04)
*Sedang Dievaluasi
LUBUKLINGGAU-Bidang Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi (Dikmenti) Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, terus mengawasi kinerja kepala SMA/SMK.
Bahkan mulai Senin (10/11) hingga Sabtu (15/11) akan dilakukan evaluasi terhadap Kepsek, jika hasil evaluasi menunjukkan mereka tidak becus bekerja, maka jabatan yang diberikan akan dipertimbangan.
Seperti dijelaskan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, melalui Kabid Dikementi, Drs H Abdullah SH MPd, kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (4/11). “Hasil evaluasi kita sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan. Tidak memenuhi syarat, jabatannya akan dipertimbangkan oleh Pemkot Lubuklinggau,” jelasnya.
Mantan Kepala SMAN 1 Lubuklinggau ini menambahkan, sekolah adalah unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan, di mana didalamnya ada empat usur, yakni kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana serta humas. “Agar manajemen sekolah efektif, Kepsek harus bisa mengatur, agar kesemua bidang tersebut berjalan dengan baik,” tandasnya.
Dalam evaluasi nanti, lajut Abdullah, jika salah satu sekolah ternyata lemah dalam kurikulum, maka kemudian harus ditingkatkan. Sementara yang sudah cukup baik, agar ditingkatkan lagi. Setelah beberapa kali evaluasi ternyata tidak ada perubahan, maka kedepan kepsek bisa saja diganti.
Untuk diketahui salah satu penilaian dalam evaluasi itu, adalah presentase kelulusan siswa. Jika tahun lalu kelulusan siswa di Lubuklinggau 99,90 persen. Maka tahun ini menurut Abdullah harus 100 persen. “Ini juga salah satu kriteria penilaian, karena menjadi indikator keberhasilan sekolah,” terangnya.(04)
Anggaran Rp 13 Miliar Untuk Pendidikan akan Digelontorkan
LUBUKLINGGAU-Hasil kesepakatan sharing pendanaan bidang pendidikan pada acara workshop pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pada 7-9 Oktober di Hotel Horizon Palembang. Kegiatan diikuti Bappeda, Dinas Pendidikan, baik Provinsi Sumsel dan Kota Lubuklinggau memutuskan beberapa hal, yaitu akan dibuat kesepakatan berbentuk MoU antara Pemprov Sumsel dan Pemkot Lubuklinggau.
Hasilnya pada tahun ajaran baru Pemprov Sumsel akan menganggarkan dana pendidikan sebesar Rp 13 Miliar lebih, sedangkan Kota Lubuklinggau menganggarkan dana Rp 7 miliar lebih.
Saat dimintai tanggapannya untuk penggunaan anggaran yang digelontorkan dari Pemprov cukup besar, Drs H Djufri Effendi MM Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau melalui H Abdullah SH Mpd Kabid Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti), Senin (3/11) menjelaskan dana yang digelontorkan Pemprov sebesar 13 miliar akan digunakan untuk apa, nanti dilihat dulu kebutuhan mana yang paling mendesak.” Yang jelas kita lihat dulu apa akan digunakan untuk fisik (pembangunan gedung), kembali mengangkat guru baru intinya tergantung dari kebutuhan fasilitas pendidikan Kota Lubuklinggau,” paparnya.
Dalam pengunaan anggaran ini nantinya kita lihat dulu petunjuk dari Pemprov, anggaran 13 miliar digunakan untuk apa? “namun yang jelas ada beberapa sekolah untuk sekarang ini sedang membangun laboratorium tetapi sampai saat ini belum jalan karena dalam proses menunjukkan rekanan,” kilahnya. Dana anggaran yang digelontorkan Pemprov Sumatera Selatan ini atas kesepakatan sharing pendanaan bidang pendidikan ini sesuai dengan dasar surat keputusan Gubernur Nomor 420/3186/Bappeda/2008, perihal pendanaan bidang pendidikan dalam APBD 2009. (mg03)
LUBUKLINGGAU-Hasil kesepakatan sharing pendanaan bidang pendidikan pada acara workshop pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pada 7-9 Oktober di Hotel Horizon Palembang. Kegiatan diikuti Bappeda, Dinas Pendidikan, baik Provinsi Sumsel dan Kota Lubuklinggau memutuskan beberapa hal, yaitu akan dibuat kesepakatan berbentuk MoU antara Pemprov Sumsel dan Pemkot Lubuklinggau.
Hasilnya pada tahun ajaran baru Pemprov Sumsel akan menganggarkan dana pendidikan sebesar Rp 13 Miliar lebih, sedangkan Kota Lubuklinggau menganggarkan dana Rp 7 miliar lebih.
Saat dimintai tanggapannya untuk penggunaan anggaran yang digelontorkan dari Pemprov cukup besar, Drs H Djufri Effendi MM Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau melalui H Abdullah SH Mpd Kabid Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti), Senin (3/11) menjelaskan dana yang digelontorkan Pemprov sebesar 13 miliar akan digunakan untuk apa, nanti dilihat dulu kebutuhan mana yang paling mendesak.” Yang jelas kita lihat dulu apa akan digunakan untuk fisik (pembangunan gedung), kembali mengangkat guru baru intinya tergantung dari kebutuhan fasilitas pendidikan Kota Lubuklinggau,” paparnya.
Dalam pengunaan anggaran ini nantinya kita lihat dulu petunjuk dari Pemprov, anggaran 13 miliar digunakan untuk apa? “namun yang jelas ada beberapa sekolah untuk sekarang ini sedang membangun laboratorium tetapi sampai saat ini belum jalan karena dalam proses menunjukkan rekanan,” kilahnya. Dana anggaran yang digelontorkan Pemprov Sumatera Selatan ini atas kesepakatan sharing pendanaan bidang pendidikan ini sesuai dengan dasar surat keputusan Gubernur Nomor 420/3186/Bappeda/2008, perihal pendanaan bidang pendidikan dalam APBD 2009. (mg03)
Buku Pemusnahan Etnis Malanesia Belum Ditemukan
LUBUKLINGGAU-Buku berjudul Pemusnahan Etnis Malanesia Memecahkan Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat karya Socratez Sofian Yoman yang dilarang beredar di Tanah Air, belum ditemukan di Kota Lubuklinggau, demikian diungkapkan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Lubuklinggau, Taufik Satya Diputra SH, melalui Kasi Intelijen Guntur Trino SH, di kantornya Selasa (4/11).
Namun demikian, lanjut Guntur, pihaknya terus melakukan pengawasan kemungkinan beredarnya buku tadi karena dapat mengganggu ketentraman umum dan dapat menimbulkan keresahan di masyarakat. Untuk itu kita mengharapkan kepada masyarakat baik melihat, menemukan, menyimpan atau memiliki buku tadi harap menyerakan kepada Kejaksaan Negeri Lubuklinggau,” jelasnya.
Dalam pengawasan peredaran buku tadi, kata Guntur, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan Polisi dan aparat negara lainya. Guntur menambahkan, ketentuan itu sesuai dengan intruksi Jaksa Agung (Kejagung-RI) nomor Ins-002/a/HA/06/2008, tentang larangan beredar barang cetakan buku berjudul Pemusnahan Etnis Malanesia Memecahkan Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat karya Socratez Sofian Yoman yang diterbitkan Galangpress. “Inturksi ini sesuai dengan kewenangan Kejagung nomor 4/PNPS/1993 tentang pengamanan barang cetakan yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat,” pungkasnya. (04)
LUBUKLINGGAU-Buku berjudul Pemusnahan Etnis Malanesia Memecahkan Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat karya Socratez Sofian Yoman yang dilarang beredar di Tanah Air, belum ditemukan di Kota Lubuklinggau, demikian diungkapkan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Lubuklinggau, Taufik Satya Diputra SH, melalui Kasi Intelijen Guntur Trino SH, di kantornya Selasa (4/11).
Namun demikian, lanjut Guntur, pihaknya terus melakukan pengawasan kemungkinan beredarnya buku tadi karena dapat mengganggu ketentraman umum dan dapat menimbulkan keresahan di masyarakat. Untuk itu kita mengharapkan kepada masyarakat baik melihat, menemukan, menyimpan atau memiliki buku tadi harap menyerakan kepada Kejaksaan Negeri Lubuklinggau,” jelasnya.
Dalam pengawasan peredaran buku tadi, kata Guntur, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan Polisi dan aparat negara lainya. Guntur menambahkan, ketentuan itu sesuai dengan intruksi Jaksa Agung (Kejagung-RI) nomor Ins-002/a/HA/06/2008, tentang larangan beredar barang cetakan buku berjudul Pemusnahan Etnis Malanesia Memecahkan Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat karya Socratez Sofian Yoman yang diterbitkan Galangpress. “Inturksi ini sesuai dengan kewenangan Kejagung nomor 4/PNPS/1993 tentang pengamanan barang cetakan yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat,” pungkasnya. (04)
Senin, 03 November 2008
Wahab: Idealnya Satu Kelurahan Satu
LUBUKLINGGAU-Tujuan utama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah untuk meningkatkan minat anak usia 0 hingga 6 tahun agar dapat mengenal lingkungan, demikian yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, melalui Kasubid PAUD A Wahab AMAPD, di kantornya Senin (3/11).
Selain itu lanjut Wahab, keberadaan PAUD dapat membantu warga yang tidak mampu untuk memasukan anaknya di Taman Kanak-kanak (TK). PAUD merupakan pra pendidikan sebelum anak masuk SD. Antara PAUD dan TK fungsinya hampir sama. PAUD lebih dititik beratkan bermain sambil belajar sementara TK sudah mengarah kepada pendidikan formal.
Untuk itu kata Wahab, pihaknya terus memberikan pembinaan dan mendorong warga agar berperan untuk berpatisipasi pada lembaga pendidikan non formal tersebut. Wahab mengaku, dalam pembinaan PAUD, pihaknya juga ditopang oleh Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Dra Hj Septiana Zuraida SH MSi.
Dia, begitu antusias mendukung keberadaan PAUD dengan memberikan dukungan moral maupun material. Sehingga pengelolah PAUD termotivasi olehnya. Kemudian tingkat partisipasi masyarakat terhadap PAUD sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dibuktikan, yang pertama PAUD didirikan pada tahun 2002 yang hanya ada satu PAUD sedangkan sekarang jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun 2008, kini tercatat ada 18 unit PAUD yang eksis, sementara itu ada 2 unit yang sifatnya temporer. Maksudnya PAUD tersebut aktif ketika ada murid saja, begitupun sebaliknya kalau tidak ada murid tidak beroperasi.
“Harapan kita jumlahnya akan terus bertambah tahun depan. Sebab idealnya satu kelurahan satu PAUD,” bebernya.
Kemudain Wahab menyebutkan, Total murid PAUD, sebanyak 465 dengan rincian perempuan 234, laki-laki 231. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) anak usia 0-6 tahun yang belajar di PAUD 1,02 persen. Sedangkan angka partisipasi masyarakat (APM) 0,06 persen. “Kita menargetkan tahun 2009 nanti kalau bisa mencapai angka 0,06 persen untuk APM,” harapnya. (04)
LUBUKLINGGAU-Tujuan utama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah untuk meningkatkan minat anak usia 0 hingga 6 tahun agar dapat mengenal lingkungan, demikian yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, melalui Kasubid PAUD A Wahab AMAPD, di kantornya Senin (3/11).
Selain itu lanjut Wahab, keberadaan PAUD dapat membantu warga yang tidak mampu untuk memasukan anaknya di Taman Kanak-kanak (TK). PAUD merupakan pra pendidikan sebelum anak masuk SD. Antara PAUD dan TK fungsinya hampir sama. PAUD lebih dititik beratkan bermain sambil belajar sementara TK sudah mengarah kepada pendidikan formal.
Untuk itu kata Wahab, pihaknya terus memberikan pembinaan dan mendorong warga agar berperan untuk berpatisipasi pada lembaga pendidikan non formal tersebut. Wahab mengaku, dalam pembinaan PAUD, pihaknya juga ditopang oleh Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Dra Hj Septiana Zuraida SH MSi.
Dia, begitu antusias mendukung keberadaan PAUD dengan memberikan dukungan moral maupun material. Sehingga pengelolah PAUD termotivasi olehnya. Kemudian tingkat partisipasi masyarakat terhadap PAUD sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dibuktikan, yang pertama PAUD didirikan pada tahun 2002 yang hanya ada satu PAUD sedangkan sekarang jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun 2008, kini tercatat ada 18 unit PAUD yang eksis, sementara itu ada 2 unit yang sifatnya temporer. Maksudnya PAUD tersebut aktif ketika ada murid saja, begitupun sebaliknya kalau tidak ada murid tidak beroperasi.
“Harapan kita jumlahnya akan terus bertambah tahun depan. Sebab idealnya satu kelurahan satu PAUD,” bebernya.
Kemudain Wahab menyebutkan, Total murid PAUD, sebanyak 465 dengan rincian perempuan 234, laki-laki 231. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) anak usia 0-6 tahun yang belajar di PAUD 1,02 persen. Sedangkan angka partisipasi masyarakat (APM) 0,06 persen. “Kita menargetkan tahun 2009 nanti kalau bisa mencapai angka 0,06 persen untuk APM,” harapnya. (04)
Akis : 2009 Program Kualifikasi Guru Selesai
LUBUKLINGGAU-Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SD, SMP, dan SMA bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, menggelar acara pengantar tugas Seketaris Daerah (Sekda) Drs H Akisrofi Ayub SH MSi dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, di rumah makan Pondok Hijau, di Desa D Tegalrejo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Senin (3/11).
Acara tersebut diawali pembukaan, lalu dilanjutkan pesan dan kesan perwakilan guru disampaikan oleh Ahmad Yunus SPdI, yang juga kepala SMAN 5 Lubuklinggau. Dalam kesempatan itu Yunus, mengucapkan selamat bertugas ditempat yang baru kepada Drs H Akisrofi Ayub SH MSi yang kini menjabat Sekda Kota Lubuklinggau. Kemudian Selamat datang kepada Drs H Jufri Effendi MM, yang menjadi Kepala Dispendik menggantikan Akis. “Semoga kehadiran bapak akan tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita semua. Dan saya mengharapkan bimbingan dari bapak selaku kepala dinas,” ujarnya.
Kepala Dipendik, Jufri, mengajak seluruh jajaranya bekerjasama untuk meningkatkan mutu pendidikan. “Apalah artinya saya tanpa dukungan semua elemen mulai dari jajaran Dinas Pendidikan dan dewan guru,” ujarnya.
Sekda, Akis mengaku, selama dirinya menjabat kepala dinas. “Tentu dalam pergaulan sehari-hari banyak melakukan kesalahan baik disengaja maupun yang tidak disengaja, untuk itu saya dan keluarga mohon maaf,” ujar Akis.
Kemudian Akis, membocorkan tahun 2009 nanti, seluruh guru yang belum mengikuti program sertifikasi akan mendapat giliran. “Insyaallah, soal kualifikasi beres semua. Kecuali guru yang tidak mau kuliah karena mendekati masa pensiun. Ada sejumlah guru yang memang menolak dikuliahkan kerena mendekati pensiun,” tegasnya.
Selain itu lanjut Akis, tahun depan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan Kota Lubuklinggau Rp 12 Milyar. “Saya mendapat kabar dari Pemerintah Pusat bahwa kita kebagian DAK Rp 12 Milyar. Dan mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2008 Rp 9 Milyar,” kata Akis.
Selanjutnya dilanjutkan penyerahan cinderamata dari Kepala Dispendik, Drs H Jufri Effendi MM kepada Sekda Kota Lubuklinggau, Drs H Akisrofi Ayub SH MM.
Kegitan itu dihadiri Kepala Sekolah, guru, dan pejabat dilingkungan Dispendik Kota Lubuklinggau. (04)
LUBUKLINGGAU-Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SD, SMP, dan SMA bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Lubuklinggau, menggelar acara pengantar tugas Seketaris Daerah (Sekda) Drs H Akisrofi Ayub SH MSi dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, di rumah makan Pondok Hijau, di Desa D Tegalrejo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Senin (3/11).
Acara tersebut diawali pembukaan, lalu dilanjutkan pesan dan kesan perwakilan guru disampaikan oleh Ahmad Yunus SPdI, yang juga kepala SMAN 5 Lubuklinggau. Dalam kesempatan itu Yunus, mengucapkan selamat bertugas ditempat yang baru kepada Drs H Akisrofi Ayub SH MSi yang kini menjabat Sekda Kota Lubuklinggau. Kemudian Selamat datang kepada Drs H Jufri Effendi MM, yang menjadi Kepala Dispendik menggantikan Akis. “Semoga kehadiran bapak akan tetap menjaga persatuan dan kesatuan kita semua. Dan saya mengharapkan bimbingan dari bapak selaku kepala dinas,” ujarnya.
Kepala Dipendik, Jufri, mengajak seluruh jajaranya bekerjasama untuk meningkatkan mutu pendidikan. “Apalah artinya saya tanpa dukungan semua elemen mulai dari jajaran Dinas Pendidikan dan dewan guru,” ujarnya.
Sekda, Akis mengaku, selama dirinya menjabat kepala dinas. “Tentu dalam pergaulan sehari-hari banyak melakukan kesalahan baik disengaja maupun yang tidak disengaja, untuk itu saya dan keluarga mohon maaf,” ujar Akis.
Kemudian Akis, membocorkan tahun 2009 nanti, seluruh guru yang belum mengikuti program sertifikasi akan mendapat giliran. “Insyaallah, soal kualifikasi beres semua. Kecuali guru yang tidak mau kuliah karena mendekati masa pensiun. Ada sejumlah guru yang memang menolak dikuliahkan kerena mendekati pensiun,” tegasnya.
Selain itu lanjut Akis, tahun depan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan Kota Lubuklinggau Rp 12 Milyar. “Saya mendapat kabar dari Pemerintah Pusat bahwa kita kebagian DAK Rp 12 Milyar. Dan mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2008 Rp 9 Milyar,” kata Akis.
Selanjutnya dilanjutkan penyerahan cinderamata dari Kepala Dispendik, Drs H Jufri Effendi MM kepada Sekda Kota Lubuklinggau, Drs H Akisrofi Ayub SH MM.
Kegitan itu dihadiri Kepala Sekolah, guru, dan pejabat dilingkungan Dispendik Kota Lubuklinggau. (04)
Dispendik Masih Selidiki Kejadian Tawuran Pelajar
*Belum Diketahui Jumlah Siswa Yang Terlibat
LUBUKLINGGAU-Kejadin tawuran pelajar antara siswa SMA Yadika dengan SMKN 3 Lubuklinggau, menjadi perhtian serius Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM. Terbukti kemarin (Senin, 3/11) mantan Kepala Badan Kepegawaian (BKD) Kota Lubuklinggau, itu langsung mengunjungi SMKN 3 untuk menyelidiki kejadian itu sekaligus memberikan pembinaan.
Di sekolah itu Jufri, ambil bagian pada upacara bendera, bertindak selaku pembina upacara. Jufri mengakui, dirinya dan Kabid Dikmenti, Drs H Abdullah Makcik SH MPd, mengunjungi sekolah tersebut. Dalam kesempatan itu Jufri, mengaku memberikan pengarahan kepada siswa, diantaranya mengenai kedisiplin.
“Kemudian saya menekankan kepada siswa agar memupuk rasa kebersamaan antar sesama pelajar baik dilingkungan sekolah sendiri maupun terhadap siswa sekolah lain. Dengan adanya rasa kebersamaan maka akan timbul rasa saling menghargai,” jelasnya.
Ketika ditanyakan bagaimana perkembaangan kejadian tawuran pelajar yang terjadiu Jumat (31/10). Kemudian sanksi apa yang akan diberikan kepada siswa yang terlibat tawuran? “Saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Saya sudah memerintahkan staf untuk menyelidiki kejadian itu, hingga sekarang belum ada laporan,” ujarnya Senin (3/11).
Jufri melanjutkan, mengenai sanksi belum dapat dijelaskan saksi apa yang akan dikenakan terhadap siswa tersebut. “Kita lihat nanti setelah semuanya jelas,” katanya.
Kepala SMKN 3 Lubuklinggau, Ahmad Fadlaini SPd mengaku sudah ada pertemuan antara pihak SMKN 3, SMA Yadika dan Dispendik di Polres Lubuklinggau, Sabtu (1/11). “Dalam pertemuan itu kita sepakat untuk menyelesaikan persoalan itu,” jelasnya.
Fadlaini mengharapkan, persoalan dapat diselesaikan secara kekeluargaan. “Sebab walau bagaimana pun mereka masih status sebagai pelajar. Hingga sekarang kita masih melakukan upaya pendekatan terhadap pihak SMA Yadika agar diselesaikan secara kekeluargaan,” harapnya.
Ketika ditanyakan sanksi apa yang akan diberikan kepada siswa yang terlibat kejadian tersebut? “Tentu akan diberikan sanksi namun akan kita lihat dulu duduk persoalanya baru bisa menentukan sanksi,” tegasnya (04)
*Belum Diketahui Jumlah Siswa Yang Terlibat
LUBUKLINGGAU-Kejadin tawuran pelajar antara siswa SMA Yadika dengan SMKN 3 Lubuklinggau, menjadi perhtian serius Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM. Terbukti kemarin (Senin, 3/11) mantan Kepala Badan Kepegawaian (BKD) Kota Lubuklinggau, itu langsung mengunjungi SMKN 3 untuk menyelidiki kejadian itu sekaligus memberikan pembinaan.
Di sekolah itu Jufri, ambil bagian pada upacara bendera, bertindak selaku pembina upacara. Jufri mengakui, dirinya dan Kabid Dikmenti, Drs H Abdullah Makcik SH MPd, mengunjungi sekolah tersebut. Dalam kesempatan itu Jufri, mengaku memberikan pengarahan kepada siswa, diantaranya mengenai kedisiplin.
“Kemudian saya menekankan kepada siswa agar memupuk rasa kebersamaan antar sesama pelajar baik dilingkungan sekolah sendiri maupun terhadap siswa sekolah lain. Dengan adanya rasa kebersamaan maka akan timbul rasa saling menghargai,” jelasnya.
Ketika ditanyakan bagaimana perkembaangan kejadian tawuran pelajar yang terjadiu Jumat (31/10). Kemudian sanksi apa yang akan diberikan kepada siswa yang terlibat tawuran? “Saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Saya sudah memerintahkan staf untuk menyelidiki kejadian itu, hingga sekarang belum ada laporan,” ujarnya Senin (3/11).
Jufri melanjutkan, mengenai sanksi belum dapat dijelaskan saksi apa yang akan dikenakan terhadap siswa tersebut. “Kita lihat nanti setelah semuanya jelas,” katanya.
Kepala SMKN 3 Lubuklinggau, Ahmad Fadlaini SPd mengaku sudah ada pertemuan antara pihak SMKN 3, SMA Yadika dan Dispendik di Polres Lubuklinggau, Sabtu (1/11). “Dalam pertemuan itu kita sepakat untuk menyelesaikan persoalan itu,” jelasnya.
Fadlaini mengharapkan, persoalan dapat diselesaikan secara kekeluargaan. “Sebab walau bagaimana pun mereka masih status sebagai pelajar. Hingga sekarang kita masih melakukan upaya pendekatan terhadap pihak SMA Yadika agar diselesaikan secara kekeluargaan,” harapnya.
Ketika ditanyakan sanksi apa yang akan diberikan kepada siswa yang terlibat kejadian tersebut? “Tentu akan diberikan sanksi namun akan kita lihat dulu duduk persoalanya baru bisa menentukan sanksi,” tegasnya (04)
Kamis, 30 Oktober 2008
YPLP PGRI Berkewajiban Meningkatkan Mutu Pendidikan
LUBUKLINGGAU-YPLP PGRI mempunyai kewajiban untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di sekolah-sekolah milik yayasan PGRI dalam wilayah Kota Lubuklinggau. Meningkatkan mutu pendidikan diawali dari guru yang bermutu, kalau guru sudah profesional dalam mengajar tentu mutu pendidikan di sekolah akan meningkat, kata Drs Albert Barus, ketua panitia penyelengara pelatihan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Untuk itu, lanjut Albert, yayasan PGRI selaku pemilik sekolah PGRI menyelegarakan pelatihan penyusunan KTSP ini. “kegitan ini dijadwalkan dua hari, dimulai hari ini (Kamis, 30/10) hingga Jumat (31/10), pada hari pertama mengenai sitem penilaian selanjutnya silabus. Pematerinya yakni dari Dinas Pendidikan dan pihak yayasan PGRI yang disampaikan langsung oleh Ketua Dikdasmen M Nasir BA.
Dan dibantu oleh Maspa Korbani SPd salah seorang guru yang cukup berpengalaman, karena sudah sering mengikuti pelatihan serupa pada tingkat provinsi bahkan hingga tingkat nasional. “Jadi wajar kalau kita minta bantuannya untuk membagi pengetahuan dan pengalamannya,” jelas Albert
Dia melanjutkan, pelatihan yang diikuti 40 guru PGRI itu dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM diwaliki oleh Kabid Dikdas, Drs H Burlian Husin MM, demikian kata Albert. (04)
LUBUKLINGGAU-YPLP PGRI mempunyai kewajiban untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya di sekolah-sekolah milik yayasan PGRI dalam wilayah Kota Lubuklinggau. Meningkatkan mutu pendidikan diawali dari guru yang bermutu, kalau guru sudah profesional dalam mengajar tentu mutu pendidikan di sekolah akan meningkat, kata Drs Albert Barus, ketua panitia penyelengara pelatihan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Untuk itu, lanjut Albert, yayasan PGRI selaku pemilik sekolah PGRI menyelegarakan pelatihan penyusunan KTSP ini. “kegitan ini dijadwalkan dua hari, dimulai hari ini (Kamis, 30/10) hingga Jumat (31/10), pada hari pertama mengenai sitem penilaian selanjutnya silabus. Pematerinya yakni dari Dinas Pendidikan dan pihak yayasan PGRI yang disampaikan langsung oleh Ketua Dikdasmen M Nasir BA.
Dan dibantu oleh Maspa Korbani SPd salah seorang guru yang cukup berpengalaman, karena sudah sering mengikuti pelatihan serupa pada tingkat provinsi bahkan hingga tingkat nasional. “Jadi wajar kalau kita minta bantuannya untuk membagi pengetahuan dan pengalamannya,” jelas Albert
Dia melanjutkan, pelatihan yang diikuti 40 guru PGRI itu dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM diwaliki oleh Kabid Dikdas, Drs H Burlian Husin MM, demikian kata Albert. (04)
Kebaradaan TKQ dan TPQ Berkembang Pesat
*Ada 168 Unit
*Jumlah Murid 9.854 Orang
LUBUKLINGGAU-Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qura’an (TPQ) dan Taman Kanak-kanak Al-Quran (TKQ) atau yang lebih dikenal TPA di Kota Lubuklinggau, berkembangan pesat. Jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu, sekarang ada 168 unit, demikian kata Kepala Kantor Departemen Agama Kota Lubuklinggau, Drs HM Asri, melalui Kepala Seksi Pendidikan Keagamaan Pada Masyarat, Pemberdayaan Masjid dan Pendidikan Keagamaan Pada Pondok Pesantren (Kasi Penamas dan PK Pontren), Drs H A Zainuri Mattan, didampingi Hasbi Mustopa SAg di kantornya terletak di Jalan Sukarno Hata, Kelurahan Petanang, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Kamis (30/10).
Bertambahnya jumlah TPQ dan TKQ itu, lanjut Zainuri, karena partisipasi masyarat untuk mendidik anaknya di lembaga pendidikan keagamaan non formal itu cukup baik. “Hampir setiap masjid ada TPQ atau TKQ, sesuai dengan kebutuhan masyarat sekitar,” jelasnya.
Zainuri melanjutkan, bersarkan data dari Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid (BKPMRI) Kota Lubuklinggau, tahun 2008 jumlah anak yang mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan non formal yang mempelajari baca dan tulis Al-Quran itu sebanyak 9.854 orang. Dengan rincian TKQ 2.240 anak, sedangkan TPQ 7.614 orang.
“Kita hanya mengawasi keberadaan TPQ dan TKQ, sedangkan BKPMRI yang melakukan pembinaan,” bebernya.
Masih kata Zainuri, materi pelajaran di TKQ dan TKQ itu dititik beratkan pada membaca dan menulis Al-Quran yang dilengkapi alat peraga. Kemudain ada materi penunjang seperti ahlak mulia, kisah nabi, kisah sahabat nabi. “Kemudian mengenai metode yang digunakan dalam mengajarkan membaca Al-Qur’an kita sepakati metode Iqro’, “ ujarnya.
Lalu Zainuri, menjelaskan berdasarkan pedoman dari Departemen Agama Republik Indonesia (Depag-RI) tidak ada lagi sebutan TPA tapi diganti dengan sebutan TKQ, TPQ dan TQA (Ta’limul Quran Lil Aulad). Di Kota Lubuklinggau TQA ini belum ada. “Tujuan lembaga itu untuk membentuk generasi yang memiliki komitmen terhadap Al-Qur’an sebagai sumber prilaku, pijakan hidup dan rujukan segalaha urusan,” pungkasnya.
Selain itu lanjut mantan Kepala Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lubuklinggau Timur itu. Yakni untuk menanamkan kecintaan yang mendalam terhadap Al-Qur’an. “Selanjutnya mencetak generasi yang mampu dan rajin membaca terus menerus mempelajari isi kandungan Al-Qur’an dan memiliki kemaun yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffalah dalam kehidupan sehari-hari,” demikian kata Zainuri.
*Ada 168 Unit
*Jumlah Murid 9.854 Orang
LUBUKLINGGAU-Keberadaan Taman Pendidikan Al-Qura’an (TPQ) dan Taman Kanak-kanak Al-Quran (TKQ) atau yang lebih dikenal TPA di Kota Lubuklinggau, berkembangan pesat. Jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu, sekarang ada 168 unit, demikian kata Kepala Kantor Departemen Agama Kota Lubuklinggau, Drs HM Asri, melalui Kepala Seksi Pendidikan Keagamaan Pada Masyarat, Pemberdayaan Masjid dan Pendidikan Keagamaan Pada Pondok Pesantren (Kasi Penamas dan PK Pontren), Drs H A Zainuri Mattan, didampingi Hasbi Mustopa SAg di kantornya terletak di Jalan Sukarno Hata, Kelurahan Petanang, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, Kamis (30/10).
Bertambahnya jumlah TPQ dan TKQ itu, lanjut Zainuri, karena partisipasi masyarat untuk mendidik anaknya di lembaga pendidikan keagamaan non formal itu cukup baik. “Hampir setiap masjid ada TPQ atau TKQ, sesuai dengan kebutuhan masyarat sekitar,” jelasnya.
Zainuri melanjutkan, bersarkan data dari Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid (BKPMRI) Kota Lubuklinggau, tahun 2008 jumlah anak yang mengenyam pendidikan di lembaga pendidikan non formal yang mempelajari baca dan tulis Al-Quran itu sebanyak 9.854 orang. Dengan rincian TKQ 2.240 anak, sedangkan TPQ 7.614 orang.
“Kita hanya mengawasi keberadaan TPQ dan TKQ, sedangkan BKPMRI yang melakukan pembinaan,” bebernya.
Masih kata Zainuri, materi pelajaran di TKQ dan TKQ itu dititik beratkan pada membaca dan menulis Al-Quran yang dilengkapi alat peraga. Kemudain ada materi penunjang seperti ahlak mulia, kisah nabi, kisah sahabat nabi. “Kemudian mengenai metode yang digunakan dalam mengajarkan membaca Al-Qur’an kita sepakati metode Iqro’, “ ujarnya.
Lalu Zainuri, menjelaskan berdasarkan pedoman dari Departemen Agama Republik Indonesia (Depag-RI) tidak ada lagi sebutan TPA tapi diganti dengan sebutan TKQ, TPQ dan TQA (Ta’limul Quran Lil Aulad). Di Kota Lubuklinggau TQA ini belum ada. “Tujuan lembaga itu untuk membentuk generasi yang memiliki komitmen terhadap Al-Qur’an sebagai sumber prilaku, pijakan hidup dan rujukan segalaha urusan,” pungkasnya.
Selain itu lanjut mantan Kepala Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lubuklinggau Timur itu. Yakni untuk menanamkan kecintaan yang mendalam terhadap Al-Qur’an. “Selanjutnya mencetak generasi yang mampu dan rajin membaca terus menerus mempelajari isi kandungan Al-Qur’an dan memiliki kemaun yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffalah dalam kehidupan sehari-hari,” demikian kata Zainuri.
Selasa, 28 Oktober 2008
Orang Yang Memutuskan Silaturahmi Tidak Masuk Surga
*Halal Bihalal KB Muhammadiyah
LUBUKLINGGAU-Keluarga besar Muhammadiyah menggelar halal bihalal sekaligus milad (ulang tahun) ‘Aisyiyah ke-94, pelantikan mahasiswi Lembaga Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak (LPGTK) ‘Aisyiyah dan pelepasan jemaah calon haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Muhammadiyah, di komplek Muhammadiyah terletak di Jalan Letkol Atmo, Lubuklinggau, Selasa (28/10).
Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Lubuklinggau, Dra Nurhayati Ajun, dalam sambutanya mengatakan, ‘Aisyiyah merupakan organisasi yang sudah cukup matang dan mapan. “Keberadan ‘Aisyiyah cukup solid sehingga dapat bertahan, sekarang genap berusia 94 tahun,” ujarnya.
Lalu Nurhayati, menyebutkan peran organisasi ‘Aisyiyah bergerak dibidang sosial dan keagamaan juga selalau eksis membina ibu-ibu ‘Aisyiyah. “Untuk mencapai tujuan organisasi ‘Aisyiyah memiliki usaha diantaranya lembaga pendidikan guna mendidik generasi muda ‘Aisyiyah. “Tujuan lembaga pendidikan kita untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan menurut ajaran Islam,” bebernya.
Kemudian Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kota Lubuklinggau, Drs H Syamsul Anwar MF, mengucapkan selamat kepada mahasiswi LPGTK yang baru dilantik.
“Semoha ilmu yang saudari dapat bermanfaat, tidak saja bagi diri sendiri tapi juga orang lain. Dan selamat ulang tahun kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah, semoga semakin jaya,” ujarnya.
Syamsul melanjutkan, malalui momentum halal bihalal ini marilah kita tingkatkan ukhuwa Islamiyah dikalangan Umat Islam.
Selanjutnya Syamsul, mengucapkan terima kasih kepada calon jemaah haji (CJH) yang mempercayai KBIH Muhammadiyah untuk memberikan bimbingan haji.
“Mari kita teruskan kegitaan dakwa dan tingkatkan amal ibadah kita” demikian kata Syamsul.
Wakil Walikota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM, menjelaskan mengenai program Pemerintah Kota Lubuklinggau, yang akan dimasukan kedalam APBD tahun 2009.
Diantaranya bidang pendidikan sekitar 72 Milyar atau 20 persen dari APBD, diluar gaji guru.
“Untuk pemasangan listrik ke kelurahan yang belum dialiri listrik kita anggarkan Rp 13 Milyar,” beber Wawako.
Ustadz Muslim Kawilarang, menyampaikan pesan hikma halal bihalal. Menurutnya istilah halal bihalal tidak ada di negara lain hanya ada di Indonesia. Artinya halal bihalal meruapkan budaya Indonesia. Ini merupakan budaya yang baik.
“Untuk itu manfaatkan momentum yang baik ini untuk menyelesaikan perselisihan diantara kita. Allah SWT tidak akan mengampuni dosa kita dengan sesama manusia, karena Allah SWT sangat menghargai hak-hak Adam. Untuk diketahui orang yang memutuskan silaturahmi tidak akan masuk surga. Untuk itu marilah kita tingkatkan tali silaturahmi dan saling maaf memaafkan,” ujaknya.
Acara diawali pembacaan Qalam Illahi oleh Marlinaf SAg. Lalu dilanjutkan pelantikan mahasiswa LPGTK ‘Aisyiyah oleh Siti Ulfa Ba, didampingi Ketua Pimpinan Daerah (PD) ‘Asyiyah Kota Lubuklinggau, Dra Nurhayati Ajun, Hj Maimunah SKM.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua PD Muhammadiyah Kota Lubuklinggau, Drs H Saidina Ali, Majelis Pendidikan Dasar Dan Menengah (Dikdasmen), Drs Agus Taman, beserta unsur pimpinan Muhammadiyah, Ketua DPD Partai Golkar Kota Lubuklinggau, Mahmud HM, Ratusan keluarga besar Muhammadiyah dan tamu undangan lainya. (04)
*Halal Bihalal KB Muhammadiyah
LUBUKLINGGAU-Keluarga besar Muhammadiyah menggelar halal bihalal sekaligus milad (ulang tahun) ‘Aisyiyah ke-94, pelantikan mahasiswi Lembaga Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak (LPGTK) ‘Aisyiyah dan pelepasan jemaah calon haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Muhammadiyah, di komplek Muhammadiyah terletak di Jalan Letkol Atmo, Lubuklinggau, Selasa (28/10).
Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Lubuklinggau, Dra Nurhayati Ajun, dalam sambutanya mengatakan, ‘Aisyiyah merupakan organisasi yang sudah cukup matang dan mapan. “Keberadan ‘Aisyiyah cukup solid sehingga dapat bertahan, sekarang genap berusia 94 tahun,” ujarnya.
Lalu Nurhayati, menyebutkan peran organisasi ‘Aisyiyah bergerak dibidang sosial dan keagamaan juga selalau eksis membina ibu-ibu ‘Aisyiyah. “Untuk mencapai tujuan organisasi ‘Aisyiyah memiliki usaha diantaranya lembaga pendidikan guna mendidik generasi muda ‘Aisyiyah. “Tujuan lembaga pendidikan kita untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan menurut ajaran Islam,” bebernya.
Kemudian Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kota Lubuklinggau, Drs H Syamsul Anwar MF, mengucapkan selamat kepada mahasiswi LPGTK yang baru dilantik.
“Semoha ilmu yang saudari dapat bermanfaat, tidak saja bagi diri sendiri tapi juga orang lain. Dan selamat ulang tahun kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah, semoga semakin jaya,” ujarnya.
Syamsul melanjutkan, malalui momentum halal bihalal ini marilah kita tingkatkan ukhuwa Islamiyah dikalangan Umat Islam.
Selanjutnya Syamsul, mengucapkan terima kasih kepada calon jemaah haji (CJH) yang mempercayai KBIH Muhammadiyah untuk memberikan bimbingan haji.
“Mari kita teruskan kegitaan dakwa dan tingkatkan amal ibadah kita” demikian kata Syamsul.
Wakil Walikota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM, menjelaskan mengenai program Pemerintah Kota Lubuklinggau, yang akan dimasukan kedalam APBD tahun 2009.
Diantaranya bidang pendidikan sekitar 72 Milyar atau 20 persen dari APBD, diluar gaji guru.
“Untuk pemasangan listrik ke kelurahan yang belum dialiri listrik kita anggarkan Rp 13 Milyar,” beber Wawako.
Ustadz Muslim Kawilarang, menyampaikan pesan hikma halal bihalal. Menurutnya istilah halal bihalal tidak ada di negara lain hanya ada di Indonesia. Artinya halal bihalal meruapkan budaya Indonesia. Ini merupakan budaya yang baik.
“Untuk itu manfaatkan momentum yang baik ini untuk menyelesaikan perselisihan diantara kita. Allah SWT tidak akan mengampuni dosa kita dengan sesama manusia, karena Allah SWT sangat menghargai hak-hak Adam. Untuk diketahui orang yang memutuskan silaturahmi tidak akan masuk surga. Untuk itu marilah kita tingkatkan tali silaturahmi dan saling maaf memaafkan,” ujaknya.
Acara diawali pembacaan Qalam Illahi oleh Marlinaf SAg. Lalu dilanjutkan pelantikan mahasiswa LPGTK ‘Aisyiyah oleh Siti Ulfa Ba, didampingi Ketua Pimpinan Daerah (PD) ‘Asyiyah Kota Lubuklinggau, Dra Nurhayati Ajun, Hj Maimunah SKM.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua PD Muhammadiyah Kota Lubuklinggau, Drs H Saidina Ali, Majelis Pendidikan Dasar Dan Menengah (Dikdasmen), Drs Agus Taman, beserta unsur pimpinan Muhammadiyah, Ketua DPD Partai Golkar Kota Lubuklinggau, Mahmud HM, Ratusan keluarga besar Muhammadiyah dan tamu undangan lainya. (04)
Kondisi Gedung Madrasah Memprihatinkan
*Dapat Kucuran DAK Bidang Pendidikan
*Menerima Dana Bantuan Sekolah Satu Atap
MUSI RAWAS-Kantor Depatemen Agama (Depag) Kabupaten Musi Rawas (Mura) tidak dapat berbuat banyak untuk memperbaiki gedung madrasah yang kondisinya sangat memprihatinkan, terutama madrasah swasta. Hal tersebut disebabkan keterbatasan anggaran. Kondisi itu diperparah minimnya bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda).
Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Mapenda), Habibullah Angkasa MAg, kepada koran ini mengakui kondisi itu, sekaligus menjelaskan gambaran kondisi Madrasah. Dari 34 MTs yang ada 28 diantarnya memprihatinkan, bahkan tidak layak disebut sekolah, hanya 6 MTs saja yang bagus. Kemudian MA ada 11, 7 diantanya rusak berat, dalam keadaan layak 4 sekolah. Apalagi MA yang berjumlah 52 semuanya numpang.
“Artinya tidak memiliki bangunan sendiri. Bayangkan saja tentu tempat belajarnya seadanya saja. Nasib serupa pun dialami 37 MI yang ada,” bebernya di kantor Depag, beberapa hari lalu.
91 pesen Madrasah di Kabupaten Mura,lanjutnya, merupakan lembaga swasta. Hal tersebut terjadi karena pada zaman dahulu, masyarat mendidirikan lembaga pendidikan untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar. Kemudian lembaga itu dikelolah keluarga secara turun-temurun hingga sekarang. Jadi wajar saja kalau ada sekolah yang usianya sudah ratusan tahun tapi tidak mengalami kemajuan. Bahkan ada diantaranya tidak pernah direnovasi dari sejak didirikan. Mungkin karena keterbatasan dana atau disebabkan pengelolaan kurang profesional.
“Kita tidak bisa mengatur yayasan dalam aspek pengelolaan lembaga. Kewenangan kita melakukan pembinaan yang berkaitan dengan kurikulum seperti mengenai buku yang digunakan,” jelasnya.
Lebih lanjut Habibullah menjelaskan, keraguan Pemda untuk membantu lembaga pendidikan dibawah naungan Depag cukup beralasan, karena lembaga vertikal. “Sehingga tahun 2007 lalu kita tidak dapat kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan,” ceritanya.
Padahal, lanjut Habibullah, berdasarkan pelaturan Mentri Keuangan nomor 128/PMK.07/2006 tentang penetapan alokasi dan pedoman umum pengelolaan DAK bidang pendidikan diarahkan untuk menunjang pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) 9 tahun, dan diperuntukan bagi SD/SDLB dan MI/Salafiah, termasuk sekolah-sekolah setara SD yang berbasis keagamaan.
“Setelah melalui proses yang cukup ‘pajang’, Alhamdulillah, tahun 2008, 10 MI mendapat kucuran DAK, masing-masing Rp 279.600.000,” paparnya.
Selain itu ujar Habibullah, ada tiga Madrasah Ibtidaiyah (MI) mendapat dana pendidikan satu atap untuk merenovasi bangunan sekolah. Dana itu hibah dari Lembaga Internasional AIBEP (Autralia Indonesia Basic Education Program). MI yang mendapat bantuan yakni Madrasa Ibtidaiyah Negeri (MIN) Pelawe, MI Kosgoro dan MI Rahmatulah. Ada dua kategori bantuan pertama M1 senilai Rp 1,2 Milyar dan M2 Rp 8 Milyar.
“AIBEP selain memberikan dana juga menyiapkan konsultan. Dana itu diterima langsung pihak sekolah atau yayasan pendidikan penerima bantuan,” bebernya.
Menurut Habubullah, konsutan AIBEP sudah melihat kondisi MI yang akan menerima dana hibah itu dan MoU antara penyelegara dan Komite Pengembangan Madrasah (KPM) juga dengan pihak Madrasah yang menerima bantuan sudah dilakukan di Lembang Hotel, Palembang, 22 Oktober lalu. “Dengan adanya kucuran DAK dan bantuan dana pendidikan satu atap tadi, tentu jumlah MI yang memprihatinkan tahun depan berkurang jumlahnya,” pungkasnya. (04)
*Dapat Kucuran DAK Bidang Pendidikan
*Menerima Dana Bantuan Sekolah Satu Atap
MUSI RAWAS-Kantor Depatemen Agama (Depag) Kabupaten Musi Rawas (Mura) tidak dapat berbuat banyak untuk memperbaiki gedung madrasah yang kondisinya sangat memprihatinkan, terutama madrasah swasta. Hal tersebut disebabkan keterbatasan anggaran. Kondisi itu diperparah minimnya bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda).
Kasi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Mapenda), Habibullah Angkasa MAg, kepada koran ini mengakui kondisi itu, sekaligus menjelaskan gambaran kondisi Madrasah. Dari 34 MTs yang ada 28 diantarnya memprihatinkan, bahkan tidak layak disebut sekolah, hanya 6 MTs saja yang bagus. Kemudian MA ada 11, 7 diantanya rusak berat, dalam keadaan layak 4 sekolah. Apalagi MA yang berjumlah 52 semuanya numpang.
“Artinya tidak memiliki bangunan sendiri. Bayangkan saja tentu tempat belajarnya seadanya saja. Nasib serupa pun dialami 37 MI yang ada,” bebernya di kantor Depag, beberapa hari lalu.
91 pesen Madrasah di Kabupaten Mura,lanjutnya, merupakan lembaga swasta. Hal tersebut terjadi karena pada zaman dahulu, masyarat mendidirikan lembaga pendidikan untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar. Kemudian lembaga itu dikelolah keluarga secara turun-temurun hingga sekarang. Jadi wajar saja kalau ada sekolah yang usianya sudah ratusan tahun tapi tidak mengalami kemajuan. Bahkan ada diantaranya tidak pernah direnovasi dari sejak didirikan. Mungkin karena keterbatasan dana atau disebabkan pengelolaan kurang profesional.
“Kita tidak bisa mengatur yayasan dalam aspek pengelolaan lembaga. Kewenangan kita melakukan pembinaan yang berkaitan dengan kurikulum seperti mengenai buku yang digunakan,” jelasnya.
Lebih lanjut Habibullah menjelaskan, keraguan Pemda untuk membantu lembaga pendidikan dibawah naungan Depag cukup beralasan, karena lembaga vertikal. “Sehingga tahun 2007 lalu kita tidak dapat kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan,” ceritanya.
Padahal, lanjut Habibullah, berdasarkan pelaturan Mentri Keuangan nomor 128/PMK.07/2006 tentang penetapan alokasi dan pedoman umum pengelolaan DAK bidang pendidikan diarahkan untuk menunjang pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) 9 tahun, dan diperuntukan bagi SD/SDLB dan MI/Salafiah, termasuk sekolah-sekolah setara SD yang berbasis keagamaan.
“Setelah melalui proses yang cukup ‘pajang’, Alhamdulillah, tahun 2008, 10 MI mendapat kucuran DAK, masing-masing Rp 279.600.000,” paparnya.
Selain itu ujar Habibullah, ada tiga Madrasah Ibtidaiyah (MI) mendapat dana pendidikan satu atap untuk merenovasi bangunan sekolah. Dana itu hibah dari Lembaga Internasional AIBEP (Autralia Indonesia Basic Education Program). MI yang mendapat bantuan yakni Madrasa Ibtidaiyah Negeri (MIN) Pelawe, MI Kosgoro dan MI Rahmatulah. Ada dua kategori bantuan pertama M1 senilai Rp 1,2 Milyar dan M2 Rp 8 Milyar.
“AIBEP selain memberikan dana juga menyiapkan konsultan. Dana itu diterima langsung pihak sekolah atau yayasan pendidikan penerima bantuan,” bebernya.
Menurut Habubullah, konsutan AIBEP sudah melihat kondisi MI yang akan menerima dana hibah itu dan MoU antara penyelegara dan Komite Pengembangan Madrasah (KPM) juga dengan pihak Madrasah yang menerima bantuan sudah dilakukan di Lembang Hotel, Palembang, 22 Oktober lalu. “Dengan adanya kucuran DAK dan bantuan dana pendidikan satu atap tadi, tentu jumlah MI yang memprihatinkan tahun depan berkurang jumlahnya,” pungkasnya. (04)
Senin, 27 Oktober 2008
Pencairan Dana TPAD Dipertanyakan
*Minta Jika Cair Jangan Dipotong
MUSI RAWAS-Dalam beberapa hari terakhir, banyak kades dan perangkat desa di wilayah Kabupaten Musi Rawas menanyakan kapan Tunjangan Penghasilan Aparat Desa (TPAD) tahap II akan dicairkan. Padahal sebelumnya, ada informasi kalau dana tersebut bakal dibayar menjelang Hari Raya Idul Fitri lalu.
Salah seorang kades—sebut saja, Din kepada Linggau Pos mengatakan dirinya heran mengapa hingga kini TPAD tahap II belum juga cair. Jangan-jangan uangnya di “deposito” oleh oknum di instansi terkait.
“Saya pikir tidak logis kalau gara-gara segelintir kades belum menyerahkan SPJ, malah yang lain ikut menjadi korban. Semestinya yang ditunda itu hanya kades yang belum menyerahkan SPJ,” kesal Din.
Ironisnya lagi saat pencairan nanti, masih ada upaya untuk meminta jatah oleh oknum-oknum tertentu. “Terus terang, saat pencairan tahap pertama lalu, saya dan perangkat desa diminta hingga Rp 800 ribu. Kalau ditotal-total untuk Musi Rawas, paling banyak dapat uang TPAD bukannya kades dan perangkat desa tapi oknum di BPMD. Dari pada tidak dibayar sama sekali, tak apa-apa dipotong, toh masih ada sisanya,” ucap Din.
Apa tanggapan pihak terkait? Kepala Badan (Kaban) PMD Musi Rawas, H Yuzakkir Mahmud SH MSi, melalui Kabid Pemerintahan Desa, Musadik Nanguning, saat ditemui koran ini di ruang kerjanya, Senin (27/10) mengatakan lambannya pencairan TPAD karena masih banyak kades belum menyampaikan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) ke BPMD.
“Yang belum menyampaikan SPJ untuk pencairan TPAD sekitar 30 persen,” sebutnya.
Selain itu, saat ini sudah 70 persen kades telah menyampaikan SPJ kepada BPMD Kabupaten Musi Rawas. Rencananya pencairan TPAD tersebut akan dilakukan secara bersamaan melalui bank BPD.
Musadik juga memperingatkan bagi kades yang belum menyampaikan SPJ kepada BPMD Musi Rawas, maka TPAD-nya belum dapat dicairkan.
“Nanti kalau sudah cair kita akan beritahukan melalui telex ke masing-masing kecamatan. Dan diharapkan pihak kecamatan juga dapat menyampaikan prihal cairnya dana TPAD tersebut ke kades,” terangnya.
Selain pemberitahuan penyerahan SPJ, BPMD juga memerintahkan kepada para kades agar membuat SPJ mengenai dana Bangub dan Bandes supaya segera disampaikan ke BPMD.(mg02)
*Minta Jika Cair Jangan Dipotong
MUSI RAWAS-Dalam beberapa hari terakhir, banyak kades dan perangkat desa di wilayah Kabupaten Musi Rawas menanyakan kapan Tunjangan Penghasilan Aparat Desa (TPAD) tahap II akan dicairkan. Padahal sebelumnya, ada informasi kalau dana tersebut bakal dibayar menjelang Hari Raya Idul Fitri lalu.
Salah seorang kades—sebut saja, Din kepada Linggau Pos mengatakan dirinya heran mengapa hingga kini TPAD tahap II belum juga cair. Jangan-jangan uangnya di “deposito” oleh oknum di instansi terkait.
“Saya pikir tidak logis kalau gara-gara segelintir kades belum menyerahkan SPJ, malah yang lain ikut menjadi korban. Semestinya yang ditunda itu hanya kades yang belum menyerahkan SPJ,” kesal Din.
Ironisnya lagi saat pencairan nanti, masih ada upaya untuk meminta jatah oleh oknum-oknum tertentu. “Terus terang, saat pencairan tahap pertama lalu, saya dan perangkat desa diminta hingga Rp 800 ribu. Kalau ditotal-total untuk Musi Rawas, paling banyak dapat uang TPAD bukannya kades dan perangkat desa tapi oknum di BPMD. Dari pada tidak dibayar sama sekali, tak apa-apa dipotong, toh masih ada sisanya,” ucap Din.
Apa tanggapan pihak terkait? Kepala Badan (Kaban) PMD Musi Rawas, H Yuzakkir Mahmud SH MSi, melalui Kabid Pemerintahan Desa, Musadik Nanguning, saat ditemui koran ini di ruang kerjanya, Senin (27/10) mengatakan lambannya pencairan TPAD karena masih banyak kades belum menyampaikan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) ke BPMD.
“Yang belum menyampaikan SPJ untuk pencairan TPAD sekitar 30 persen,” sebutnya.
Selain itu, saat ini sudah 70 persen kades telah menyampaikan SPJ kepada BPMD Kabupaten Musi Rawas. Rencananya pencairan TPAD tersebut akan dilakukan secara bersamaan melalui bank BPD.
Musadik juga memperingatkan bagi kades yang belum menyampaikan SPJ kepada BPMD Musi Rawas, maka TPAD-nya belum dapat dicairkan.
“Nanti kalau sudah cair kita akan beritahukan melalui telex ke masing-masing kecamatan. Dan diharapkan pihak kecamatan juga dapat menyampaikan prihal cairnya dana TPAD tersebut ke kades,” terangnya.
Selain pemberitahuan penyerahan SPJ, BPMD juga memerintahkan kepada para kades agar membuat SPJ mengenai dana Bangub dan Bandes supaya segera disampaikan ke BPMD.(mg02)
Dispendik Canangkan Penghijauan Sekolah
*Setiap Sekolah Diberikan 20 Bibit Pohon Mahoni
LUBUKLINGGAU-Beberapa tahun terakhir kita dikejutkan peristiwa bencana alam yang terjadi di mana-mana, seperti banjir tanah longsor dan lain-laian. Kondisi alam yang tidak bersahabat itu terjadi disebabkan rusaknya ekosistim alam akibat penggundulan hutan.
Berkaca dari peristiwa tersebut Kepala Dinas Pendidikan (Dipendik) Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, merasa terpanggil dengan mencanangkan penghijauan di pekarangan sekolah.
Program penghijauan itu mulai kemarin (Senin, 27/10) digulirkan pada upacara bendera di SMAN 4 Lubuklinggau terlatak di Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II.
Kepala Dinas Dispendik, Jufri, bertindak selaku Pembina Upacara. Dalam amatnya Jufri, mengatakan sebagaimana kita ketahui bersama kondisi udara kian meburuk sebagai akibat rusaknya hutan.
“Untuk itu saya menghimbau kepada kepala sekolah, guru dan siswa-siswi agar peduli dengan lingkungan sekolah dengan giat melakukan penghijauan dan kebersihan lingkungan
Sekolah. Tujuan utama dari gerakan penghijauan lingkungan sekolah ini, agar sekolah menjadi rindang dan sejuk. Kalau lingkungan sekolah sejuk kegiatan belajar dan mengajar menjadi nyaman, juga dapat meningkatkan kreatifitas. Begitu pun sebaliknya kalau lingkungan sekolah gersang tentu akan menimbulkan suasana yang tidak nyaman,” jelasnya.
Kemudian, Jufri, juga menghimbau agar meningkatkan kedisiplinan belajar dan mengajar baik intrakulikuler dan ekstrakulikuler. Dan tingkatkan mutu akademik dan non akademik, demikian kata Jufri.
Untuk menunjang program penghijauan tadi Jufri, menyerahkan bibit pohon Mahoni yang diterima langsung oleh Kepala SMAN 4 Lubuklinggau, Zulheri SPd, didampingi pengurus OSIS.
Selesai upacara di SMAN 4, Kepala Dispendik dan jajaranya melanjutkan kunjungannya ke SMAN 6 terletak di Kecamatan Lubuklinggau Selatan I dan SMAN 3 di Kecamatan Lubuklinggau Utara I, untuk memberikan bibit pohon mahoni sekaligus memberikan pengarahan kepada guru.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Jufri melalui Kabid Dikmenti, Abdullah, mengungkapkan program penghinjauan sekolah ini akan dilakukan secara meraton dengan mengunjungi sekolah-sekolah. Untuk menunjang program penghijauan itu Dispendik memberikan 20 bibit pohon mahoni.
“Sekolah yang belum dikunjungi hari ini (Senin, 27/10) akan dilanjutkan Senin pekan depan,” ujar Abdullah. (04)
*Setiap Sekolah Diberikan 20 Bibit Pohon Mahoni
LUBUKLINGGAU-Beberapa tahun terakhir kita dikejutkan peristiwa bencana alam yang terjadi di mana-mana, seperti banjir tanah longsor dan lain-laian. Kondisi alam yang tidak bersahabat itu terjadi disebabkan rusaknya ekosistim alam akibat penggundulan hutan.
Berkaca dari peristiwa tersebut Kepala Dinas Pendidikan (Dipendik) Kota Lubuklinggau, Drs H Jufri Effendi MM, merasa terpanggil dengan mencanangkan penghijauan di pekarangan sekolah.
Program penghijauan itu mulai kemarin (Senin, 27/10) digulirkan pada upacara bendera di SMAN 4 Lubuklinggau terlatak di Kelurahan Siring Agung, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II.
Kepala Dinas Dispendik, Jufri, bertindak selaku Pembina Upacara. Dalam amatnya Jufri, mengatakan sebagaimana kita ketahui bersama kondisi udara kian meburuk sebagai akibat rusaknya hutan.
“Untuk itu saya menghimbau kepada kepala sekolah, guru dan siswa-siswi agar peduli dengan lingkungan sekolah dengan giat melakukan penghijauan dan kebersihan lingkungan
Sekolah. Tujuan utama dari gerakan penghijauan lingkungan sekolah ini, agar sekolah menjadi rindang dan sejuk. Kalau lingkungan sekolah sejuk kegiatan belajar dan mengajar menjadi nyaman, juga dapat meningkatkan kreatifitas. Begitu pun sebaliknya kalau lingkungan sekolah gersang tentu akan menimbulkan suasana yang tidak nyaman,” jelasnya.
Kemudian, Jufri, juga menghimbau agar meningkatkan kedisiplinan belajar dan mengajar baik intrakulikuler dan ekstrakulikuler. Dan tingkatkan mutu akademik dan non akademik, demikian kata Jufri.
Untuk menunjang program penghijauan tadi Jufri, menyerahkan bibit pohon Mahoni yang diterima langsung oleh Kepala SMAN 4 Lubuklinggau, Zulheri SPd, didampingi pengurus OSIS.
Selesai upacara di SMAN 4, Kepala Dispendik dan jajaranya melanjutkan kunjungannya ke SMAN 6 terletak di Kecamatan Lubuklinggau Selatan I dan SMAN 3 di Kecamatan Lubuklinggau Utara I, untuk memberikan bibit pohon mahoni sekaligus memberikan pengarahan kepada guru.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Lubuklinggau, Jufri melalui Kabid Dikmenti, Abdullah, mengungkapkan program penghinjauan sekolah ini akan dilakukan secara meraton dengan mengunjungi sekolah-sekolah. Untuk menunjang program penghijauan itu Dispendik memberikan 20 bibit pohon mahoni.
“Sekolah yang belum dikunjungi hari ini (Senin, 27/10) akan dilanjutkan Senin pekan depan,” ujar Abdullah. (04)
Minggu, 26 Oktober 2008
MUSIRAWAS-Dalam waktu dekat, 500 orang Tenaga Kerja Sukarela Terdaftar (TKST) dilingkungan Pemkab Musi Rawas yang dilantik April 2008 lalu, bakal menerima gaji.
Kepastian itu diungkapkan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Musi Rawas, H Gotri Suyanto SE,MSoc.Sc saat dikonfirmasi koran ini melalui ponselnya, Selasa (16/9), membenarkan gaji TKST belum dibayar.
hingga kini belum menerima gaji.
Salah seorang TKST yang minta namanya dirahasiakan mengaku gelisah dan bingung mau berbuat apa. “Bagaimana tidak pusing sudah enam bulan kami belum gajian,” ujarnya.
Masih menurut sumber tadi, semua harga kebutuhan pokok sehari-hari terus naik. Apalagi sekarang semakin mendekati lebaran. “Kami sangat berharap kepada Bupati Musi Rawas, kiranya hak kami bisa diberikan sebelum lebaran. Kan lumayan bisa mengurangi beban kebutuhan keluarga,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Musi Rawas, H Gotri Suyanto SE,MSoc.Sc saat dikonfirmasi koran ini melalui ponselnya, Selasa (16/9), membenarkan gaji TKST belum dibayar.
Dia memastikan gaji TKST akan dibayar dalam waktu dekat setelah APBD Perubahan tahun anggaran 2008 disahkan oleh dewan. “Sekarang belum bisa kita bayar, sebab anggaran untuk membayar gaji mereka masuk dalam APBD-P dan kebetulan belum disahkan DPRD Kabupaten Musi Rawas,” jelasnya.
Lebih lanjut Gotri mengemukakan anggaran untuk membayar gaji TKST tercermin pada pos anggaran Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Kabupaten Musi Rawas, lalu dimasukkan dalam APBD-P. “Jadi kalau anggaran sudah disahkan, gaji TKST segera kita selesaikan,” ujar Gotri menegaskan.
Sekedar mengingatkan pada April 2008 lalu, Pemkab Musi Rawas mengangkat 500 TKST dengan rincian , 100 tenaga kesehatan terdiri dari 97 orang tenaga perawat dan tiga orang tenaga bidan, 150 TKST guru SMA dan 250 TKST guru SMP. Mereka itu diangkat berdasarkan Keputusan Bupati Nomor. 40/KPTS/BKPP/2008 tanggal 01 April 2008 tentang Pengangkatan dan Penugasan TKST. Adapun yang melatar belakangi Pemkab Musi Rawas mengangkat TKST tersebut karena masih banyaknya kekurangan tenaga guru dan kesehatan untuk ditempatkan dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas. (04)
Kepastian itu diungkapkan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Musi Rawas, H Gotri Suyanto SE,MSoc.Sc saat dikonfirmasi koran ini melalui ponselnya, Selasa (16/9), membenarkan gaji TKST belum dibayar.
hingga kini belum menerima gaji.
Salah seorang TKST yang minta namanya dirahasiakan mengaku gelisah dan bingung mau berbuat apa. “Bagaimana tidak pusing sudah enam bulan kami belum gajian,” ujarnya.
Masih menurut sumber tadi, semua harga kebutuhan pokok sehari-hari terus naik. Apalagi sekarang semakin mendekati lebaran. “Kami sangat berharap kepada Bupati Musi Rawas, kiranya hak kami bisa diberikan sebelum lebaran. Kan lumayan bisa mengurangi beban kebutuhan keluarga,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Musi Rawas, H Gotri Suyanto SE,MSoc.Sc saat dikonfirmasi koran ini melalui ponselnya, Selasa (16/9), membenarkan gaji TKST belum dibayar.
Dia memastikan gaji TKST akan dibayar dalam waktu dekat setelah APBD Perubahan tahun anggaran 2008 disahkan oleh dewan. “Sekarang belum bisa kita bayar, sebab anggaran untuk membayar gaji mereka masuk dalam APBD-P dan kebetulan belum disahkan DPRD Kabupaten Musi Rawas,” jelasnya.
Lebih lanjut Gotri mengemukakan anggaran untuk membayar gaji TKST tercermin pada pos anggaran Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Kabupaten Musi Rawas, lalu dimasukkan dalam APBD-P. “Jadi kalau anggaran sudah disahkan, gaji TKST segera kita selesaikan,” ujar Gotri menegaskan.
Sekedar mengingatkan pada April 2008 lalu, Pemkab Musi Rawas mengangkat 500 TKST dengan rincian , 100 tenaga kesehatan terdiri dari 97 orang tenaga perawat dan tiga orang tenaga bidan, 150 TKST guru SMA dan 250 TKST guru SMP. Mereka itu diangkat berdasarkan Keputusan Bupati Nomor. 40/KPTS/BKPP/2008 tanggal 01 April 2008 tentang Pengangkatan dan Penugasan TKST. Adapun yang melatar belakangi Pemkab Musi Rawas mengangkat TKST tersebut karena masih banyaknya kekurangan tenaga guru dan kesehatan untuk ditempatkan dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas. (04)
SMAN 5 Bangun Laboratorium Komputer
LUBUKLINGGAU-SMAN 5 Lubuklinggau, dibawah kepemimpinan A Yunus Sag MPdI, terus berupaya melengkapi sarana sekolah. Saat ini sekolah itu sedang membangun ruangan Laboratorium Komputer mengandalkan dana komite sekolah.
Kepala SMAN 5 Lubuklinggau, A Yunus Sag MPdI, saat dibincangi koran ini di sekolah yang dipimpinnya itu, Sabtu (26/10) mengakui sarana SMAN 5 belum lengkap, diantaranya belum memiliki Laboratorium Biologi, bahasa dan kekurangan ruang belajar.
“Saat ini kita baru memiliki Laboratorium Fisika dan Kimia. Untuk Laboratorium Komputer sedang dibangun, sekitar 80 persen selesai. Dananya berasal dari komite sekolah. Kalau tidak begini kapan sekolah ini akan memiliki Laboratorium Komputer,” ujarnya dengan nada bertanya.
Tapi untunglah, lanjut Yunus, komite sekolah mengerti dan sangat mendukung semua kegiatan yang diprogramkan sekolah. “Saya selaku kepala sekolah mengucapkan terima kasih kepada semua orangtua/wali murid. Klau tidak ada dukungan dari mereka tentu keingian SMAN 5 untuk memiliki Laboratorium Komputer belum terwujud,” paparnya.
Pria kelahiran Biaro Baru, itu melanjutkan, dana yang dibutuhkan untuk membangun Laboratorium Komputer sekitar Rp 35 juta, sementra dana yang ada Rp 20 juta, kekurangannya akan diupayakan uang komite tahun depan. “Namun demikian pembanguan laboratorium itu diusahakan dapat digunakan pada semester kedua. Untuk penyediaan Komputer kita menjalin kerjasama dengan Bening Komputer. Selama ini anak-anak belajar Komputer di sana (Bening Komputer-red) lagipula kebetulan guru kita ada yang mengajar di Bening Komputer. Kalau kita sudah penya laboratorium sendiri dapat mempermudah anak-anak belajar Komputer, tidak perlu repot lagi ke Bening Komputer,” bebernya.
Pada bagian lain Yunus, mengungkapkan SMAN 5 satu-satunya SLTA di Kota Lubuklinggau yang belum memiliki musollah. Untuk itu Desember nanti pihaknya berencana akan membangun musolah. “Dananya sudah ada Rp 20 juta. Dana sebesr itu diperkirakan masih kurang. Kita akan mengajukan proprosal kepada Walikota Lubuklinggau,” tukasnya. (04)
LUBUKLINGGAU-SMAN 5 Lubuklinggau, dibawah kepemimpinan A Yunus Sag MPdI, terus berupaya melengkapi sarana sekolah. Saat ini sekolah itu sedang membangun ruangan Laboratorium Komputer mengandalkan dana komite sekolah.
Kepala SMAN 5 Lubuklinggau, A Yunus Sag MPdI, saat dibincangi koran ini di sekolah yang dipimpinnya itu, Sabtu (26/10) mengakui sarana SMAN 5 belum lengkap, diantaranya belum memiliki Laboratorium Biologi, bahasa dan kekurangan ruang belajar.
“Saat ini kita baru memiliki Laboratorium Fisika dan Kimia. Untuk Laboratorium Komputer sedang dibangun, sekitar 80 persen selesai. Dananya berasal dari komite sekolah. Kalau tidak begini kapan sekolah ini akan memiliki Laboratorium Komputer,” ujarnya dengan nada bertanya.
Tapi untunglah, lanjut Yunus, komite sekolah mengerti dan sangat mendukung semua kegiatan yang diprogramkan sekolah. “Saya selaku kepala sekolah mengucapkan terima kasih kepada semua orangtua/wali murid. Klau tidak ada dukungan dari mereka tentu keingian SMAN 5 untuk memiliki Laboratorium Komputer belum terwujud,” paparnya.
Pria kelahiran Biaro Baru, itu melanjutkan, dana yang dibutuhkan untuk membangun Laboratorium Komputer sekitar Rp 35 juta, sementra dana yang ada Rp 20 juta, kekurangannya akan diupayakan uang komite tahun depan. “Namun demikian pembanguan laboratorium itu diusahakan dapat digunakan pada semester kedua. Untuk penyediaan Komputer kita menjalin kerjasama dengan Bening Komputer. Selama ini anak-anak belajar Komputer di sana (Bening Komputer-red) lagipula kebetulan guru kita ada yang mengajar di Bening Komputer. Kalau kita sudah penya laboratorium sendiri dapat mempermudah anak-anak belajar Komputer, tidak perlu repot lagi ke Bening Komputer,” bebernya.
Pada bagian lain Yunus, mengungkapkan SMAN 5 satu-satunya SLTA di Kota Lubuklinggau yang belum memiliki musollah. Untuk itu Desember nanti pihaknya berencana akan membangun musolah. “Dananya sudah ada Rp 20 juta. Dana sebesr itu diperkirakan masih kurang. Kita akan mengajukan proprosal kepada Walikota Lubuklinggau,” tukasnya. (04)
Penyebaran Guru Tidak Merata
*Kekurangan Guru SD
MUSI RAWAS-Penyebaran guru dibawah naungan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Musi Rawas (Mura) tidak merata hanya terpusat disejumlah kecamatan saja sehingga daerah terpencil kekurangan tenaga pendidik.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mura, Drs Edi Iswanto, melalui Kasi monitor dan Evaluasi, Hartoyo, membenarkan hal itu. Penumpukan guru terjadi di sekolah dekat dengan Kota Lubuklinggau, seperti di Kecamatan Tugumulyo, Sumber Harta dan Purwodadi. Akibatnya daerah terpencil kekurangan guru terutama pada SD.
“Untuk mengatasi masalah itu Tahun 2007 lalu kita melakukan mutasi, sebanyak 150 guru, dipindahkan ke daerah-daerah yang paling membutuhkan. Namun demikian masih kekurangan 611 guru,” bebernya.
Lebih lanjt Hartoyo, dengan adanya penumpukan guru di sekolah atau sekolah terlalu banyak tenaga pendidik, akan menjadi persoalan bagi guru itu sendiri, sebab sulit memenuhi persyarat sertifikasi guru diantaranya mengenai jumlah jam mengajar 24 jam perminggu. “Dengan demikian sebenarnya guru itu sendiri yang rugi. Bagaiama ingin mencapai 24 perminggu kalau mengajar di sekolah yang kelebihan guru,” ujarnya.
Dulu, lanjut Hartoyo, sebelum Pemerintah Pusat membuat aturan soal sertifikasi guru, secara umum guru berebut mengajar di sekolah terdekat dengan Kota Lubuklinggau, dengan berbagai alasan. Sehingga terjadi penumpukan guru di kecamatan dekat dengan kota. Sekarang sejak adanya sertifikasi guru, mereka jadi perpikir untuk mencari sekolah yang masih kekurangan guru. Mungkin program sertifikasi guru salah satu cara pemerintah untuk pemerataan penempatan guru.
”Dengan adanya program sertifikasi ini guru berpacu untuk mencapai target yang ditentukan. Artimya program tadi membawa dampak yang sangat posisif bagi kemajuan pendidikan,” tukasnya.
Kemudain Hartoyo, menyebutkan jumlah guru di Kabupaten Mura, sebanyak 7.089 orang, PNS 3.376 orang sedangkan non PNS 3713. Dengan rincian guru SD/MI negeri dan swasta 4809 orang, PNS 2455 orang, non PNS 2354. 1536 guru SMP/MTs, 694 diantaranya PNS, sisanya 842 non PNS. Sedangakan guru yang mengajar di SMA Negeri 510 orang, 203 orang diantaranya guru PNS, sedangkan yang non PNS 307 orang. Guru SMA/MA Swasta 171 orang, PNS 16 orang, sedangkan non PNS 155 orang. 41 guru SMK Negeri, 8 diantaranya PNS, 33 orang non PNS. Dan guru SMK Swasta 22 orang, demikian kata Hartoyo. (04)
*Kekurangan Guru SD
MUSI RAWAS-Penyebaran guru dibawah naungan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Musi Rawas (Mura) tidak merata hanya terpusat disejumlah kecamatan saja sehingga daerah terpencil kekurangan tenaga pendidik.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mura, Drs Edi Iswanto, melalui Kasi monitor dan Evaluasi, Hartoyo, membenarkan hal itu. Penumpukan guru terjadi di sekolah dekat dengan Kota Lubuklinggau, seperti di Kecamatan Tugumulyo, Sumber Harta dan Purwodadi. Akibatnya daerah terpencil kekurangan guru terutama pada SD.
“Untuk mengatasi masalah itu Tahun 2007 lalu kita melakukan mutasi, sebanyak 150 guru, dipindahkan ke daerah-daerah yang paling membutuhkan. Namun demikian masih kekurangan 611 guru,” bebernya.
Lebih lanjt Hartoyo, dengan adanya penumpukan guru di sekolah atau sekolah terlalu banyak tenaga pendidik, akan menjadi persoalan bagi guru itu sendiri, sebab sulit memenuhi persyarat sertifikasi guru diantaranya mengenai jumlah jam mengajar 24 jam perminggu. “Dengan demikian sebenarnya guru itu sendiri yang rugi. Bagaiama ingin mencapai 24 perminggu kalau mengajar di sekolah yang kelebihan guru,” ujarnya.
Dulu, lanjut Hartoyo, sebelum Pemerintah Pusat membuat aturan soal sertifikasi guru, secara umum guru berebut mengajar di sekolah terdekat dengan Kota Lubuklinggau, dengan berbagai alasan. Sehingga terjadi penumpukan guru di kecamatan dekat dengan kota. Sekarang sejak adanya sertifikasi guru, mereka jadi perpikir untuk mencari sekolah yang masih kekurangan guru. Mungkin program sertifikasi guru salah satu cara pemerintah untuk pemerataan penempatan guru.
”Dengan adanya program sertifikasi ini guru berpacu untuk mencapai target yang ditentukan. Artimya program tadi membawa dampak yang sangat posisif bagi kemajuan pendidikan,” tukasnya.
Kemudain Hartoyo, menyebutkan jumlah guru di Kabupaten Mura, sebanyak 7.089 orang, PNS 3.376 orang sedangkan non PNS 3713. Dengan rincian guru SD/MI negeri dan swasta 4809 orang, PNS 2455 orang, non PNS 2354. 1536 guru SMP/MTs, 694 diantaranya PNS, sisanya 842 non PNS. Sedangakan guru yang mengajar di SMA Negeri 510 orang, 203 orang diantaranya guru PNS, sedangkan yang non PNS 307 orang. Guru SMA/MA Swasta 171 orang, PNS 16 orang, sedangkan non PNS 155 orang. 41 guru SMK Negeri, 8 diantaranya PNS, 33 orang non PNS. Dan guru SMK Swasta 22 orang, demikian kata Hartoyo. (04)
Jumat, 24 Oktober 2008
SMAN 4 Bangun Gedung Laboratorium
*Program BIS
*Optimis Menjadi SSN
LUBUKLINGGAU-SMAN 4 Lubuklinggau, dapat bantuan dana dari Pemerintah Pusat melalui program Bantuan Imbal Swadaya (BIS) senilai Rp 145 juta. Dana itu untuk membangun gedung laboratorium kimia beserta peralatannya. Dengan rincian Rp 100 Juta untuk bangunan ukuran 9 X 15. Kemudian peralatan laboratorium Rp 30 Juta dan mobiler Rp 15 Juta, kata Kepala SMAN 4 Lubuklinggau, Zulheri MPd, di sekolah yang dipimpinanya itu, Jumat (24/10).
Zulheri, menambahkan bangun tersebut hampir selesai, saat ini sedang pemasangan lantai.
“Sebelumnya kita sudah memiliki laboratorium kimia dan biologi, dengan bertambahnya laboratorium fisika tadi lengkap sudah laboratorium IPA SMAN 4 Lubuklinggau,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Zulhari, juga ada laboratorium komputer, bahasa dan perpustakaan. Dengan demikian harapan SMAN 4 menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) semakin berpeluang.
“Sebab tahun 2008 sekolah kita diusulkan menjadi SSN. Sesaui dengan ketentuan selama tiga tahun kedepan pihak sekolah melengkapi persyaratan sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM). Kita optimis tahun 2010 nanti SMAN 4 menjadi SSN,” demikian Zulheri. (04)
*Program BIS
*Optimis Menjadi SSN
LUBUKLINGGAU-SMAN 4 Lubuklinggau, dapat bantuan dana dari Pemerintah Pusat melalui program Bantuan Imbal Swadaya (BIS) senilai Rp 145 juta. Dana itu untuk membangun gedung laboratorium kimia beserta peralatannya. Dengan rincian Rp 100 Juta untuk bangunan ukuran 9 X 15. Kemudian peralatan laboratorium Rp 30 Juta dan mobiler Rp 15 Juta, kata Kepala SMAN 4 Lubuklinggau, Zulheri MPd, di sekolah yang dipimpinanya itu, Jumat (24/10).
Zulheri, menambahkan bangun tersebut hampir selesai, saat ini sedang pemasangan lantai.
“Sebelumnya kita sudah memiliki laboratorium kimia dan biologi, dengan bertambahnya laboratorium fisika tadi lengkap sudah laboratorium IPA SMAN 4 Lubuklinggau,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Zulhari, juga ada laboratorium komputer, bahasa dan perpustakaan. Dengan demikian harapan SMAN 4 menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) semakin berpeluang.
“Sebab tahun 2008 sekolah kita diusulkan menjadi SSN. Sesaui dengan ketentuan selama tiga tahun kedepan pihak sekolah melengkapi persyaratan sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM). Kita optimis tahun 2010 nanti SMAN 4 menjadi SSN,” demikian Zulheri. (04)
Kamis, 23 Oktober 2008
*Potret Kesedihan Korban Kebakaran Pasar Inpres (1)
Berharap Ada Bantuan dan Perhatian Pemkot
Kebakaran hebat yang melanda pasar Inpres Lubuklinggau, Kamis (23/10) dinihari sekitar pukul 01.15 WIB masih menyisa kesedihan mendalam bagi para korban. Seperti diungkapkan H Syamsuar (70) pedagang pakaian jadi dan Nurma (65) pedagang pecah belah.
Oleh : Aprizal Jaya
Saat wartawan koran ini mendatangi lokasi kebakaran yang sudah di pagari garis polisi ( police line), terlihat jelas pemandangan menyedihkan, dimana para pemilik kios yang menjadi korban kebakaran tampak membersihkan puing-puing kiosnya yang telah menjadi arang dan abu.
Hingga kini pihak PBK Kota Lubuklinggau dan Polres lubuklinggau masih melakukan penyelidikan mengenai sumber api atas musibah kebakaran tersebut.
Selain itu, tampak pula para Pedagang pakaian membuang sisa-sisa pakaian maupun barang dagangan mereka yang hangus. Begitu juga pedagang pecah belah serta pedagang manisan baik yang menempati kios permanen maupun kios kaki lima yang bahan bangunannya dari kayu.
Mereka terutama pedagang wanita dengan wajah penuh kesedihan sesekali mengucurkan air mata melihat kondisi tempat usahanya yang merupakan sumber nafkah keluarga hangus rata dengan tanah. Puluhan pedagang hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Tuhan agar diberikan kesabaran dalam menghadapi musibah yang sedang terjadi.
“Saya tidak pernah menyangka kalau kios dagangan pecah belah saya yang sudah saya tempati selama puluhan tahun, sekaligus tempat saya mencari nafkah harus musnah dalam sekejap tanpa sisa,” keluh Nurma yang mempunyai 11 anak itu dengan wajah pilu sembari bercucuran air mata.
Nurma dan suaminya Roslan (80) yang menempati kios di kaki lima sejak tahun 1995, saat ditemui koran ini sedang membereskan sisa-sisa puing barang pecah belah dagangannya.
Kios kayu miliknya berada tepat dibawah jembatan penghubung gedung bangunan pasar bagian depan dan belakang. Menurut perkiraannya total kerugian yang dideritanya mencapai Rp 15 juta lebih karena seluruh barang dagangannya tidak dapat diselamatkan.
Saat menerima kabar bahwa pasar Inpres terbakar, dirinya langsung berangkat dari rumah menuju pasar dengan maksud untuk menyelamatkan barang dagangannya. Tapi nahas, api sudah membumbung tinggi dan melahap kios permanen maupun kios miliknya dengan lidah api yang sudah bercabang-cabang hingga 4 titik api. “Kami juga heran, padahal ada empat orang penjaga malam yang setiap hari kami bayar Rp 2000 tapi mengapa masih terjadi musibah,” ucapnya lirih.
Demikian pula anak bungsunya (Sarnadi-red), setelah mendapat informasi adanya kebakaran di pasar Inpres, segera ke lokasi dan berusaha untuk menyelamatkan barang dagangan saya namun sia-sia karena api sudah membesar dan menjalar melahap kios-kios pedagang, sehingga dia tidak dapat mendekat dan menyelamatkan barang-barang.
Masih kata Nurma, saat ini dia dan keluarga hanya bisa pasrah atas musibah yang menimpa mereka. Padahal keluarganya baru saja mengalami musibah kebakaran, yakni rumah anak menantunya yang terjadi 40 hari lalu. “Sekarang menantu saya masih menjalani perawatan akibat luka bakar. Begitupun anak saya juga mengalami luka bakar di kaki,” tuturnya.
Nurma sangat berharap adanya bantuan dari Pemkot Lubuklinggau maupun pihak lain sehingga mereka bisa membuka usaha kembali untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya.
Sementara itu, H Syamsuar (70) yang sudah menempati kios di pasar Inpres sejak tahun 1993 lalu dan berdagang pakaian jadi saat ditemui Linggau Pos, sedang membereskan barang dagangannya yang mayoritas baju dan celana jadi. Sambil bercerita ia terus membereskan puing-puing abu dari kiosnya. Wajahnya sedih dan tak bersemangat karena dalam sekejap, tempatnya mencari nafkah musnah dilalap si jago merah yang tak kenal kompromi.
“Saya sudah berpuluh-puluh tahun berjualan di kios ini, saya sehari-hari berjualan pakaian jadi pria dan wanita. Dari kios inilah saya membiayai kehidupan keluarga dan menyekolahkan anak-anak. Sekarang tinggal kenangan saja. Total kerugian saya mencapai Rp 30 juta lebih,” keluhnya menyesal karena tidak mengasuransikan kiosnya.
Hanya saja dia masih beruntung karena anak-anaknya sudah dewasa dan menikah. Namun tetap saja sedih memikirkan nasibnya. Syamsuar pun sangat membutuhkan bantuan dan perhatian pemerintah sehingga bisa dijadikan modal untuk membuka usaha baru.(*)
Berharap Ada Bantuan dan Perhatian Pemkot
Kebakaran hebat yang melanda pasar Inpres Lubuklinggau, Kamis (23/10) dinihari sekitar pukul 01.15 WIB masih menyisa kesedihan mendalam bagi para korban. Seperti diungkapkan H Syamsuar (70) pedagang pakaian jadi dan Nurma (65) pedagang pecah belah.
Oleh : Aprizal Jaya
Saat wartawan koran ini mendatangi lokasi kebakaran yang sudah di pagari garis polisi ( police line), terlihat jelas pemandangan menyedihkan, dimana para pemilik kios yang menjadi korban kebakaran tampak membersihkan puing-puing kiosnya yang telah menjadi arang dan abu.
Hingga kini pihak PBK Kota Lubuklinggau dan Polres lubuklinggau masih melakukan penyelidikan mengenai sumber api atas musibah kebakaran tersebut.
Selain itu, tampak pula para Pedagang pakaian membuang sisa-sisa pakaian maupun barang dagangan mereka yang hangus. Begitu juga pedagang pecah belah serta pedagang manisan baik yang menempati kios permanen maupun kios kaki lima yang bahan bangunannya dari kayu.
Mereka terutama pedagang wanita dengan wajah penuh kesedihan sesekali mengucurkan air mata melihat kondisi tempat usahanya yang merupakan sumber nafkah keluarga hangus rata dengan tanah. Puluhan pedagang hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Tuhan agar diberikan kesabaran dalam menghadapi musibah yang sedang terjadi.
“Saya tidak pernah menyangka kalau kios dagangan pecah belah saya yang sudah saya tempati selama puluhan tahun, sekaligus tempat saya mencari nafkah harus musnah dalam sekejap tanpa sisa,” keluh Nurma yang mempunyai 11 anak itu dengan wajah pilu sembari bercucuran air mata.
Nurma dan suaminya Roslan (80) yang menempati kios di kaki lima sejak tahun 1995, saat ditemui koran ini sedang membereskan sisa-sisa puing barang pecah belah dagangannya.
Kios kayu miliknya berada tepat dibawah jembatan penghubung gedung bangunan pasar bagian depan dan belakang. Menurut perkiraannya total kerugian yang dideritanya mencapai Rp 15 juta lebih karena seluruh barang dagangannya tidak dapat diselamatkan.
Saat menerima kabar bahwa pasar Inpres terbakar, dirinya langsung berangkat dari rumah menuju pasar dengan maksud untuk menyelamatkan barang dagangannya. Tapi nahas, api sudah membumbung tinggi dan melahap kios permanen maupun kios miliknya dengan lidah api yang sudah bercabang-cabang hingga 4 titik api. “Kami juga heran, padahal ada empat orang penjaga malam yang setiap hari kami bayar Rp 2000 tapi mengapa masih terjadi musibah,” ucapnya lirih.
Demikian pula anak bungsunya (Sarnadi-red), setelah mendapat informasi adanya kebakaran di pasar Inpres, segera ke lokasi dan berusaha untuk menyelamatkan barang dagangan saya namun sia-sia karena api sudah membesar dan menjalar melahap kios-kios pedagang, sehingga dia tidak dapat mendekat dan menyelamatkan barang-barang.
Masih kata Nurma, saat ini dia dan keluarga hanya bisa pasrah atas musibah yang menimpa mereka. Padahal keluarganya baru saja mengalami musibah kebakaran, yakni rumah anak menantunya yang terjadi 40 hari lalu. “Sekarang menantu saya masih menjalani perawatan akibat luka bakar. Begitupun anak saya juga mengalami luka bakar di kaki,” tuturnya.
Nurma sangat berharap adanya bantuan dari Pemkot Lubuklinggau maupun pihak lain sehingga mereka bisa membuka usaha kembali untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya.
Sementara itu, H Syamsuar (70) yang sudah menempati kios di pasar Inpres sejak tahun 1993 lalu dan berdagang pakaian jadi saat ditemui Linggau Pos, sedang membereskan barang dagangannya yang mayoritas baju dan celana jadi. Sambil bercerita ia terus membereskan puing-puing abu dari kiosnya. Wajahnya sedih dan tak bersemangat karena dalam sekejap, tempatnya mencari nafkah musnah dilalap si jago merah yang tak kenal kompromi.
“Saya sudah berpuluh-puluh tahun berjualan di kios ini, saya sehari-hari berjualan pakaian jadi pria dan wanita. Dari kios inilah saya membiayai kehidupan keluarga dan menyekolahkan anak-anak. Sekarang tinggal kenangan saja. Total kerugian saya mencapai Rp 30 juta lebih,” keluhnya menyesal karena tidak mengasuransikan kiosnya.
Hanya saja dia masih beruntung karena anak-anaknya sudah dewasa dan menikah. Namun tetap saja sedih memikirkan nasibnya. Syamsuar pun sangat membutuhkan bantuan dan perhatian pemerintah sehingga bisa dijadikan modal untuk membuka usaha baru.(*)
Diduga Tidak Lagi Honorer Tapi Lulus CPNSD
Diduga Tidak Lagi Honorer Tapi Lulus CPNSD
* Formasi 2008
LUBUKLINGGAU-Kelulusan 49 tenaga honorer dilingkungan Pemkot Lubuklinggau formasi 2008 menuai protes. Pasalnya berembus kabar, kalau salah seorang lulusan berinisial CH tidak lagi tercatat sebagai tenaga honorer di Dispenda Kota Lubuklinggau namun oleh BKN dinyatakan lulus.
Hanya saja rumor ini langsung dibantah Wakil Walikota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM, dengan dalih kelulusan tenaga honorer tersebut mengacu pada database.
“Kabar itu tidak benar, karena listing kelulusan langsung dari BKN. Dan tenaga honorer yang lulus didasari oleh masa kerja dan masa krisis serta administasi,” ujar Wawako.
Dijelaskannya, dulu Pemkot Lubuklinggau hanya mengirim nama-nama tenaga honorer tanpa dilengkapi data, sehingga ada yang tidak memiliki ijazah. “Kalau bukan honor tetapi lulus, sama sekali tidak ada, namun ada dua orang yang kelulusannya akan kembali kita usulkan ke BKN. Pasalnya satu orang tidak memiliki ijazah dan satunya lagi sudah lulus pengangkatan periode lalu. Tetapi menyangkut identitas lengkap dua orang tadi, silahkan tanya dengan dinas teknisnya,” saran Wawako.
Masih menurut Prana, dalam waktu dekat, Pemkot Lubuklinggau akan mengusulkan kepada BKN agar mengganti dua tenaga honorer tersebut. Yang jelas saat ini dunia telah terbuka seluruh informasi bisa diakses melalui internet, termasuk data base tenaga honorer. “Silahkan saja cek kebenarannya, kalau sekarang kita tidak bisa bermain karena semuanya bisa diakses melalui internet. Untuk itu diminta peran aktif masyarakat untuk ikut mengawasi,” tegas Wawako.
Dibincangi disela-sela kesibukannya Wawako menambahkan kalau penerimaan CPNS formasi tahun 2008 akan dilakukan tahun ini juga. Hanya saja menyangkut waktu dan teknis perekrutannya Wawako enggan mengomentari.
“Tahun ini juga perekrutan CPNS jalur umum akan dilakukan, tetapi jadwal pastinya tanyakan langsung kepada BKD,” tukasnya.
Menanggapi hal ini Sekretaris BKD Kota Lubuklinggau, Drs Surnadi MSi menjelaskan info tersebut tidak benar. Karena untuk kelengkapan administrasi honorer diminta melengkapi Surat Perintah Membayar (SPM) di tempat mereka bekerja.
“Itu harus jelas kalau tidak ada SPM (bukti gaji honor,red) keabsahan honorer patut dipertanyakan. Dan selama ini belum ada laporan dari masyarakat, dan hari ini (kemarin, red) honorer yang dinyatakan lulus mulai melengkapi berkas,” tukasnya. (03)
* Formasi 2008
LUBUKLINGGAU-Kelulusan 49 tenaga honorer dilingkungan Pemkot Lubuklinggau formasi 2008 menuai protes. Pasalnya berembus kabar, kalau salah seorang lulusan berinisial CH tidak lagi tercatat sebagai tenaga honorer di Dispenda Kota Lubuklinggau namun oleh BKN dinyatakan lulus.
Hanya saja rumor ini langsung dibantah Wakil Walikota Lubuklinggau, Drs SN Prana Putra Sohe MM, dengan dalih kelulusan tenaga honorer tersebut mengacu pada database.
“Kabar itu tidak benar, karena listing kelulusan langsung dari BKN. Dan tenaga honorer yang lulus didasari oleh masa kerja dan masa krisis serta administasi,” ujar Wawako.
Dijelaskannya, dulu Pemkot Lubuklinggau hanya mengirim nama-nama tenaga honorer tanpa dilengkapi data, sehingga ada yang tidak memiliki ijazah. “Kalau bukan honor tetapi lulus, sama sekali tidak ada, namun ada dua orang yang kelulusannya akan kembali kita usulkan ke BKN. Pasalnya satu orang tidak memiliki ijazah dan satunya lagi sudah lulus pengangkatan periode lalu. Tetapi menyangkut identitas lengkap dua orang tadi, silahkan tanya dengan dinas teknisnya,” saran Wawako.
Masih menurut Prana, dalam waktu dekat, Pemkot Lubuklinggau akan mengusulkan kepada BKN agar mengganti dua tenaga honorer tersebut. Yang jelas saat ini dunia telah terbuka seluruh informasi bisa diakses melalui internet, termasuk data base tenaga honorer. “Silahkan saja cek kebenarannya, kalau sekarang kita tidak bisa bermain karena semuanya bisa diakses melalui internet. Untuk itu diminta peran aktif masyarakat untuk ikut mengawasi,” tegas Wawako.
Dibincangi disela-sela kesibukannya Wawako menambahkan kalau penerimaan CPNS formasi tahun 2008 akan dilakukan tahun ini juga. Hanya saja menyangkut waktu dan teknis perekrutannya Wawako enggan mengomentari.
“Tahun ini juga perekrutan CPNS jalur umum akan dilakukan, tetapi jadwal pastinya tanyakan langsung kepada BKD,” tukasnya.
Menanggapi hal ini Sekretaris BKD Kota Lubuklinggau, Drs Surnadi MSi menjelaskan info tersebut tidak benar. Karena untuk kelengkapan administrasi honorer diminta melengkapi Surat Perintah Membayar (SPM) di tempat mereka bekerja.
“Itu harus jelas kalau tidak ada SPM (bukti gaji honor,red) keabsahan honorer patut dipertanyakan. Dan selama ini belum ada laporan dari masyarakat, dan hari ini (kemarin, red) honorer yang dinyatakan lulus mulai melengkapi berkas,” tukasnya. (03)
Selidiki Kasus Asusila Oknum Hakim PN Linggau
*Tim MA Turun Tangan
PALEMBANG- Masih ingat kasus dugaan asusila dan pencemaran nama baik yang dilakukan oknum Hakim Pengadilan Negeri (PN) Lubuk Linggau, Sil SH? Saat ini, kasusnya sedang dalam penyelidikan Mahkamah Agung (MA). Kemarin tim MA turun meminta keterangan 4 orang yang menjadi korban yakni Guntur Triyono, M Yunus, Zamraini, dan Indra Safei, di PT Palembang.
Sayangnya pemeriksaan yang dilakukan tim MA yang beranggotakan 9 orang ini tertutup. Keempat orang ini dimintai keterangan seputar dugaan perbuatan asusila dan pencemaran nama baik yang dilakukan oknum hakim Sil, yang menuduh mereka berselingkuh dan punya istri simpanan.
Guntur Triyono mengatakan, mereka diundang petugas MA perihal laporan mereka ke Polres Lubuk Linggau. “Saya dituduh Sil mempunyai istri simpanan, saya tidak terima dan melaporkan ke Polres Lubuk Linggau, 1 Agustus lalu,” ujarnya.
Ditambahkan, mereka juga ditanya dugaan perbuatan asusila yang dilakukan hakim Sil yang pernah kedapatan berbuat asusila dengan oknum perwira polisi, di rumah dinas Sil.
Indra Safei menambahkan, dia juga diisukan berselingkuh dengan wanita lain oleh Sil hingga hampir bercerai. “Saya minta petugas MA berbuat adil dan profesional dalam mengusut kasus ini,” imbuhnya.
Jaksa M Yunus SH mengatakan, dia juga melaporkan Sil ke Polres Lubuk Linggau karena dituduh berselingkuh dengan honorer di Pemkot Lubuk Linggau.
Sebagaimana diketahui, Sil diduga melakukan tindakan asusila dari penggerebekan yang dilakukan anggota Polres Lubuk Linggau, dan akhirnya menyebar ke masyarakat melalui pesan singkat atau SMS (short message service). Kemudian terjadi aksi demo, lalu PN Lubuk Linggau memeriksa kasus itu, dan oknum hakim tersebut dipindahkan ke PT Palembang.
Humas PT Palembang, Daryono SH tak bersedia berkomentar. Saat ditemui di ruang kerjanya dia enggan menemui wartawan dan memberikan komentar, serta menyuruh menemui Wakil Panitera, Chairul Sutrisno SH CN. Sayangnya, Chairul juga tidak dapat ditemui. (jpnn)
*Tim MA Turun Tangan
PALEMBANG- Masih ingat kasus dugaan asusila dan pencemaran nama baik yang dilakukan oknum Hakim Pengadilan Negeri (PN) Lubuk Linggau, Sil SH? Saat ini, kasusnya sedang dalam penyelidikan Mahkamah Agung (MA). Kemarin tim MA turun meminta keterangan 4 orang yang menjadi korban yakni Guntur Triyono, M Yunus, Zamraini, dan Indra Safei, di PT Palembang.
Sayangnya pemeriksaan yang dilakukan tim MA yang beranggotakan 9 orang ini tertutup. Keempat orang ini dimintai keterangan seputar dugaan perbuatan asusila dan pencemaran nama baik yang dilakukan oknum hakim Sil, yang menuduh mereka berselingkuh dan punya istri simpanan.
Guntur Triyono mengatakan, mereka diundang petugas MA perihal laporan mereka ke Polres Lubuk Linggau. “Saya dituduh Sil mempunyai istri simpanan, saya tidak terima dan melaporkan ke Polres Lubuk Linggau, 1 Agustus lalu,” ujarnya.
Ditambahkan, mereka juga ditanya dugaan perbuatan asusila yang dilakukan hakim Sil yang pernah kedapatan berbuat asusila dengan oknum perwira polisi, di rumah dinas Sil.
Indra Safei menambahkan, dia juga diisukan berselingkuh dengan wanita lain oleh Sil hingga hampir bercerai. “Saya minta petugas MA berbuat adil dan profesional dalam mengusut kasus ini,” imbuhnya.
Jaksa M Yunus SH mengatakan, dia juga melaporkan Sil ke Polres Lubuk Linggau karena dituduh berselingkuh dengan honorer di Pemkot Lubuk Linggau.
Sebagaimana diketahui, Sil diduga melakukan tindakan asusila dari penggerebekan yang dilakukan anggota Polres Lubuk Linggau, dan akhirnya menyebar ke masyarakat melalui pesan singkat atau SMS (short message service). Kemudian terjadi aksi demo, lalu PN Lubuk Linggau memeriksa kasus itu, dan oknum hakim tersebut dipindahkan ke PT Palembang.
Humas PT Palembang, Daryono SH tak bersedia berkomentar. Saat ditemui di ruang kerjanya dia enggan menemui wartawan dan memberikan komentar, serta menyuruh menemui Wakil Panitera, Chairul Sutrisno SH CN. Sayangnya, Chairul juga tidak dapat ditemui. (jpnn)
Ketua DPK PDK Mura Dilaporkan ke Polisi
*Dugaan Pemalsuan Tanda Tangan
MUSI RAWAS-Konflik yang terjadi antara ketua dan sekretaris Dewan Pimpinan Kabupaten Partai Demokrasi Kebangsaan (DPK PDK) Kabupaten Musi Rawas, kini memasuki babak baru.
Kemarin (Kamis, 23/10) sekretaris DPK PDK Musi Rawas, M Joni Harlan SP, melaporkan ketuanya, Sutrisno, ke Mapolres Musi Rawas terkait dugaan pemalsuan tanda tangan pada surat daftar bakal calon (balon) anggota DPRD Kabupaten Musi Rawas 2008-2013 dari PDK.
Kepada Linggau Pos, Joni mengatakan dirinya berharap setelah adanya laporan ini Polres Musi Rawas segera mengusutnya hingga tuntas. “Jika nanti terbukti ada indikasi pemalsuan tanda tangan, maka itu sudah merupakan tindakan kriminal. Oleh karenanya saya meminta kepada aparat hukum agar secepatnya mengusut kasus tersebut hingga tuntas,” imbuhnya.
Joni juga meminta kepada penyidik supaya secepatnya memanggil Ketua DPK PDK Kabupaten Musi Rawas, Sutrisno untuk dimintai keterangan. “Kalau terbukti, saya berharap pelaku dapat ditindak sesuai hukum yang berlaku,” tambahnya.
Joni datang ke Mapolres Musi Rawas di Muara Beliti sekitar pukul 11.30 WIB, dan langsung menjalani pemeriksaan mulai pukul 12.00 WIB-15.30 WIB.
“Kepada KPU Kabupaten Musi Rawas, saya berharap agar tidak mengeluarkan daftar calon tetap (DCT) anggota legislatif dari PDK sebelum persoalannya selesai,” tegas dia.
Sementara itu, sesuai dengan surat tanda terima penerimaan laporan dengan nomor polisi STPL/B-589/X/2008/SPK, Kapolres Musi Rawas, AKBP Herry Nixon’s SIK, melalui Kepala SPK Shift C Ajun Inspektur Polisi Satu Junaidi MT, membenarkan bahwa Joni Harlan sudah melaporkan dugaan pemalsuan tanda tangan ke Mapolres Musi Rawas.
Uraian singkat dari laporannya, dugaan pemalsuan tanda tangan pada surat bakal calon anggota DPRD Kabupaten Musi Rawas untuk daerah pemilihan (Dapil) 4 dan 1. Setelah surat tersebut diajukan, keluarlah DCS yang mencantumkan nama korban pada urutan nomor 2, padahal sebelumnya korban berada pada urutan 1.
Lalu apa tanggapan pihak terlapor? Ketua DPK PDK Kabupaten Musi Rawas, Sutrisno, didampingi Sekretaris DPK PDK Kabupaten Musi Rawas, Ichsan Suhadi SSi, mengatakan mengatakan sah-sah saja kalau dia (Joni Harlan, red) melaporkan masalah ini ke Mapolres Musi Rawas, karena itu merupakan haknya selaku warga negara.
Lalu Sutrisno mempertanyakan surat dari Panwaslu Provinsi Sumsel yang disebut-sebut oleh Joni merupakan surat rekomendasi.
“Sebab saya juga menerima surat dimaksud. Kita mempertanyakan, apakah itu surat rekomendasi atau merupakan surat balasan dari Joni, kepada Panwaslu Provinsi Sumsel. Saya tidak bisa mengomentari persoalan ini lebih jauh, sebab berdasarkan rapat di kantor DPP PDK Provinsi Sumsel di Palembang, Selasa (21/10) lalu, bahwa keberadaan DPK PDK Kabupaten Musi Rawas, diambil alih DPP PDK Provinsi Sumsel, yang diketuai Ir Suparman Rumon,” pungkasnya. (04/)
*Dugaan Pemalsuan Tanda Tangan
MUSI RAWAS-Konflik yang terjadi antara ketua dan sekretaris Dewan Pimpinan Kabupaten Partai Demokrasi Kebangsaan (DPK PDK) Kabupaten Musi Rawas, kini memasuki babak baru.
Kemarin (Kamis, 23/10) sekretaris DPK PDK Musi Rawas, M Joni Harlan SP, melaporkan ketuanya, Sutrisno, ke Mapolres Musi Rawas terkait dugaan pemalsuan tanda tangan pada surat daftar bakal calon (balon) anggota DPRD Kabupaten Musi Rawas 2008-2013 dari PDK.
Kepada Linggau Pos, Joni mengatakan dirinya berharap setelah adanya laporan ini Polres Musi Rawas segera mengusutnya hingga tuntas. “Jika nanti terbukti ada indikasi pemalsuan tanda tangan, maka itu sudah merupakan tindakan kriminal. Oleh karenanya saya meminta kepada aparat hukum agar secepatnya mengusut kasus tersebut hingga tuntas,” imbuhnya.
Joni juga meminta kepada penyidik supaya secepatnya memanggil Ketua DPK PDK Kabupaten Musi Rawas, Sutrisno untuk dimintai keterangan. “Kalau terbukti, saya berharap pelaku dapat ditindak sesuai hukum yang berlaku,” tambahnya.
Joni datang ke Mapolres Musi Rawas di Muara Beliti sekitar pukul 11.30 WIB, dan langsung menjalani pemeriksaan mulai pukul 12.00 WIB-15.30 WIB.
“Kepada KPU Kabupaten Musi Rawas, saya berharap agar tidak mengeluarkan daftar calon tetap (DCT) anggota legislatif dari PDK sebelum persoalannya selesai,” tegas dia.
Sementara itu, sesuai dengan surat tanda terima penerimaan laporan dengan nomor polisi STPL/B-589/X/2008/SPK, Kapolres Musi Rawas, AKBP Herry Nixon’s SIK, melalui Kepala SPK Shift C Ajun Inspektur Polisi Satu Junaidi MT, membenarkan bahwa Joni Harlan sudah melaporkan dugaan pemalsuan tanda tangan ke Mapolres Musi Rawas.
Uraian singkat dari laporannya, dugaan pemalsuan tanda tangan pada surat bakal calon anggota DPRD Kabupaten Musi Rawas untuk daerah pemilihan (Dapil) 4 dan 1. Setelah surat tersebut diajukan, keluarlah DCS yang mencantumkan nama korban pada urutan nomor 2, padahal sebelumnya korban berada pada urutan 1.
Lalu apa tanggapan pihak terlapor? Ketua DPK PDK Kabupaten Musi Rawas, Sutrisno, didampingi Sekretaris DPK PDK Kabupaten Musi Rawas, Ichsan Suhadi SSi, mengatakan mengatakan sah-sah saja kalau dia (Joni Harlan, red) melaporkan masalah ini ke Mapolres Musi Rawas, karena itu merupakan haknya selaku warga negara.
Lalu Sutrisno mempertanyakan surat dari Panwaslu Provinsi Sumsel yang disebut-sebut oleh Joni merupakan surat rekomendasi.
“Sebab saya juga menerima surat dimaksud. Kita mempertanyakan, apakah itu surat rekomendasi atau merupakan surat balasan dari Joni, kepada Panwaslu Provinsi Sumsel. Saya tidak bisa mengomentari persoalan ini lebih jauh, sebab berdasarkan rapat di kantor DPP PDK Provinsi Sumsel di Palembang, Selasa (21/10) lalu, bahwa keberadaan DPK PDK Kabupaten Musi Rawas, diambil alih DPP PDK Provinsi Sumsel, yang diketuai Ir Suparman Rumon,” pungkasnya. (04/)
Safrudin: Gladi Posko I Melatih Kemampuan Dandim
LUBUKLINGGAU-Dalam skenario utama Gladi Posko I adalah untuk melatih komadan toritorial dalam menanggulangi bencana alam dan mengatasi gejolak sosial akibat dari pasca bencana alam, sesuai dengan UU nomor 34 tahun 2004 tentang TNI.
Bagaimana seorang dandim mengatasi masalah ini. Apa bila terjadi masalah Kantibmas dandim melakukan kordinasi dengan pihak kepolisian. Kemudian tindakan kedua dandim meningkatkan fungsi toritorial jangan sampai gejolak sosial yang sudah terjadi meningkat.
“Contohnya, merangkul tokoh masyarat, toko agama dan komponen masyarakat lainya. Untuk menekan jangan sampai gejolak sosial yang sudah terjadi meningkat,” ujar Kepala Seksi Korem 044/Gapo, Letkol Inf Safrudin.
Dia, melanjutkan dalam latihan ini seolah-oleh dandim dihadapkan pada kejadian sebenarnya. “Disinilah kita akan melihat kemampuan seorang dandim beserta para perwira dan staf selaku aparat pembina teritorial agar mampu dalam melaksanakan kesiapan operasi dengan langkah-langkah meliputi tatap muka dan perkiraan cepat. Disinilah akan terlihat kenberhasilan pelatihan ini,” demikain kata Safrudin.
Dandim 0406/Mura, Letkol Inf Drs Suryana HS, menambahkan. Pada skenario Gladi Posko I ini, seolah-olah terjadi banjir besar di Kecamatan Sarolangun dan Kecamatan Rupit. Kemudian pasca bancana ini terjadi gejolak sosial. “Kemudian saya selaku Dandim melakukan kordinasi dengan Pihak kepolisian. Lalu meningkatkan kordinasi dengan Koramil dan Babinsa bagaimana mengkondisikan jangan sampai gejolak sosial meluas. Bagaimana meningkatkan kesadaran masyarat jangan mudah terpancing isu-isu, peduli terhadap lingkungannya dan mampu menenangkan masyarat. Intinya latihan ini bagamana komunikasi antara komandan dan staf,” demikian Dandim 0406/Mura, LetkolInf Drs Suryana.
Kegitan itu ditutup secara resmi oleh Komandan Korem 044/Garuda Dempo (Danrem 044/Gapo), Kolonel (Inf) Edy Sumarto di Makodim 0406/Mura, Jalan Garuda, Lubuklinggau, Kamis (23/10). (04)
80 Persen Guru di Bawah Naungan Depag Belum S1
*120 Guru Ikut Program Kulifikasi
MUSI RAWAS-80 persen guru di lingkungan Kantor Departemen Agama (Depag) Kabupaten Musi Rawas, belum menyandang gelar sarjana strata satu (S1).
Kasi Madrasa dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Mapenda), Kantor Depag Kabupaten Musi Rawas, Drs Habibullah Angkasa MAg, membenarkan kondisi itu, turutama guru honor.
Hal itu terjadi pada awalnya, karena keterbatasan lembaga pendidikan agama di daerah, akhirnya masyarat berinisiatif mendirikan madrasa, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Jaman dulukan yang penting sekolah tidak ada ketentuan yang baku. Sesuai dengan perkembangan jaman, sekarang ada ketentuan seperti standar pelayanan minimal dan lain-lain.
Jumlah guru Depag Kabupaten Musi Rawas, hingga saat ini berjumlah 1037 orang, dengan rincian 887 guru honor, 150 PNS.
“Untuk itu kita terus berupaya mengusulkan ke Depag pusat, agar mendapat jatah sertifikasi guru. Alhamdulillah tahun 2008 ini kita dapat jatah 120 guru yang mengikuti program kualifikasi guru, kuliah di IAIN Raden Patah Palembang,” paparnya.
Biaya kuliah, lanjut Habibullah, ditanggung Departeman Agama melalui Dirjen Pendidikan Agama Islam. Dananya perorang Rp 2.000.000 pertahun, uangnya ditransper langsung ke rekening guru yang bersangkutan.
“Dana itu diperkirakan cukup untuk biaya kuliah selama dua semester, ujarnya.
Lebih lanjut Habibullah, menjelaskan, guru yang mengikuti kualifikasi tadi diutamakan guru yang sudah menyandang gelar diploma dua (D2), baik guru madrasa, termasuk guru nip 13 yaitu guru agama Depag yang mengajar di sekolah umum. Dan guru nip 15 yaitu guru agama yang dingakat oleh pemerintah daerah (guru dibawah naungan Dinas Pendidikan-red). Baik guru PNS maupun honor.
“Kita tidak membedakan PNS atau masih honor. Yang penting guru mengajar di madrasa atau guru agama, terutama yang sudah menyandang gelar D2.,” jelasnya.
Masih kata Habibullah, berdasarkan ketetapan dari Depag program sertifikasi guru pada 2014 dianggap selesai.
“Jadi 2014 nanti kalau masih ada guru honor yang belum sarjana tidak bisa lagi mengajar di sekolah-sekolah dalam naungan Depg. Kalau tidak dipacu seperti ini dihawatirkan kita semakin ketinggalan. Untuk itu kita selalu mendorong guru agar mengikuti program kualifikasi,” bebernya.
Untuk diketahui, lanjut Habibullah, kedepan Departemen Agama tidak lagi menerima guru yang belum menyandang gelar S1.
“Kita mengutamkan menerima guru sudah menyandang gelar S1. Akan lebih baik lagi kalau sudah sertifikasi. Sebab kalau belum sertifikasi nanti akan menjadi beban lagi, butuh biaya untuk sertifikasi. Mengingat biayanya cukup besar. Kapan lagi kita akan meningkatkan pendidikan kalau terus membiayi kualifiasi atau sertifikasi. Sebab kita berpacu untuk meningkatkan kulitas pendidikan kita,” demikian Habibullah. (04)
*120 Guru Ikut Program Kulifikasi
MUSI RAWAS-80 persen guru di lingkungan Kantor Departemen Agama (Depag) Kabupaten Musi Rawas, belum menyandang gelar sarjana strata satu (S1).
Kasi Madrasa dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Mapenda), Kantor Depag Kabupaten Musi Rawas, Drs Habibullah Angkasa MAg, membenarkan kondisi itu, turutama guru honor.
Hal itu terjadi pada awalnya, karena keterbatasan lembaga pendidikan agama di daerah, akhirnya masyarat berinisiatif mendirikan madrasa, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Jaman dulukan yang penting sekolah tidak ada ketentuan yang baku. Sesuai dengan perkembangan jaman, sekarang ada ketentuan seperti standar pelayanan minimal dan lain-lain.
Jumlah guru Depag Kabupaten Musi Rawas, hingga saat ini berjumlah 1037 orang, dengan rincian 887 guru honor, 150 PNS.
“Untuk itu kita terus berupaya mengusulkan ke Depag pusat, agar mendapat jatah sertifikasi guru. Alhamdulillah tahun 2008 ini kita dapat jatah 120 guru yang mengikuti program kualifikasi guru, kuliah di IAIN Raden Patah Palembang,” paparnya.
Biaya kuliah, lanjut Habibullah, ditanggung Departeman Agama melalui Dirjen Pendidikan Agama Islam. Dananya perorang Rp 2.000.000 pertahun, uangnya ditransper langsung ke rekening guru yang bersangkutan.
“Dana itu diperkirakan cukup untuk biaya kuliah selama dua semester, ujarnya.
Lebih lanjut Habibullah, menjelaskan, guru yang mengikuti kualifikasi tadi diutamakan guru yang sudah menyandang gelar diploma dua (D2), baik guru madrasa, termasuk guru nip 13 yaitu guru agama Depag yang mengajar di sekolah umum. Dan guru nip 15 yaitu guru agama yang dingakat oleh pemerintah daerah (guru dibawah naungan Dinas Pendidikan-red). Baik guru PNS maupun honor.
“Kita tidak membedakan PNS atau masih honor. Yang penting guru mengajar di madrasa atau guru agama, terutama yang sudah menyandang gelar D2.,” jelasnya.
Masih kata Habibullah, berdasarkan ketetapan dari Depag program sertifikasi guru pada 2014 dianggap selesai.
“Jadi 2014 nanti kalau masih ada guru honor yang belum sarjana tidak bisa lagi mengajar di sekolah-sekolah dalam naungan Depg. Kalau tidak dipacu seperti ini dihawatirkan kita semakin ketinggalan. Untuk itu kita selalu mendorong guru agar mengikuti program kualifikasi,” bebernya.
Untuk diketahui, lanjut Habibullah, kedepan Departemen Agama tidak lagi menerima guru yang belum menyandang gelar S1.
“Kita mengutamkan menerima guru sudah menyandang gelar S1. Akan lebih baik lagi kalau sudah sertifikasi. Sebab kalau belum sertifikasi nanti akan menjadi beban lagi, butuh biaya untuk sertifikasi. Mengingat biayanya cukup besar. Kapan lagi kita akan meningkatkan pendidikan kalau terus membiayi kualifiasi atau sertifikasi. Sebab kita berpacu untuk meningkatkan kulitas pendidikan kita,” demikian Habibullah. (04)
Langganan:
Postingan (Atom)